30 Januari 2014

EMAK MELEK INTERNET

Siapa sih yang hingga kini belum kenal internet? Tak melulu akses melalui personal computer maupun notebook, kini koneksi internet telah mewabah secara heboh melalui berbagai jalur. Tak perlu tanam modem lagi, kini berbagai produk telepon selular telah didukung oleh teknologi canggih yang mampu menghubungkan penggunanya ke dunia maya. Saat itu juga, simpel dan dunia pun sudah dalam satu genggaman. 

Benarkah bila dikatakan penggunaan internet ini hanya untuk para pebisnis maupun kaum eksekutif muda saja? Remaja gaul maupun para ABG tanggung pemuja sosial media? Memang merekalah yang mendominasi bandwidth. Namun di balik semua yang kasat mata itu ada satu yang tak bisa dipandang sebelah mata. 

Para manajer rumah tangga alias emak-emak pun kini tak sedikit yang telah melek internet. Aneka rupa pengetahuan seputar urusan rumah tangga tak lagi melulu menjadi ranah buku panduan setebal ganjel pintu. Melalui koneksi internet yang kini bisa didapat semudah membalikkan telapak tangan, para emak telah menemukan jendela dunia yang baru. 

Berbagai situs web berisi konten-konten penuh manfaat dapat diakses setiap saat. Butuh resep ala chef, tinggal klik di mesin pencari. Voila… emak pun dalam waktu yang singkat bisa menyajikan masakan istimewa untuk keluarga. Saat anak sakit dan tak kunjung sembuh meski sudah berulang kali ke dokter, emak pun bisa segera mencari second opinion setelah browsing sana-sini seputar permasalahan kesehatan yang dihadapinya. 

Begitu juga saat pusing tujuh keliling menghadapi rengekan si kecil yang mendapat tugas prakarya maha sulit, emak tinggal klik dan mencari situs yang menampilkan step by step pembuatan hasta karya maupun produk-produk DIY (do it yourself). Bahkan sekedar membeli buku kegemaran emak sekalipun, koneksi internet ini akan mengantarkan emak ke berbagai toko buku online yang harga diskonnya bersaing. 

Nah, saat ada yang bilang ‘bermain’ internet itu banyak efek sampingnya, setujukah kita pada pendapat tersebut? Jangan sekedar menjawab setuju ataupun tidak setuju. Lebih baik kita timbang-timbang lagi, sudah maksimalkah kita memanfaatkan kemudahan yang kini telah kita genggam ini. Apakah internet ini hanya dipakai untuk chatting ngerumpi tidak jelas, ataukah dimampatkan manfaatnya untuk mendulang rejeki? Semuanya kembali pada diri kita sendiri. 

Saling mendukung terhadap penggunaan internet secara sehat memang perlu. Bila merasa kontrol diri masih lemah, carilah komunitas yang bisa memberikan dukungan maksimal untuk hal tersebut. Salah satu komunitas yang ikut andil menumbuhkan keberanian para emak untuk membuka diri lewat dunia blogging adalah Kumpulan Emak Blogger (KEB). Melalui aktivitas blogging ini diharapkan para emak tak sekedar mencari informasi maupun pengetahuan yang dibutuhkannya saja. Lebih jauh lagi KEB mendorong para anggotanya untuk berani menuliskan pengetahuan yang dimiliki oleh emak, menyebarkannya dengan kemasan bahasa khas masing-masing emak penulisnya. 

Tidak sedikit anggota KEB yang mendulang prestasi dalam memanfaatkan waktu dan koneksi internet ini. Berbagai kontes blog berhadiah jutaan rupiah maupun merchandise berharga bisa diraih. Prestasi mengagumkan dari para emak yang selama ini berada di balik layar. Para emak yang memiliki bisnis pribadi pun makin terasah kemampuan promosinya dengan bertambahnya relasi di dalam komunitas. 

So, masih bisa bilang kalau melek internet itu identik dengan mudharat? Please think again




Note : Logo KEB diambil dari web Kumpulan Emak Blogger


29 Januari 2014

Di Balik Hingar Bingar Srikandi Blogger 2014


Entah apa yang terjadi dengan semesta ya, beberapa waktu lalu aku terpilih menjadi salah satu finalis dalam event Srikandi Blogger 2014. Ajang pemberian apresiasi kepada para emak blogger oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) ini dimaksudkan untuk meningkatkan semangat menginspirasi kepada sesama melalui tulisan di blog.

Apalah aku ini dibandingin emak-emak blogger yang lain. Bukannya aku lebih sering ngebanyol lewat tulisan? Aaahh...baik budi nian itu para juri yang memilihku hehehee.. Jadilah aku masuk daftar #50FinalisSB2014

Berbagai penugasan yang diberikan merupakan tantangan tersendiri untukku yang sering keder saat menghadapi deadline. Untuk tugas yang pertama adalah mempromosikan diri di grup KEB. Ah, kecil lah, kan biasa narsis ini, begitu pikirku. Doeeeenggg.... begitu melihat promosi emak-emak yang mendapat giliran sebelumku, kadar narsis dalam diriku langsung turun ke level nol. Ceilah, aku ini bukan siapa-siapa dibandingin mereka :(

Tetapi dukungan para makpan (mak panitia) maupun sesama finalis sungguh menguatkan. "Kuat apaaa... sampe tadi malem kamu masih deg-degan kan?" sembur hati kecilku. Hahahaha...bener banget, bahkan sampai pagi ini tanganku dingin terus dan bolak-balik ke kamar mandi saking nervousnya. Padahal nervous ujian skripsi sudah lewat puluhan tahun yang lalu *alamak tuwir kaleeeee.... ;)

But, the show must go on.... tunggu saja nanti rangkuman promosiku ya para sahabat tercinta. Eike janji deh ntar copy-in ke blog ini *emang siapa yang mau liat?? Hehehehee.... jangan nyengit to dab, doain eike yaaacchhh...


