09 November 2015

Teman Maya yang Manis



Memang benar ya tak bisa disangkal lagi bila kita katakan jaringan internet itu bisa menembus jarak dan waktu. Berbagai kemudahan diperoleh manusia dengan adanya kesempatan berinteraksi secara cepat dengan orang di belahan bumi yang berbeda hanya dengan sekali klik. Tak hanya melalui komputer atau laptop saja loh ini, melalui handphone pun kemudahan ini ibarat membalikkan telapak tangan saja.

Salah satu penyumbang kemudahan dalam pertemanan tentu kita sudah paham sekali ya dengan yang namanya Facebook. Sebenarnya banyak sekali sih aplikasi sosial media yang lain seperti G+, twitter, instagram, LinkedIn, WAYN, dan masih banyak lainnya. Namun kali ini aku sedang ingin membahas facebook nih.

Pertama kali dulu jadi jamaah pesbukiyah rasanya sudah nge-heits banget jika sudah punya akun FB. Semuaaaaa orang dari masa lalu coba dicari, mulai dari teman kuliah hingga teman SD saja ketemu. Tentu saja yang bersangkutan (yang sedang dicari itu) juga punya akun FB loh ya. Apalagi bila teman kita itu tidak menggunakan nama yang aneh-aneh macam D3nN153 ataupun Rossye Cemumuth Eeaa. Akan lebih mudah menemukan seseorang di sosial media manakala yang bersangkutan menggunakan nama panggilan yang cukup populer. Bahkan jauh lebih mudah bila teman kita itu menggunakan nama aslinya. Sekali masukkan di kotak searching google, dalam hitungan detik maka kita bisa langsung menemukan orang yang kita cari.

Hanya mencari teman lama sajakah melalui dunia maya?

Setelah beberapa saat menggunakan sosmed aku pun berkenalan dengan banyak teman baru. Awalnya mungkin itu teman dari teman kita yang ada di friend list. Lama kelamaan lingkaran pertemanan ini berkembang. Benar-benar membentuk jejaring bila kita memanfaatkannya dengan optimal.

Apalagi setelah aku mulai belajar ngeblog nih. Untuk sharing artikel yang kita buat, sosmed memegang peranan penting. Kita jadi bisa berbagi postingan dengan teman-teman yang ada di dalam jejaring yang kita buat itu. Saling berinteraksi satu sama lain via blog, berlanjut terus dengan dukungan sosial media. Bahkan ya, banyak loh teman blogger yang semula tidak kukenal satu sama lain. Hanya berbekal komentar di blog dan dilanjutkan dengan say hello di sosmed, teman maya yang manis pun akhirnya semakin meningkat.

Iya loh, teman baik di dunia maya tak kalah pentingnya dengan teman yang kita temui sehari-hari di dunia nyata. Saat sedang sendiri pun, ratusan teman maya masih setia menemani. Yang perlu diingat sih, jangan sampai ya teman maya ini membuat kita menjauh dari teman kita yang ada di hadapan mata. Ingat nggak sih kalimat satir yang menyatakan : mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. No way yaaa... semua teman perlu kita perlakukan dengan sebaik-baiknya.

Aku lupa yang satu ini. Pernah ya suatu kali bertukar sapa dengan seorang teman maya yang tempat tinggalnya sangat jauh dari rumahku. Beda kota, beda propinsi. Waktu itu dia masih sering menyapa dunia lewat kalimat-kalimat manisnya di blog. Entah sekarang kok rasanya sudah agak jarang. Atau mungkin aku saja ya yang kurang bewe ;)

Satu yang menautkan kami waktu itu adalah masalah ransel. Hahahaa... iya, RANSEL. Seru sekali saat aku dan dia membahas ransel yang berbeda jaman. Hanya mereka yang pernah hidup di era 90 an dan aktif menggunakan ransel naik gunung yang tau guyonan kami berdua.

Ransel cagak. Dia bilang kalau dulu saat aku naik gunung masih menggunakan ransel yang ada cagaknya (cagak = tiang). Padahal ransel di jaman aku dulu suka keluyuran sih sudah tidak begitu bentuknya. Becandaan di antara kami berdua ini sepertinya menjadi sebuah penegasan bahwa kami berdua berasal dari era yang sangat jauh berbeda. Heiii...dikira aku seangkatan dengan Nyonya Meneer apaaahhhh...

Kami berdua belum pernah berjumpa sebelumnya. Pertama kali bertemu ya pas event Blogger Nusantara di Yogyakarta tahun 2013. Senang sekali berjumpa dengan blogger manis yang punya 'ciri khas' ini. Aha, ciri khasnya itu tak perlu disebut ya, hanya 'yang tau' yang bisa mengungkapkannya :)

Tak sempat ngobrol lama, hanya bersapa satu dua kata, namun entah mengapa suatu hari aku menerima foto ini di sosial media : 




Lupa, dulu dalam rangka apa ya Priit mengirimkan foto ini. Sebelum ketemu di BlogNus bulan Desember 2013 itu dia sempat menelponku sekali. Nggak jelas sih waktu itu dia nelpon untuk apa. Yang jelas, sejak telpon pertama itu, terungkap bahwa kami berdua adalah mantan pengguna ransel dengan rentang usia yang cukup jauh. Nah... teman maya yang manis ini pun lalu memanggilku Bulik. Huh...nyebelin deh :D  

Tak cuma dia yang memanggilku seperti itu, banyak blogger dari Jember yang memang dekat dengan Priit pun ikut-ikutan memanggilku seperti itu. Hiks...hancur sudah pasaran tante-tante yang imut manis dan kenyal ini hahahaha... 

