11 September 2013

Hari Ini Aku Merinding Lagi - Part 1

    Hari ini aku merinding lagi, ingat masa-masa dahulu saat telapak tangan berkeringat berbalut chalk tebal, mencoba mencari ceruk tebing untuk mendaratkan jari yang sudah mulai 'ndredeg' alias bergetar hebat saking capeknya. Merinding bener deh saat menatap foto yang gahar ini :
into Pitch I - Tebing Kelud, 8 September 2013 (courtesy : Alex MG)

    Wuih, keren banget tuh adek-adek dari Wapeala (Mahasiswa Pencinta Alam) Universitas Diponegoro. Mereka sedang mengadakan Pendidikan Lanjutan (Dikjut) Rock Climbing (RC) di Tebing Kelud, Jawa Timur. Tim terdiri dari 3 orang, salah satunya cewek booo...
 
     Beberapa malam sebelumnya, adek-adek dari 'fakultas pencinta alam' yang kuikuti dulu semasa kuliah mampir sebentar ke rumah. Kesempatan untuk ngobrol nih, biar tau perkembangan organisasi tercinta yang dulu sempat mendarah daging dan membuatku kerasan di bangku kuliah alias tak segera lulus ;)  Hanya bisa memberikan pandangan berbagai hal seputar manajemen organisasi yang sekiranya bisa membantu mereka menemukan jawaban atas permasalahan keanggotaan yang sedang dihadapi.

    Apapun yang sedang dialami oleh adek-adek saat ini, aku tetap bangga luar biasa pada mereka. Di antara himpitan jatah masa kuliah yang sudah tak sepanjang dulu lagi, mereka tetap aktif berkegiatan di alam bebas, yang notabene selalu menyedot waktu, tenaga dan biaya. Makanya aku tak mau sering ikutan nge-judge berbagai kelemahan mereka yang sering diangkat ke permukaan oleh senior-seniornya, meskipun sebenarnya itu bentuk perhatian dan kecintaan mas & mbak terhadap adek-adeknya. Agar gelora petualang mereka terus menyala. Toh kondisi yang dialami saat ini jelas berbeda dari dulu, duluuuuu sekali saat euphoria menjadi pencinta alam masih luar biasa. 

    Menjadi anggota pencinta alam yang berbentuk organisasi memang tak semudah kelompok pencinta alam yang tak punya AD / ART, yang cukup berkumpul di suatu tempat sebelum menyandang carrier untuk melaju ke lokasi pendakian / pemanjatan / pengarungan / penyelaman. Mereka yang setelah berkegiatan bisa pulang ke rumah dan tak perlu memikirkan lagi minggu depan atau bulan depan harus ada kegiatan apalagi. Belum lagi saat harus bertanggung jawab secara finansial kepada pihak universitas yang telah memberikan suntikan dana untuk program-program besar. Butuh ekstra pemikiran dan kesediaan meluangkan waktu untuk menggagas program-program rutin yang wajib ada dalam hidup sebuah organisasi. Jadi tak hanya sekedar naik gunung sini, panjat tebing sana, arung jeram di sungai situ, diving di kepulauan ini, dan sebagainya. 

    Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Kira-kira begitulah peribahasa yang bisa diambil untuk menggambarkan repotnya menjalankan organisasi pencinta alam. Menghidupkan nyawa organisasi sekaligus membentuk anggota yang tangguh. Tangguh secara fisik maupun mental. Secara fisik jelas sudah, masak berpetualang tanpa latihan fisik, emang di sana nanti mau digendong melulu? :D  Lalu kenapa harus tangguh secara mental juga? Harus tegar saat berpetualang ya, enggak cengeng, enggak panggil-panggil mami papi?  Itu sih harus. Bukan, bukan itu maksudku. Jauh lebih dalam lagi, ketangguhan mental yang mampu membuat seseorang tetap berada di baris terdepan organisasi, bahkan saat organisasi itu sedang terancam bahaya. 

    Bahaya itu bukan dalam bentuk serangan fisik dari pihak luar, itu sih sudah kuno, sudah tak layak adu fisik. Mahasiswa kok 'gelutan', ora mutu :D  Bahaya laten seperti malas, tak mau repot, mudah menyerah sebelum berusaha, naaahh... itu dia maksudku. Pencinta alam dalam wadah organisasi butuh regenerasi, harus terus hidup dari tahun ke tahun sebagai wujud eksistensi. Menggagas masalah regenerasi memang tak akan pernah ada habisnya. Ada yang ngotot tentang kualitas calon anggota yang akan diterima, ada juga yang bilang kuantitas anggota itu perlu. Semua itu kembali lagi kepada kebutuhan organisasi, mau dibawa kemana para petualang dan pencinta lingkungan ini bergerak di masa depan. Ini juga tantangan lho,  justru lebih sulit dibandingkan teknik travers 5 pitch ataupun ber-hanging bivoak ;)