24 Januari 2014

SABAR TAK BERBATAS SANG IBU GURU SEDERHANA

Guru dalam Bahasa Jawa merupakan akronim dari ‘digugu lan ditiru’, yang artinya dijadikan panutan dan ditiru semua tindak tanduknya. Meski sudah lazim kita tahu, tak semua guru masuk kriteria di atas. Toh tak lantas menjadikan kita tak menghargai jasa guru yang telah mendidik kita, bukan? 

Pendidikan bagi seorang anak memang merupakan kebutuhan utama. Seratus persen kewajiban orang tua lah untuk mendidik anak. Ayah dan ibu tetap menjadi sandaran nomor satu meskipun untuk urusan pendidikan formal masih membutuhkan bantuan dari guru sekolah. Ya, guru yang berinteraksi dengan murid-muridnya tak lebih dari separuh hari. Justru dari waktu yang sedikit itulah makna kasih sayang dalam balutan kurikulum teruji sepenuhnya. 

Sejak duduk di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, saya tak pernah bermasalah dengan guru. Mungkin karena anak perempuan itu jauh lebih nurut dibandingkan anak laki-laki. Banyak sekali perlakuan istimewa yang saya terima dari guru-guru sekolah, tak lain dan tak bukan karena sebagian besar dari bapak dan ibu guru itu mengenal orang tua saya yang dulunya menjadi pengajar mereka. Bapak saya memang dosen olah raga. Guru olah raga saya di SD, SMP hingga SMA rata-rata dulunya siswa beliau. Jadi tak aneh bila guru olah raga saya selalu memberikan perlakuan khusus, meskipun itu harus saya bayar dengan kerja keras mengikuti berbagai cabang olah raga dalam tiap kejuaraan antar sekolah. 

Lain halnya manakala memandang perhatian guru kepada murid tanpa embel-embel pengaruh orang tua. Saya jadi teringat guru mata pelajaran sosiologi saat kelas dua SMA. Beliau terkenal sabar dan halus luar biasa. Toh tak urung pernah sekali menampar teman saya yang memang kelakuannya menyebalkan. Tak bisa dibayangkan bagaimana menjengkelkannya teman saya itu, bapak guru yang tak banyak bicara dan lembut perangainya itu sampai sedemikian murka. 

Meskipun saya tak membela teman saya itu, namun apa yang dilakukan bapak guru itu jelas salah. Beliau kurang menangkap esensi mendidik yang sebenarnya. Saya akan coba bandingkan dengan salah satu guru idola saya di masa SMA itu. Nama beliau Bu Kustrisnowati, guru mata pelajaran akuntansi, saya lebih akrab memanggil beliau Bu Kustris. 

Walau tak bisa disamaratakan, memang murid-murid di kelas IPS kebanyakan memiliki perilaku yang lebih ‘unik’. Salah satunya seperti teman saya yang mengalami hal tak enak di atas. Katakanlah namanya Adam (nama saya samarkan). Adam tergolong anak yang ceriwis dan sering mengganggu di kelas. Itu dia lakukan terus menerus sepanjang pelajaran (kecuali di mata pelajaran yang gurunya galak). Pada jam pelajaran akuntansi yang sangat membutuhkan ketekunan dan ketelitian, Adam tetap saja berisik dan tampak sekali mengganggu Bu Kustris yang sedang membantu pemahaman hitungan akuntansi kepada murid-murid yang belum jelas satu persatu. 

Adam bolak-balik menanyakan masalah hitungan yang tak kunjung dikuasainya. Namun kami semua sekelas tau bahwa dia bukannya ingin tau tentang pelajaran, tapi sedang iseng seperti biasa. Entah tidak tau ataupun memang memiliki kesabaran yang tak berbatas, ibu guru nan sederhana ini menjawab tiap pertanyaan Adam yang jelas-jelas menyita waktu. Teman-teman lainnya yang ingin bertanya pun jadi sebal meskipun hanya diam karena sudah tau watak anak yang satu ini. Adam, si jejaka tanggung dari keluarga kaya, yang mungkin segala tingkah laku dan keinginannya dibenarkan oleh kedua orang tuanya. Tak merasa bahwa menggoda guru atau orang tua itu adalah satu hal yang tak pantas. 

 Bayangkanlah, seorang ibu guru sederhana yang harus demikian sabar menghadapi muridnya, demi sesuap nasi dalam menghidupi keluarganya. Sungguh saya angkat topi setinggi-tingginya untuk beliau. Tanpa merasa marah dan terhina, Bu Kustris tetap sabar dan lembut perlakuannya. Tak hanya kepada Adam, namun juga kepada sebagian besar murid bandel lainnya yang tau Bu Kustris tak pernah marah sehingga sering menjadikan beliau sebagai sasaran keisengan mereka. 



Saat ini Bu Kustris telah memasuki masa pensiun. Sudah lama beliau tidak mengajar. Kebetulan sekali saat menghadiri arisan mantan guru di kediaman orang tua (ibuku dulu rekan sejawat Bu Kustris) setahun yang lalu, ada kesempatan bagi saya berjumpa dengan beliau. Dua puluh tahun sudah saya tak pernah bertatap muka dengan beliau, rupanya tak ada perubahan dalam diri guruku yang sabar ini. Masih sederhana dan lemah lembut seperti dahulu. 

Ah ibu guruku sayang, hanya Allah lah yang bisa membalas semua jasa baikmu dahulu. Mengganjar sabar tak berbatasmu dengan pahala tak terkira. Semoga sehat selalu, Bu. 


*Ini tulisan versi aslinya, adapun yang telah tayang di Citizen 6 - Liputan6.com berjudul Bu Kustris, Sosok Sang Guru yang Sederhana sudah mengalami perubahan oleh redaksi

20 Januari 2014

Piwulang Seka Rewang

http://karya-apa-adanya-saja.blogspot.com/2013/03/hujan-deras-berpetir-dan-angin-ribut.html
Oalah, wis telung dina iki Semarang udan terus, seka isuk umun-umun nganti tengah wengi. Jaaan udan ra ono mandhege. Sok dhong deres, sok dhong mung grimis, sing jelas ra entek-entek banyu sing utah seka langit kuwi.

