27 November 2015

Petualangan Rasa




Liburan mana liburaaaann....

Sepertinya mendamba liburan itu sudah kebutuhan banget ya untuk para buruh sepertiku ini. Dari Senin ke Sabtu, dari pukul delapan hingga pukul enam belas, harus menjelajahi nikmatnya perjalanan waktu bersama para abang mandor tercinta di pabrik ;)  Instruksi-instruksi yang tak bisa dihindari, tatapan tajam yang seakan mengejar sukma, hingga berbagai situasi heboh yang terus mewarnai hari-hariku. *sepertinya memang butuh liburan nih, sudah 'mumpluk' banget imajinasinya

Liburan tak berarti harus off dari pekerjaan dalam waktu yang lama. Bisa berada di rumah dan geluntungan seharian bersama bocah-bocah itu rasanya sudah surga banget. Tak perduli jeritan dan teriakan anak-anak yang hobi banget bertengkar itu, tetap rasanya luar biasa bisa menghabiskan waktu bersama mereka. 

Apa saja sebenarnya yang bisa dilakukan saat sedang quality time begini dengan anak-anak bagi ibu bekerja di luar rumah sepertiku? Banyaaaakkk.... Mengajarkan cara menyapu ke si sulung bisa, mengajak cuci baju bareng-bareng pun asyik, memeriksa PR di week end ceria, melongok kamar anak-anak yang berantakan dan mengajak untuk membereskan.... wooww... sepertinya bakalan si bocah yang gantian stress nih kalau ibunya di rumah wkwkwkk...

Oke oke, skip saja ya yang bagian horor di atas tadi. Lebih asyik deh kalau bisa 'cari angin' bersama anak-anak.

Berhubung Sabtu aku masih harus kejar setoran di kantor, jadi week end berasa kurang maksimal. Bersyukur masih ada hari Minggu dimana aku bisa berada di samping anak-anak sepenuhnya. Pilihan untuk bepergian pun bervariasi. Kadang-kadang anak-anak minta ke Perpustakaan Daerah. Di sana ada kid ground nya yang bikin bocah tak mau diajak pulang.  Sedangkan buku-buku cerita kesukaan si sulung pun berjejer rapi, mulai dari buku lama hingga yang terbaru. Seringkali emaknya sudah ngantuk dan lelah membaca, anak-anak masih asyik saja di sana.

Selain ke perpustakaan, kami juga sesekali melakukan petualangan rasa ke berbagai warung makan. Ya soalnya gini...eh... anu... ibu bocah-bocah itu nggak bisa masak sih *fiuuhh elap keringet mau terus terang gini. Jadi lebih asyik sepertinya kalau jajan together saja :)

jajan di Richeese Factory

Waktu ada pembukaan outlet baru Richeese Factory aku sempat mendapatkan undangan soft launchingnya. Begitu anak-anak tau ibunya pernah makan di sana, tentunya dong mereka juga ingin merasakan seperti apa nikmatnya ayam saus barbeque yang dicocol ke keju. Ada yang belum pernah? Melasi banget sih hihihi... *sawuri keju mbledrek :))

Nongkrong cantik di D'Cafe MG Suites Semarang

Pernah juga nih ajak anakku saat nongkrong bareng dengan teman-teman kuliah dulu. Emaknya ngobrol ngalor-ngidul, si bocah bisa bebas bereksperimen dengan makanan yang tersaji di depannya. Seperti di D'Cafe yang terletak di lantai bawah MG Suites ini. MG Suites merupakan hotel plus apartemen yang lengkap fasilitasnya. Yang paling penting ada cafenya yang enak banget untuk nongkrong ini. Berada di pinggir kolam renang yang seakan-akan menggoda untuk diceburi.

Kenapa sih kok anak-anak itu senang sekali ya diajak jajan di luar?

<<SUDAH JELAS MASIH NANYAK...YA IBUNYA GA BISA MASAK>>

Hehehehe... iya sih iya... ngaku deh.

Paling sering di rumah sih masak sup, sayur bening bayem, sayur asem, lodeh, telur balado, dan masakan lainnya yang tak harus pusing-pusing meracik bumbunya lah. Itu juga perbandingan antara memasak dan beli lauk lebih sering beli lauknya.

Untuk sarapan lebih sering bikin yang praktis-praktis aja. Di kulkas sudah nyetok berbagai 'senjata' sarapan, seperti telur, nugget dan sosis. Bahan-bahan ini bisa diolah menjadi apa saja maupun digoreng apa adanya.

Paling gampang ya bikin nasi goreng yaaaa... campurannya bisa menggunakan bahan-bahan di atas. Nasi goreng telur sudah pasti yang paling simpel. Tinggal ditambahkan bahan lain sesuai persediaan saja. Bila sosis masih ada, bisa langsung  ditambahkan pula ke dalam campuran nasi goreng tersebut.