Priit... aku rindu padamu Nduk... kamu kemana saja sih kok ga pernah nongol lagi? Sibuk opo to Cah Ayu?

18 komentar:

  1. Aku panggil Bulik juga ya, karena aku sejaman dengan Prit .. :D

    BalasHapus
  2. Senang ketemu mereka. Saya sudah 4 kali ketemu mereka di Tuban, Jember, Jombang, dan Yogyakarta.
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
  3. Salam kenal mb Unik :) manisnya bisa kopdar, semoga ada acara blogger nusantara lagi dan bisa ikutan,

    BalasHapus
  4. Aku juga teman maya yang manis... eh ^_^

    BalasHapus
  5. Baca cerita bulek uniek aku jadi ikut senyum senyum..* lalu benerin kepangan rambut

    BalasHapus
  6. Manis dan kenyal.. ahay.. berasa puding jelly ya bulek

    BalasHapus
  7. Aduuh...imut gitu kok dipanggil Bulik siih...., Budhe aja napa? *dibalang martabak karo mb Uniek... hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Man eman martabake dibalangke mba, takmaem dewe wae yoh...ojo dadi atimu loh mba xixixixiiii

      Hapus
  8. Kalau saya malah jarang ngesosmed bulek.... :D Hp aja jarang-jarang megangnya, paling paling kalau jam istirahat atau pas waktu istri telpon.

    BalasHapus
  9. Hai Bulik yang manis :) Alhamdulillah kabar kami baik.

    Sudah tujuh bulan ini kami tinggal di sebuah rumah kontrakan di pinggiran kota Jember. Nama daerahnya, Kalisat. Ia merupakan sebuah kecamatan di Jember Utara. Terus dikit lagi ada kabupaten Bondowoso, lalu Situbondo alias Panarukan, terus kalau nyeberang laut bisa sampai ke pulau Madura --lewat Kalianget, Sumenep.

    Di sini sepi. Selain sedang mencari udara segar, kami sedang belajar lagi bidang literasi. Saya sudah jarang berburu capung dan serangga aneh, sebab di sini capung sering datang sendiri tanpa diundang. Sesekali kami juga melihat seekor ular kecil melintas. Maklum kontrakan kami mepet sawah.

    Kemarin pagi --29 November 2015-- Prit mewek sebab ia di-php sama tespek. Saya bilang, sing sabaaaar. Lha kok tambah mewek. Yo wis, akhire aku melucu nang ngarepe ojob, sampek de'e ngguya-ngguyu maneh. Lalu kami habiskan waktu dengan jalan-jalan. Duh, bahasane campuran rapopo yo Bulik.

    Kami melewatkan sore di sebuah perumahan dekat areal kampus Jember, di JL. Kaliurang. Dengan hanya memakai celana pendek, iseng-iseng saya membawa Prit masuk sebuah perumahan. Masih gres. Masih ada sederet rumah yang baru dibangun. Tanah kaplingan yang kosong pun masih tersedia. Lagi, karena iseng saya bicara sukur njeplak, nawar sebuah rumah mungil tipe 30, luasnya hanya 60 meter persegi. Ternyata bisa dicicil lewat KPR. DP sepuluh juta, tapi bisa dicicil selama empat kali. Sisanya, kredit selama dua puluh tahun. Tiap bulan kami wajib membayar sejumlah 698 ribu rupiah. Untuk memiliki rumah semungil itu, kami harus punya uang total sejumlah 115 juta, tapi kan iso dicicil.

    Namanya juga iseng. Setelah itu kami pulang dengan membawa segenggam harapan. Sepertinya kami bisa memiliki rumah. Ternyata masih ada masalah, kami tak punya slip gaji. Kata teman satu band, "Gampang, iku iso diakali."

    Bulikku sing ayu generasi Mel Shandy, doakan kami. Saya hanya ingin seperti Bulik dan sedulur blogger lainnya yang lebih dahulu menghadapi kenyataan. Kami ingin menua bersama, menikmati wedang jahe atau kopi atau apapun di sore hari, duduk di kursi pentil depan rumah sambil menanti buah hati datang membawa cerita. Kemudian, tentu salah satu dari kami akan lebih dulu selesai melaksanakan hidup. Alangkah tidak menyebalkannya jika menua bersama dengan cara sederhana seperti itu, seperti yang dilakukan manusia-manusia sebelum kita.

    Duh, komentarku kok dowo yooo...

    Bulik, kami menyayangimu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah mendengar kabar terkini Masbro dan Priit, semoga selalu 'tamasya' ya perjalanan kalian, seberat apapun itu, bakalan nikmat kalau terus disyukuri. Hadeehh...iki ngopo aq koq njuk komen sok wise ngene ya hahahaaa.. Hayok Priit kapan dolan mrene nyang Semarang, ngko medun sepur akeh becak koq, tenang ae, ra sah numpak angkot :)

      Hapus