Musim udan ngene iki pancen marai perkara. Akeh sanak kadang sing omahe kebanjiran. Muga-muga enggal diparingi kalonggaran dening Gusti, ndang surut banyune. Alhamdulillah omahku ora kebanjiran. Ning dina Setu wingi, tanggal wolulas Januari aku kepeksa mbolos, ra mangkat ning kantor mergo sakndalan-ndalan banyune wis tekan dhuwur dhengkul. Heleh, mung mlebu setengah dina wae owg, eman-eman mesin montorku aah... *mbalik njingkrung krukupan kemul :)

Duruh meneh urusan kumbahan. Masiya nganggo mesin cuci, ning yen ora dipepe kena srengenge, tetep wae pas wis garing klambine mambu. Meh disuntaki pewangi klambi sakgalon yo tetep wae amem rasane. Wangi campur bacin ngono loh dadine. Byuh byuuuhh... anakku wedok wis protes kok, jarene seragam sekolahe mambu ora enak. "Lha piye, po meh mangkat sekolah nganggo sarung?" taktekoni ngono wae :D

Biyasane ncen urusan ngumbahi ki wis ditindakke rewangku pocokan. Jenenge Budhe Tari. Ning pas dina Setu iku Budhe Tari ora iso mangkat mergo omahe kebanjiran. Omahe cedhak Masjid Agung Jawa Tengah. Masjid gedhe magrong-magrong sing kahanane beda kaya langit lan bumi karo omah-omah penduduk ning sekitare. Omahe Budhe Tari iki yen udan mesti kebanjiran, yen pas angine gedhe mesti gendheng omahe akeh sing tiba. Jan melasi tenan. Muga-muga diparingi sabar yo Dhe.

Rewangku iki ora kakehan omong uwonge. Angger teka pas jam setengah sanga isuk, langsung nyandhak kumbahan. Sakbare ngumbahi lan mepe, deknen bablas nggosok. Mengko pas jam setengah sepuluh anakku lanang mulih seko PAUD, Budhe Tari gage-gage ndulang. Anakku lanang arang banget le gelem sarapan, biasane mung ngombe teh sakclegukan lan nithili roti marie gosong kagungane yangtine. Bar ndulang Budhe Tari nutugke anggone nggosok. Bakda Dhuhur deknen ngaso lan mangan awan. Njur sing paling keri ditindakke yaiku nyapu lan ngepel. Jam telu utawa setengah papat biyasane wis dipethuk anake.

Sakliyane menengan lan sregep, rewangku iku jujure pol. Tau nemu duwit satus ewu ning sak kathok jinsku yo dibalekke. Padahal aku wes lali lho, saking akehe duwit ning sak (duwit kricik mangatusan maksudku) hehehee... Dompet, hape, jam tangan lan sembarang kalir sing dho ting glethak ning meja yo ora tau ilang. Jan marai tambah tresna wae aku marang rewangku iki. *B.Tari : yen tresna undhakke bayarane to jeng, eeeh....spleteran :D

Mula aku yo sok nggumun marang para rewang sing senenge tumindak julik. Contone yo iki. Isuk mau aku maca status fesbuke kancaku sing lagi blanja ning pasar. Deknen uripe ning Jakarta, dadi ya akeh-akehe obrolan ning pasar ya nganggo loe guwe ngono kae. 

"Bang, iklan salmon berapa Bang?"
"Sekilonya seratus ribu sekian Neng."
"Kalo ikan mujahir, Bang?"
"Dua  puluh lima ribu."
"Ya udah mujahir aja ya Bang."

Ana bocah wadon loro lagi takon rego iwak, umur-umurane yo sekitar limolas nganti pitulas taun lah. Sing tekon karo bakul iwak mau Si A. Si A dijawil-jawil karo kancane Si B, glenikan nganggo Basa Jawa, dikira ra ana sing mudheng. Apes tenan merga kancaku mau wong Jawa asli, dadi mudheng apa wae sing dicatur bocah loro iku mau.

B : Kok malah tuku mujahir to, mau lak dikongkon nyonyah tuku iwak salmon.
A.: Kaceke adoh owg Nda, mayan isa nggo tuku pulsa.
B : Ngawur ae kowe iki, ngko yen konangan dudu iwak salmon sing mbokmasak piye?
A : Ora oraaa... nyonyah kan tekane mbengi. Anake po mudheng iku salmon po dudu. Cah cilik ngono ae kok. Tenang wae, ngko yen nyonyah teka ngomong wae iwake wes dientekke adek. Beres.

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/11/25/zaman-berubah-pembantu-rumah-tangga-pun-berubah-610956.html
Ealaaahh... meh nyusul Anas nggandhul ning Monas po piye kowe nduk. Ngene iki bibit-bibit ora apik sing tumbuh subur ning ndi ndi. Maca status fesbuke kancaku mau aku dadi tambah ngajeni rewangku sing ra tau nggabuk utawa 'mark up' rega. Malah luwih kerep nuduhi aku toko ngendi wae sing dodolane luwih murah tinimbang toko sing biyasa taktukoni. 

Ya wes, waspada wae ya prakanca. Rewang iku ncen mung manungsa, manungsa iku sumbere kaluputan. Ning tansah eling ya yen manungsa sing mulya iku dudu manungsa sing ora tau salah, nanging manungsa sing ngerti menawa wis tau salah iku ora mbaleni neh. Kalebu ngandhani wong liya sing arep tumindak salah. Elingke, ojo dijarke wae, mengko yen keblasuk-blasuk awake dhewe melu duso lho.

18 Januari 2014

Ada KEB di Mataku

KEB? Apa itu? *minta digetok ya kalau enggak tau :)

Kumpulan Emak Blogger, di sanalah aku sering 'melabuhkan' berbagai coretan tak berarti melalui media blog pribadi. Sungguh ikhlas semua makmin maupun para anggotanya menerima dan memberikan komentar membangun atas puluhan tulisanku yang lebih sering meracau dibandingin bicara penting :)

Belum lama sih sebenarnya aku ngeblog. Kalau ngeksis sebagai jamaah pesbukiyah sih sudah lama, dari sejak pesbuk pertama kali nge-hit di Indonesia kaleee... Hobi narsis dan suka celetukan pun tersalur deh di sosmed yang satu itu. Ada gejolak politik apa, bikin status. Lagi kumat gokil dan pengin bikin orang ketawa, bikin status. Pengin nyindir orang lain yang ada di friendlist juga tinggal nyetatus *eh...