Pernah sempat gaya-gayaan bikin nasih gurih nih, yang paling gampang caranya ya dengan menggunakan magic com saja. Beras, santan, garam dan serai saja waktu itu, nggak pake ketumbar dan lain-lain seperti nasi uduk itu. Yang penting ada rasanya hahahhaa... Mau gampangnya aja kan ya si ibu ini? :)  Untuk pendamping kusediakan kering kentang (beli dong, masak bikin sendiri hihihiii), abon, dan irisan telur dadar. Kok ya tetep loh anak-anak request digorengin sosis.

Sosis rupanya memang idola banget nih untuk anak-anak. Berbagai jenis sosis pernah kubeli untuk mereka, dari yang harga normal hingga sosis jenis bradwurst yang lumayan banget harganya ;)  Ternyata kekuatan rasa sosis ini rupanya tak lepas dari pengaruh seasonings dan spices yang terkandung di dalamnya. Salah satu seasoning ternama untuk produk daging olahan yang telah lulus LPPOM-MUI dan mendapatkan sertifikat halal dari HFFIA (Halal Feed and Food Inspection Authority) adalah merk Wiberg yang ada di seasoning markaindo. Wiberg dibuat untuk menjaga konsistensi rasa olahan daging agar konsumen tidak kecewa saat menyantap produk favorit mereka dari waktu ke waktu. Misalnya ya kita suka sosis A, tentu saja kita berharap saat membelinya di kemudian hari rasanya ya tetap sama seperti itu. Di situlah peran seasoning semacam seasoning markaindo dalam mengkonsistenkan rasa.

Selain sosis ada lagi produk olahan daging yang menjadi kesukaan anak-anak : bakso. Selalu ada bakso di kulkas untuk persediaan. Bisa dimasak dan menjadi campuran sup, tumis dan capcay. Kalau lagi males banget ya tinggal dibikin bakso kuah. Gampang banget kan tinggal ditumiskan bawang putih, masukkan kaldu, cemplungin deh baksonya. Sawi dan mie bisa ditambahkan seperlunya.

Tapi nih ya, kalau mau bicara jujur, kenapa ya kalau beli bakso di warung yang spesialis bakso itu rasanya bisa khas banget. Sudah beli tongjay yang katanya bisa bikin sedep kuah bakso itu tetap saja tidak bisa seperti yang dijual di warung itu. Hihihiii... makanya kalau pas kepengin banget jajan bakso meluncurlah kami dalam petualangan rasa ke warung bakso yang telah cukup tenar kesedapannya, seperti bakso Pak Wardi di depan RS. Telogorejo, bakso Krebo di Banyumanik (daerah atas), bakso Kuncoro di dekat swalayan ADA, warung bakso samping ADA Siliwingi, bakso Doa Ibu di Lamper, ataupun bakso Mawardi di daerah Telogosari.

Padahal ya bakso ya, segimana sedapnya sih sampai warung-warung bakso itu terkenal banget rasanya?

Susah jawabannya bila belum membuktikan sendiri rasa dari masing-masing sajian tadi. Hayuk berpetualang rasa kalau gitu yuuuukk...

12 komentar:

  1. Bakso malvinas yg arah pedurungan enak mak kata bojoku, kalo aku lbh suka cak man

    BalasHapus
  2. Waduh ini lagi gerimis di tempatku, jadi pingin makan bakso.
    Bakso diberi mie dan sawi enak bangeeetttt *lap iler :D

    BalasHapus
  3. Makan bakso hasil beli pun beda kok rasanya antara makan di tempat dengan dibawa pulang. Hehe.. Enakan makan lgsung dinwarung baksonya. Wes to mba un, aku temani jd emak gagap dapur, rasah njajal nggawe bakso dewe. :D

    BalasHapus
  4. Ayam saus barbeque cocilan kejh sama bakso, hmmmm favourite NAJIN nih, doyannnnn

    BalasHapus
  5. Paling sering jajan bakso sama mie ayam..., soale anak-anak senengnya itu sih... *padahal mbokne sing seneng...haha

    BalasHapus
  6. aaak, udah lama ga ke semarang, jadi kangen jalan2 sambil jajan kulineran :3

    BalasHapus
  7. Aq doyan bakso mb :) yang penting halal wes

    BalasHapus
  8. Aku kok ngecesss ya liat itu ayam yang dicocol saus keju.. Hmmmm

    BalasHapus
  9. Aku kok ngecesss ya liat itu ayam yang dicocol saus keju.. Hmmmm

    BalasHapus
  10. yam ampun aku sampai sekarang belum pernah nyobain mbak, aku harus ke semarang deh bar ditraktir. Kalau di bekasi kan harus bayar sendiri

    BalasHapus