    Sungguh, meskipun sudah tidak aktif berkomunikasi dengan adek-adek ini, setiap kali mereka 'tembus' ke berbagai destinasi petualangan, selalu aku merinding lagi. Ingat tentang kekompakan, persaudaraan, dan pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapainya. Petualang itu butuh tantangan Dek, kalau belum nemu tantangan, sana gih buruan dicari. Semangat terus ya dekadek...


masih merinding saat ingat ikatan persaudaraan utk mencapai Puncak Garuda (Merapi)

23 komentar:

  1. Nah saya dulu latihan naik dan turun tebing di Gunung Toegel-Jawa Tengah. Asyik lho...pakaian PDL, reansel dan senapan
    Kapan2 naik tebing bersamaku yuk jeng....
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hoahahaaa...boleh dhe, milih tebingnya yg horizontal aja ya, klo yg vertikal wes gak kuat pakdheeee :D

      Hapus
  2. dulu sempat mw ikut mapala tp g dpt izin,jd ikut taekwondo deh hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. weits, kudu hati2 nih klo deket2, bisa kena tendang :D

      Hapus
  3. Hahaha nek saiki wis gak kuat gembolane ya Mbak :)

    BalasHapus
  4. Iya kak.. aku akan semangat mencari tantangan :D
    Setuju mba, aku juga kebawa ke masa lalu kalo liat foto2 atau bercerita lagi tentang kegiatan masa sekolah dulu. kekompakan & persaudaraan... hiks bisa balik muda lagi nggak ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mba, kenangan masa muda terlalu manis dan melekat utk diingat :)

      Hapus
  5. membaca artikel ini, saya jadi rindu untuk kembali menjelajah dari gunung ke gunung serta masuk di tengah hutan belantara......menapakkan kaki mencoretkan tinta kenangan akan kelompok pecinta alam....salam :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. monggo 'ngalas' lagi pak, gak usah yg banyak tanjakannya tapi, mari kita cari jalur yg mendatar saja :D

      Hapus
    2. kalau naik ke gunung itu, kebanyakan jalannya nanjak ,,namanya juga mendaki....kalo jalan datar..jarang aku temukan loh , kecuali kalo di kaki gunung.. :-)

      Hapus
    3. saya kan gak bilang naik gunung pak, "ngalas" itu lebih bebas penerjemahannya hihiiii...

      jangankan sekarang saat perut dan pantat sudah tidak bisa diajak berkompromi, dulu saja saat badan masih kayak tiang listrik selalu gembira saat menemukan jalan datar. pasti langsung teriak "bonuuuusss..." :D lumayan untuk mengistirahakan otot betis yang berasa mau meledak ;)

      Hapus
  6. wah seniorita :)
    sekarang ini yuniorita sedang menjalani masa-masa itu, hehe
    sosok2 seperti mas-mas dan mbak-mbak lah yang jdi penyemangat, lha yang orang jadul jaman susah aja bisa kok, masa kami ndak bisa? tapi ternyata justru itu tantanganya, menjadi orang zaman sekarang lebih susah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku jan2e risih lho wuk klo dengar kata senior atau junior. we are all the same in gaining such precious wild time. bedanya aku lahir lebih dulu dari kamu, jadi ya cuma lebih tua aja sih hehee.. koyok wong ospek ae ono senior barang :p

      sama susahnya sih sebenarnya, cuma tantangannya aja yg beda. Ayo, taklukkan tantanganmu, buktikan klo yg lebih muda itu tak hanya lebih berotot, tapi juga berotak. Fair enough? *hug n kiss foyya

      Hapus
  7. Seneng ya jadi team Pencinta Alam *dulu aku enggak boleh waktu kelas dua SMA

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku sebenarnya juga gak boleh mba sama alm bapak, tapi tetep nekad aja hihihiii... sampe sekarang masih teringat saat dimarahi beliau gara2 nilai kuliah hancur lebur :D

      Hapus
  8. Mbak Uniek dulunya tomboy ya.. Sekarang ayu gitu #ngira-ngira...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihiiii...suwun lho Bunda Lahfy, ternyata ada juga yg bilang saya ayu :D *jadi megar mingkup nih lubang hidungnya :D

      Hapus
  9. Balasan
    1. hayuuukk aja, klo aku sih sekarang udah nyerah, gak kuat :p

      Hapus
  10. Kalo aku panjat dinding keknya ga bakalan naik-naik mbak. Keberatan badan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaaa...sama mba, aku juga udah keberatan nih badan, menyerah pada gravitasi bumi :D

      Hapus
  11. Wah keren ya. Aku sih lewat yang begini2, kecuali ada mau bawain tandu haghaghag. TOp deh.

    BalasHapus