Etapi aku lumayan sering juga lho menulis sesuatu di note FB. Suatu usaha yang luar biasa bisa nulis segitu panjang. Namun melegakan juga saat bisa menyampaikan apa yang tersirat di hati dengan bahasa yang jauh lebih luas dan penyampaian yang lebih detail melalui note itu. Beda banget dengan bikin status. Suwer takewer eweeerr.... :)

Sejak tahun 2007 sering ngintipin tulisan teman-temanku semasa 'pergerakan' (ealaaahh bahasanya sok beud). Tapi kupikir-pikir ngapain juga nulis-nulis seperti itu, aku masih dikepung berbagai kesibukan yang menumpuk tinggi sekali hingga menyentuh atap wkwkwkkkk... Biasa, suka merasa sibuk dan riweuh mulu :)  Nah, baru kemudian menjelang pertengahan tahun 2011 aku mulai belajar ngeblog. Berawal dari melototin buku panduan bikin blog dengan platform wordpress. Stress maaakk...sungguh stress, postingan nggak jadi jadi, malah nangis gerung-gerung gegara enggak mudeng sama sekali. Akhirnya dengan ketabahan yang membara, aku ganti membuat blog di blogspot. Lumayan mak, lumayan bisa plus lumayan semrawut hehehe... Yah, dibandingin waktu belajar WP sendirian itu sih agak mendingan pas belajar pakai platform yang super supel pada aneka template gretongan itu hihihiii...

Gabung di KEB bulan apa ya? Tidak begitu ingat. Yang jelas pertama kali gabung di grup FB KEB, bawaannya melongoooo mulu, baca postingan emak-emak yang sungguh tak terkejar olehku. Suka enggak pede mau komen apaan, wong emak-emak itu pada nggak kenal aku semua kan? Mana mereka jawara-jawara lomba ngeblog, huhuuu... Akhirnya lebih sering menjadi secret admirer dari tulisan-tulisan cantik para emak.

Bener banget tuh, tak kenal maka tak sayang. Gimana emak semua mau sayang kepadaku kalau aku saja tak mau unjuk rok, eh unjuk gigi alias berani share tulisan di blog. Maka tertatih-tatihlah aku menulis. Masak bikin status nyap nyap di FB berani kok nulis di blog malah keder. Enggak banget kan yaa... :)  So, makin kuperbanyak menulis dan posting di grup sembari SKSD Palapa (sok kenal sok dekat padahal gak tau apa-apa) hihihiii... hinggaaa.... jreng jreeengg...

pinjam fotonya ya mama Bo et Obi :)

Meskipun sudah tau kalau para makmin dan anggota KEB itu ramah-ramah di grup, tetep saja emejing waktu bertemu secara langsung di BN 2013 di Yogyakarta akhir November silam. Liat aja tuh foto di atas, itu yang paling depan, yang pake sepatu dan tas kunyit itu loh, mosoowwwoohh narsisnya *jangan disembur sirih maakk... Belum lagi yang di sampingku itu, yang pake baju batik biru itu, kagak ada matinye powernya selama acara berlangsung (toss dulu donk Mak Icha). Apalagi yang pake jumper merah dan meloncat kayak enggak tau umur itu, eleuuhhh eleeuuuhh.... *style kabayan

Bahagia sekali saat bertemu mereka di Edu Hostel Yogyakarta, dengan bermodal nyebutin nama maka akan mendapatkan peluk dan cium yang hangat. "Oooo... ini to Mak Uniek", wuhuuiii... berasa terbang ke langit sap tujuh rek saat para emak seakan-akan sudah familier denganku. Biarin deh, biarin aja GR dikit daripada minder. Yang penting asoy geboy saja dengan emak-emak hebring itu.

Yang jelas, melalui KEB lah aku makin produktif menulis di blog. Bila dulu suka putus asa mau nulisin ide di mana, kini berkat bergabung dengan rombongan emak yang jago ngeblog ini, aku makin percaya diri untuk terus menulis dan menulis. Entah sedikit ataupun banyak, entah berarti ataupun sekedar curhat. Aku yakin akan selalu ada dukungan mereka kepadaku.

Selamat ulang tahun yang ke-2 ya KEB-ku tercinta. Semoga makin berjaya, menginspirasi dan tetap membumi. 



15 Januari 2014

Sempurnanya Keterbatasan Kita

Belahan jiwaku, sedang apakah saat ini engkau ratusan kilometer di sana? Saat laki-laki lain telah tiba di rumah dengan lega, kau masih berada nun jauh dari sisiku. Menempuh jarak yang terentang, demi secercah masa depan keluarga kita.

Tau kah kau wahai soulmate terkasih, aku juga baru saja pulang ke rumah. Si sulung masih mengaji di mushola depan rumah, sedangkan si adek baru selesai mandi. Tubuhnya wangi sekali. Bau minyak telonnya itu sungguh sedap untuk diciumi. Sayang sekali, bukan aku yang memandikan dia.

Salahkah aku duhai sandaran hatiku, bila sebagai ibu aku baru bisa memeluk mereka sepulang kerja? Dengan badan letih dan bau, kusergap mereka dengan milyaran rindu yang tak terperi. Jika ini semua salah, kapankah bisa semuanya termaafkan? Pantaskah semua ini kutangisi?

