01 Maret 2017

Alergi? Yuk Kenali Jenis dan Gejala-gejalanya



Wah, kok ini banyak bentol-bentol merah di kulit anakku yaaa...

Duh, kesian banget sepagian ini si kecil garuk-garuk badannya mulu.

Duhai ayah dan ibu, pernah nggak sih merasakan sedihnya hati saat si kecil sedang terserang penyakit? Penyakit apaaaa saja, mulai dari panas, demam, gatal-gatal dan beraneka hal-hal tak menyenangkan yang terjadi pada buah hati kita.

Sebagian di antara faktor penting yang mempengaruhi kesehatan tubuh kita memang berasal dari daya tahan tubuh. Jika daya tahan tubuh bekerja dengan baik tentunya kita tak akan mudah terserang penyakit. Namun akan berbeda lagi ceritanya jika sistem imun balik menyerang tubuh, sebagian di antaranya akan menyebabkan beberapa masalah yang dikenal sebagai alergi. Jenis alergi sendiri variatif, tergantung apa sumbernya dan di mana ia akan menyerang.

Taukah apa saja yang bisa memicu alergi itu?

Berbagai pemicu alergi biasa disebut dengan alergen. Adapun alergen itu bisa bermacam-macam, mulai dari bulu binatang, debu, sampai makanan tertentu seperti telur dan kacang-kacangan. Ketika alergen bersentuhan dengan tubuh, bisa dari sentuhan atau sempat masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh memproduksi sejenis protein yang menyebabkan reaksi tidak wajar (sumber : alergianak.com).



Hanya saja tak bisa dipungkiri bahwa resiko terbesar ada pada bayi. Di usia-usia yang masih dini ini memang daya tahan tubuh bayi masih sangat rentan. Aku jadi ingat saat kedua buah hatiku masih berusia batita, adaaaa saja masalah kesehatan yang terjadi pada mereka. Sudah kenyang banget dinasehatin orang : sabar ya, memang umur-umur segitu lagi sering-seringnya kena sakit. Duuuh... maunya sih ngga usah kena penyakit ya. Kalau anak sakit tuh bawaannya udah ga bisa mikirin hal yang lain. Kerjaan rumah jadi tak kunjung selesai, tugas-tugas di kantor pun berantakan. Ya gimana mau konsentrasi kan kalau pikiran kita nyangkut di anak terus.

Salah satu problem kesehatan yang kerap terjadi pada bayi adalah alergi. Dari sekian banyak jenis, berikut ini setidaknya alergi yang paling sering menyerang bayi hingga usia anak-anak : 
  1. Alergi susu sapi. Produk susu sapi menjadi makanan pokok bagi sebagian besar bayi, namun beberapa diantaranya memiliki intoleransi yang cukup tinggi sehingga menyebabkan tubuh menolak saat diberikan laktosa. Hal ini menyebabkan beberapa gejala seperti diare, muntah hingga gejala pada kulit yaitu bintik-bintik merah. Jadi hati-hati dalam memilihkan produk susu untuk anak. 
  2. Alergi rhinitis. Rhinitis ini merupakan peradangan yang terjadi pada saluran pernapasan, gejala utamanya adalah bersin, hingga keluar ingusnya. Bisa disebabkan beberapa hal salah satunya adalah kondisi cuaca. Ketika musim hujan tiba umumnya bayi akan terserang masalah ini. 
  3. Asma. Sesak napas nyatanya tak hanya dialami oleh orang dewasa saja, melainkan juga sering terjadi pada bayi. Tentu saja hal ini akan sangat menganggu karena bayi jadi tak bisa bernapas secara normal dan menyebabkan supply oksigen kedalam tubuh juga terbatas. Asma juga terjadi ketika cuaca atau suhu udara tengah dingin. 

Patut untuk diingat jenis alergi yang paling sering menyerang bayi dan anak-anak tersebut. Orang tua juga harus tau apa solusi untuk mengatasi dan kendalikan alergi tersebut. Meskipun dalam gejalanya sangat ringan, namun hal ini tidak bisa kita biarkan saja, akan ada dampak secara jangka panjang. Enggak mau dong kalau anak kita bakalan terkena resiko dari alergi itu terus-menerus.

Beberapa fakta kesehatan seputar alergi yang kudapat dari American Academy of Allergy Asthma & Immunology ini bisa dijadikan masukan lho :
  • Menyusui secara eksklusif (atau menggunakan formula hypoallergenic) hingga enam bulan pertama usia bayi dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.Otomatis aktifitas breast-feeding ini akan menunda atau mencegah atopic dermatitis dan alergi susu.
  • Membatasi diet ibu selama kehamilan atau saat menyusui belum terbukti membantu mencegah berkembangnya alergi.
  • Makanan padat diperkenalkan secara bertahap saat usia bayi enam bulan. Telur, susu, kacang tanah, ikan dan kerang dapat secara bertahap diperkenalkan dengan mempertimbangkan beberapa jenis makanan yang telah ditoleransi oleh bayi kita masing-masing. Faktanya, menunda pengenalan makanan ini malah dapat meningkatkan risiko bayi terkena alergi.
  • Mengurangi paparan dari beberapa alergen pada bayi kita, contohnya tungau debu. Bila hal ini kita lakukan, maka kita dapat menunda atau mencegah gejala alergi atau asma pada bayi.
  • Paparan asap rokok sebelum dan sesudah kelahiran meningkatkan risiko bayi menderita wheezing (mengi) dan asma.

Yuk ah kita kenali jenis dan gejala alergi yang mungkin timbul pada keluarga kita. Maunya sih semua anggota keluarga sehat tenteram dan bahagia. Namun bila si kecil menderita alergi, kita sebagai orang tua mau tak mau harus sesegera mungkin mencari solusinya.

Be healthy and don't forget to be happy....

9 komentar:

  1. yg nomor 2 pernah tuh Mbak. makin gede ilang tapi alergi makanan pabrikan :( makin gede lagi sudah lumayan bisa makan2 olahan pabrik. Bingung juga kalo pas bepergian dan sangu janan yg cocok buat dia. pokokna yg mengandung byk kimiawi nggak tahan Mbak

    BalasHapus
  2. Kalau sudah punya alergi mau gak mau harus menghindari faktor alergen pemicu alerginya, betul banget ASI ekslusif juga meningkatkan daya tahan tubuh

    BalasHapus
  3. Sip. Makasih mb niek infonya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  4. Aku dulu kecil punya alergi tiap makan iklan laut pasti gatal gatal tapi sekarang udah enggak.. kalo ponakanku gk tawar susu sapi jadi belinya yg soya huhuhu

    BalasHapus
  5. Makasih infonya mbak. Banyak orang tua yg jarang mengetahui hal ini

    BalasHapus
  6. Anakku kalo bersih2 lemarinya pasti langsung gatal2 mbak Uniek, melas yaaa

    BalasHapus
  7. Dulu aku juga punya alergi mbak. Sampai kulitku tiap hari bruntus-bruntus, sampai tiap hari pakai baju panjang dan disekolah pakai jaket karena malu. Untungnya sekarang udah enggak.

    BalasHapus
  8. Cepat pulih ya mas Faris ganteeng..

    BalasHapus
  9. Alergi memang banyak jenisnya.. di sini pun tesnya ada et lengkap mba

    BalasHapus