Hmm... menangis, kapan ya terakhir kali menangis? Yang kuingat adalah tangis bahagia sesaat setelah ijab dan qobul sempurna terlaksana. Belum pernah aku sebahagia itu sekaligus sedih luar biasa. Kita dulu menikah tanpa ada bapak yang menjadi waliku. Ah, tapi kurasa beliau tentu sudah bahagia di 'sana'. Iya kan, Sayangku?

http://qonitaannuha.blogspot.com/2011/12/makan-ngga-makan-yang-penting-nikah.html
Suamiku terkasih, kau mungkin bukan laki-laki terbaik di dunia. Namun satu yang kuyakini hingga kini, kau adalah orang yang paling bisa menerima aku apa adanya. Bahkan saat kusaksikan peluhmu membanjir di dahi, tatapanmu penuh kecemasan sesaat sebelum ijab qobul, aku tau dengan pasti kaulah jodoh yang telah disediakan Allah untukku. Yang akan menjadi imam bagiku dan anak-anak kita. Yang akan melindungi dan menyayangiku. Menempatkanku pada posisi tertinggi sebagai istri, calon ibu bagi anak-anak kita nantinya, juga menjadi partner yang saling bahu membahu dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Kini, sepuluh tahun sudah usia pernikahan kita, setelah hadirnya kedua buah hati kita, apakah makin sempurna kehidupan kita berdua? Dengan segala keterbatasan yang kumiliki ini? Sejak pertama kita hendak berjanji sehidup semati, kau telah memahami aku bukan tipe perempuan rumahan. Tak pandai memasak ataupun mengatur segala pernak-pernik rumah tangga. Apakah keterbatasan yang ada padaku ini menghalangi sempurnanya kebahagian kita berdua, Yang?

Jika memang seperti itu adanya, semoga maaf selalu ada dalam hatimu. Meskipun tak terucap, setiap senyum dan candaanmu telah menyiratkan semua itu. Walau telah kaukatakan padaku bahwa tak ada yang salah dengan semua ini, aku tetap ingin menghabiskan waktu lebih banyak lagi bersama kau dan kedua putra-putri tercinta kita. Aku sering terhinggapi virus 'jealous' saat teman-temanku dengan penuh suka cita mengantarkan kemana pun buah hati mereka pergi. Tak seperti diriku yang hanya bisa menemani mereka seharian penuh di hari Minggu saja. "Sudah, tak usah terlalu didramatisir." Penghiburan itu yang selalu kauberikan padaku.

Ah, kau memang tak romantis, Suamiku. Namun kaulah laki-laki paling realistis yang paling kukagumi. Kau tetap ijinkan aku bekerja demi membantu keuangan keluarga kecil kita. Tak pernah kau mengeluh saat urusan 'dalam negeri' tak seratus persen teratasi gara-gara seringnya aku absen di rumah. "Itu memang resiko ibu bekerja." Begitulah selalu kaubilang padaku.



Yah, mau bagaimana lagi ya, Sayang. Saat ini kita berdua memang masih memiliki segudang keterbatasan. Namun justru itulah yang membuat hidup kita terasa begitu sempurna. Penuh dengan lika-liku cerita. Semoga kita berdua selalu diberikan hidayah dan kekuatan untuk terus melanjutkan sekuel cerita indah kita berdua. Membimbing anak-anak dengan penuh kasih sayang. Merajut masa depan keluarga bersama. Menjalani suka dan duka bersama hingga tiba masa menghadang senja. 


Di penghujung senja... diiringi rinai hujan...


http://jarilentikyangmenari.blogspot.com

14 Januari 2014

Memaksimalkan Penggunaan Sabun Mandi

What? Memaksimalkan penggunaan sabun mandi? Apa pula itu? :)

http://centongkaleng.wordpress.com/2012/06/06/cara-memanfaatkan-sabun-mandi-sisa/
Sebelum bertanya-tanya tentang sabun mandi ini, aku ingin bertanya lebih dulu, siapa di sini yang jarang mandi? Ups.... bukan, maaf. Maksudku siapa yang lebih memilih untuk mandi tanpa sabun? Misalnya pake batu gitu... ;)  Nah, untuk yang pakai sabun mandi, suka yang batangan atau sabun cair? *widiiww...banyak nanyak, emang siapa loe :p

Sekarang kayaknya lebih praktis ya bila memilih sabun mandi cair. Selain menghasilkan busa lebih berlimpah, sabun mandi jenis ini bisa 'dinikmati' hingga tetes terakhir. Yup, kalau perlu dikoret-koret dan di-mix dengan air agar masih bisa menikmati sensasi mandi busa meskipun hanya dengan 'sak-encrit' tetesan ;)  Sama kan bila kita masih punya stok shampoo. Dengan kandungan cairan yang lebih kental, saat shampoo hampir habis perlu diletakkan dengan posisi tutup botol / tube secara terbalik, agar sisa shampoo nantinya gampang digunakan.

http://www.masfim.com/2013/10/pilihan-sabun-muka-sesuai-masalah-kulit.htmlNah, untuk sabun mandi batangan tentunya agak lebih sulit nih agar bisa menggunakannya hingga 'serpih' terakhir. Bagi yang masih gemar menggunakan sabun mandi jenis ini pasti tau kan, bila sabun sudah tinggal sedikit, akan sangat sulit untuk memegangnya. Ada yang bilang begini : Ya udah, buang saja, gitu aja kok repot, jangan kayak orang susah gitu loh. Eits, belum tau dia kalau terlalu suka membuang barang dengan kandungan kimia di dalamnya, kan bisa makin memperberat bumi untuk bernapas. Tul kan?

Lalu...laluuu... apa yang harus dilakukan? *dramatis ala drama queen :)

http://www.larizo.com/kerajinan-tangan-bunga-dari-sabun-batangan/Ada banyak cara untuk memaksimalkan sabun mandi batangan sisa. Bila kita search di berbagai web yang mengulas tentang hasta karya, pasti akan dengan mudah ditemukan macam-macam trik untuk mengolah sisa sabun ini menjadi sesuatu yang cantik. Contohnya ini nih, bunga cantik warna pink yang ada di samping. Siapa sangka kalau itu terbuat dari sisa sabun? Keren banget yaaa.... Aku sampai terbayang-bayang nih kapan bisa buat kerajinan tangan model begitu. Jadi misalnya pas di kantor kehabisan sabun cuci tangan kan bisa dipetik barang satu kuntum hehehee... ngirit boooo....

Bila tak sanggup menjadikan hasil karya yang indah seperti gambar di atas, tak usah stress ya, apalagi sampai kurus kering gak doyan makan. Lakukan yang paling simpel saja. Kayak yang kulakukan nih. Caranya?

Pertama, lekatkan sisa-sisa sabun mandi batangan tadi. Tuh seperti di gambar samping ini. Ada yang berwarna hijau, ada yang putih, ada pula yang biru. Cuanteeekk kan? ;)  Tinggal tekan-tekan saja hingga menempel dengan erat. Siap digunakan lagi deeehh...

Namun ada satu kelemahan dari cara yang pertama ini. Nanti saat gabungan sabun ini mulai menipis, tragedi 'sulit dipegang' akan kembali terjadi. Jadi, gimana dooonkkk.... *pake mulut manyun biar dramatis

http://mebyraclothing.blogspot.com/2012_10_01_archive.html
Perhatikan ya cara yang kedua ini. Ambillah batu gosok atau batu kali yang acapkali dijual di berbagai supermarket ataupun aneka brand kosmetik yang didistribusikan secara MLM. Silakan jadikan batu gosok itu sebagai alas dan tekan-tekan sabun mandi di atasnya. Gunakan sisi yang ada sabunnya saja ya untuk mandi, jangan batunya, bisa lecet-lecet nanti :D



http://kumpulanfotogratis.com/foto-wafer-coklat-dengan-bungkus-terbuka.htmlhttp://www.indiamart.com/radhika-exports-corp/products.htmlBila ngeri membayangkan cara tadi, bisa dicoba opsi yang lain. Tau grenjeng kan? Yang biasa ada di kemasan rokok ataupun permen coklat itu loh. Bisa tuh dimanfaatkan sebagai media untuk menempelkan sisa-sisa sabun batangan yang sudah mulai menipis tadi. Sabun akan menempel erat di media kertas grenjeng tadi. Relatif  lebih aman lah saat digunakan. Sabun pun akan makin maksimal untuk digunakan.

Pelit kah langkah-langkat di atas? Bukannya sabun batangan itu murah harganya, ngapain sampe segitunya amat ya ;)  Wohoooo... Ini bukan irit bin pelit loh. Langkah 'ngirit' yang tampaknya tak berarti tadi sungguh membantu bumi kita untuk sedikit terbebas dari limbah sabun batangan yang kian hari kian menumpuk. Bila tak sanggup menjadikan sabun mandi tadi menjadi karya yang bermanfaat (sebagai contoh hiasan meja bunga pink tadi), bukankah mengambil langkah melindungi bumi dengan cara-cara sederhana pun juga memiliki sedikit arti? Ya untuk bumi tempat kita tinggal, ya untuk 'kesehatan' jiwa kita sendiri. Hanya jiwa yang sehat lah yang sanggup mencintai bumi tempatnya berpijak.

Janganlah malu melakukan hal-hal kecil yang kiranya memiliki sedikit arti. Yang sedikit itu juga memiliki kontribusi loh. Betul??




Note : untuk gambar pinjaman, sumber gambar ada di masing-masing foto, bila diklik langsung akan menuju link asalnya

09 Januari 2014

Dedikasi Tinggi

Siapa sih bos yang tak bangga bila anak buahnya memiliki dedikasi tinggi pada pekerjaannya. Tentunya semua pimpinan maunya begitu ya. Anak buah yang smart, tak banyak bicara dan melaksanakan tugas sesuai job description lah yang layak diacungi jempol. 

http://m.poskotanews.com/2012/03/01/satpam-pasar-ambruk-dibadik/
Ehm, maaf, di sini aku tidak membicarakan diriku sendiri ya heheehee... Pagi ini di tempat kerjaku ada pembuktian tentang tingginya dedikasi karyawan. Sebut saja Mas Amir ya (gak enak kalau nyebut nama aslinya) yang sedang serius menjalankan kewajibannya sebagai Satpam. Dia baru sekitar seminggu ini ditempatkan di front gate. Tugasnya mencatat keluar masuknya armada maupun personel dari pintu depan ini, termasuk kedatangan tamu-tamu ke lokasi perusahaan.

Nah pagi ini dia semangat sekali mengejar satu mobil yang diketahuinya bukan milik jajaran direksi maupun manajer yang biasa berseliweran di lokasi pabrik. Mungkin alarm SOP-nya langsung berdering begitu mengetahui mobil asing masuk ke lokasi tapi kok tidak mencatatkan diri ke pos satpam.

"Maaf, Pak, silakan melapor dahulu ke pos dan mencatat nama dan keperluan Bapak datang ke pabrik," begitu ujar Mas Amir dengan sangat sopan.

Si Bapak X malah melongo, bingung mau berbuat apa. Dia melirik drivernya, looking for a little help.

-------------------------


Big boss  : Gile bener, gue disuruh absen ama tu Satpam.
Manajer pabrik : Ya namanya satpam baru Bos, maklumin aja *sambil ngakak barengan dengan si Boss

-------------------------

Driver Boss : Eh, Mas, ngawur kamu itu, itu tadi kan bapak-e yang punya pabrik ini. Masak kamu suruh nulis di buku tamu.
Mas Amir : Ya mana saya tau kalau itu yang punya pabrik, Mas, sama mbak HRD-nya nggak dikasih foto beliau dan dibilangin. Lagian saya kan sekedar menjalankan tugas. Nanti kalau mbiarin sembarangan orang selonongan di pabrik, saya lagi yang kena marah. 


See, justru di sinilah kulihat Mas Amir itu karyawan yang memiliki dedikasi tinggi. Dia menjalankan tugas sesuai kewajiban yang diemban. Tidak ada yang salah di sini sih menurutku. Bukan salah Mas Amir, emang dia baru pertama kali ini lihat Si Boss. Owner perusahaan ini memang tak selalu datang tiap hari. Bukan salah Pak Boss juga yang biasa selonongan masuk pabriknya sendiri. Lalu, salah siapa donk? ;) 

http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/03/30/kecewa-terhadap-pelayanan-satpam-restoran-446152.html

07 Januari 2014

Kopdar Blogger : Always Happy

Buat yang ngaku blogger pasti tau ya apa itu kopdar. Kopi Darat yang selalu bernuansa manis dan hangat, sama dengan 'si kopi' itu sendiri yang selalu menggairahkan untuk diteguk. Meskipun aku kini tak lagi bisa minum kopi karena metabolisme tubuh yang sudah aus ;)  namun yang namanya kopi darat itu gemar sekali. Juga meskipun diriku ini hanya blogger 'jejadian', bertemu dengan sahabat dunia maya yang berjudul 'blogger' tadi sungguh membuatku 'always happy'. 

Rupanya manisnya kopdar itu tak hanya saat bertemu ramai-ramai loh. Ketemuan segelintir orang saja hebohnya sudah setara dengan satu kompi hahaha.... *lebay, abaikan. Seperti yang kualami saat menjelang pergantian tahun 2014 yang lalu.

Muna Sungkar in green hijab

Semarang kedatangan emak blogger traveller Muna Sungkar. Emak cantik ini memang berasal dari Semarang, namun telah bertahun-tahun menetap di Sidoarjo, jadi sudah kuanggap bukan penduduk Semarang lagi. Tapi entahlah, jangan-jangan KTPnya masih KTP Semarang ;)  Sudah lama aku ingin bertemu dengan si cantik berdarah Arab ini. Daaaann... begitu ketemu, ternyata aslinya jauh lebih cantik dibandingin foto-fotonya selama ini (sori yo dek Mun, bukan maksud hamba mengatakan dirimu tidak fotogenik hihihiii...). Cantik dan mungil. Beda banget dengan diriku sendiri yang... yaaangg... yah begitulah kira-kira :D

Selain dengan jeng Muna Sungkar, ada juga jeng Esti. Jeng Esti ini sama denganku, sama-sama berdomisili di Semarang. Jadi ceritanya pada hari Selasa tanggal 31 Desember 2013 itu kami janjian untuk bertemu dengan Jeng Muna yang sedang liburan akhir tahun di tanah kelahiran tercinta. Kebetulan aku baru bisa meluncur ke tempat janjian setelah pukul 16.00, ngamplas dulu boooo.... ;) Maka saat bertemu bertiga mengalirlah berbagai cerita asyik, tentunya khas perempuan ya.... Ya tentang keluarga, tentang anak, tentang teman-teman blogger dan dunia ngeblog itu sendiri. 

Saling bertukar cerita memang bisa saja dilakukan di dunia maya. Tapi saat bercerita dengan berhadapan muka, bisa sambil pegang-pegangan (eeyyy... ndak boleh ngeres ya) dan saling mengintip jajanan apa yang ada di piring seberang, itu akan sangat berbeda kesannya. 

 piringnya udah 'dikukuti' semua :)

Meski hanya sebentar, namun setiap kopdar selalu akan meninggalkan kenangan manis. Maaf sekali ya dek Muna kalau ketemuannya cuma sebentar. Maklum mbakyumu yang buruh teladan ini tetap harus kerja seperti biasa di akhir tahun. Nggak ada cuti bersama akhir tahun seperti di perusahaan yang lain. Tetap harus disyukuri pertemuan tak seberapa lama itu. Pasti akan ada pertemuan berikutnya yang berdurasi jauh lebih panjang. Iya kan?? Vivi dan Nadia kan belum ketemu. Kita ada hutang kopdar blogger junior loh ini artinya, oke?

06 Januari 2014

Gembira Ria di Perpisahan TK

Serasa baru kemarin saja aku mengantarkan putri sulungku (Vivi) pergi ke Yogyakarta. Padahal sudah hampir empat tahun berlalu sejak putriku menyelesaikan masa TK-nya.

Aku masih ingat waktu itu, 7 Juni 2010, Vivi bersemangat sekali untuk berangkat ke Yogyakarta bersama dengan teman-teman sekelasnya. Dia senang sekali  meskipun belum begitu akrab dengan mereka. Maklum, Vivi baru setengah tahun sebelumnya pindah ke TK tersebut. Vivi terpaksa pindah sekolah untuk setengah tahun ke depan karena ayah dan ibunya harus bermigrasi  ;)

Dari pagi sudah resah sekali dia, maunya bangun pagi agar tidak terlambat berkumpul di 'meeting point' yang telah ditentukan. TK tempat Vivi bersekolah berada di jalan kecil, bus besar tidak bisa masuk hingga ke depan sekolah. Pihak sekolah tidak bisa mengumpulkan murid-murid beserta orang tuanya di lokasi sekolah. 

Pukul 07.00 dua buah buah bus besar yang disewa sekolah pun meluncur ke Yogyakarta. Riuh rendah kegembiraan semua murid, tak sabar ingin segera sampai di lokasi yang akan digunakan untuk perpisahan TK mereka. Berikut ini rekam jejak ceria Vivi di acara tersebut, mulai dari berangkat hingga menjelang pulang. 









Foto terakhir ini yang paling kusuka. Sejak masuk di wahana yang satu ini, Vivi sudah senang sekali. Meskipun harus antri untuk naik kereta, Vivi tetap tabah. Lintasan kereta yang dipenuhi dengan patung dinosaurus rupanya yang menjadi alasannya. Selesai berputar-putar naik kereta itu, berposelah Vivi di depan patung Dino yang imut ;)



Nah, dengan ditayangkannya foto ini, terjawab sudah ya kuis mini tempo hari. Dan terlihat dari jawaban yang ada di postingan ini, hanya 3 orang yang menjawab dengan betul. Dari ketiga penjawab tersebut, setelah dipertimbangkan tingkat kelucuan dialognya, akhirnya yang mendapatkan hadiah sesuai dengan yang telah kusediakan adalah :

1. +Rahmi Aziza, mendapatkan 1 buah die cast BMW Z4 warna kuning
2.  +Inung Nie , mendapatkan 1 buah VCD Contagion
3.  F. Nugroho, mendapatkan pulsa Rp.10.000

Bagi para pemenang, silakan inbox nama, alamat dan nomor hp ke akun FB Uniek Kaswarganti atau DM via @UniekTweety. Hadiah akan segera dikirimkan begitu mendapatkan detail alamat dan nomor hp. 

Terima kasih bagi sahabat yang telah berkenan untuk turut meramaikan kuis mini ini. Mohon maaf untuk semua kekurangan yang ada. Semoga di lain waktu bisa menghadirkan kuis mini lainnya yang lebih menarik.

Sedikit Pengetahuan Pun Berguna

Sedikit pengetahuan pun berguna, tak perduli itu keren ataupun tidak. Kadang kita tak menyadari hal-hal sepele di sekitar kita yang bisa di-manage untuk kebaikan.

Mari kita lihat gambar di bawah ini :


Sebagai seorang muslimah, saya tentu saja tidak akan membiarkan kuku saya diselimuti oleh nail polish. Tapi ada juga teman bahkan saudara yang kadang-kadang memberi hadiah seperti ini. Mungkin biar kelihatan girly kale ya pake nail polish begini *girly piye, udah emak-emak gini hihihiii...

Nah daripada menyakiti hati si pemberi dengan menolaknya, terima saja lah. Nail polish ini tetap bisa bermanfaat kok, paling tidak bisa kita gunakan untuk mengecat ujung kunci yang berbentuk sama, sehingga kita pemiliknya bisa lebih gampang mengidentifikasikannya. Misalnya kunci pintu samping diberi warna biru, kunci ruang tengah diberi warna hijau, kunci pintu sebelah timur warna kuning, pintu sebelah selatan warna pink (rumah kok pintunya banyak banget ya hehehe...). Jadi, tetap bisa dimanfaatkan toh?

Terus ada lagi nih. Tips bermanfaat untuk si pelupa seperti saya ini. Sering kan saat nonton televisi kita bingung remotenya 'jalan-jalan' kemana. Nah, perekat velcrow bisa loh kita jadikan penolong.


Hohooo...tinggal tempel saja kan. Satu pola yang harus dirubah, jangan suka ninggalin remote sembarangan. Langsung tempelkan di pelekat velcrow yang telah disediakan. Kalau masih suka naruh di selipan sofa, di antara bantal dan sebagainya ya sama aja bohong.

Oke, semoga bermanfaat ya sedikit pengetahuan ini.


note : sumber gambar dari Viralnova.com

04 Januari 2014

Mendhem Jero.... Jeruuuuuu buaangeeett...

Gara-gara maca tulisane mak Citra Savitri, kanca ngeblogku, aku dadi pengin nulis nganggo Basa Jawa iki. Ben ora sok keminter lan kemenggres nanging lali karo basane dhewe. Kebeneran iki lagi ngelu ngrasakke kahanan bangsa sih sangsaya suwe sangsaya mbludreki.

Kaya sing lagi rame dadi 'trending topic' ki, masalah goyang dombret ning salah sawijining stasiyun tipi. Iki ora masalah pencemaran nama baik stasiyun sing bersangkutan lho ya, tapi iki jelas-jelas kasunyatan urip. Tambah akeh wae wong-wong ra mutu sing dumadakan dadi pusat perhatian. Oraaa...aku ora jeles, sumpriiit... aku terlalu ayu lan anggun yen dienggo bahan guyonan. Setuju ya Nda.... (ingkang langkung sepuh, ampun duka nggih kula celuk Nda, kan saged ugi punika singkatan saking Ayahanda, Bapaknda, Ibunda, Mamanda) ;)  Piye ndaaa.... Ojo ngono to ndeeesss.... iku celukan sayang nggo kanca-kanca cedhak, nggih nyuwun gunging samudra pangaksami menawi mboten kaleresan *trok thok thok thooookk.... tabuhan gamelan mulai :)

Ket pertama acara iku tayang ning tipi, atiku sueeriiiikkk buaangeeett.... Dadi ra duwe tontonan sing marai seger ning ati meneh. Ngene ceritane. Aku ki arang banget nonton tipi yen ning omah. Mulih seko kantor wis kesel, bar kuwi nguplek karo bocah-bocah. Nyepakke maem lan ngancani sinau mbarepku. Pas bar Isya' mulai jam wolu kan biyasane ning stasiun tipi nomer 4 (ning tipiku lho iki) mesti ono filem-filem apik. Lha kuwi sing iso dadi tombo kesel paling mantep. Masiya kerepe nyetel filem jaman taun ra enak kaya Die Hard (angel matine), Die Hard II - Die Harder (matine tambah angel), Die Hard With A Vengeance (bales-balesan nganti modar), terus nganti taun rongewu pitu metu meneh Live Free or Die Hard (milih ndi, urip gratisan po angel modare hehehee....), tipi kesayanganku iki nayangke terus. Bolak balik sisan, misale iku kaset ngono mungkin wis nglokor yak'e yo :)  Sing taun rongewu telulas, A Good Day to Die Hard (meh mati ae ndadak milih dina sing apik), aku lali ik, wes nonton po durung yoh... *luwehke wae :)

Sakliyane filem sing tokohe Bruce Willis iku mau, aku yo seneng banget nonton filem-fileme mas Mel Gibson kayata Lethal Weapon (kawit seko sing pertama nganti tekan sing kapat), Brave Heart, Ransom, Payback, lan The Patriot. Meh podo karo nasibe mas Willis ning Die Hard, mas Gibson senenge yo remuk-remukan yen pas eksyen. Momprot ra karu-karuwan rupane ning filem Lethal Weapon, nganti ono adegan dewekne nggawe balunge iso mengsle barang. Weleeehh... rodo nggilani sih jan-jane, ning tetep luwih nggilani sing acara goyang-goyang kuwi lah. Tapi aktinge ning The Patriot apik tenan. Didhapuk dadi salah sawijining pejuwang Amerika sing ngupayakke dilorote rasisme ning kana. Nekad nglawan Inggris sing maune pancen nguwasani dharatan Amerika. Wis, top tenan sing iki. Opomeneh ning Brave Heart, nganti nangis-nangis wis yen pas nonton. Monggo sami dipadosi kiyambak nggih trailer fileme, aku ra ngerti link-e ki.

Aku uga seneng nonton Tobey Maguire ning filem Spiderman, seri pertama nganti katelu. Opo maneh mas ganteng Brad Pitt ning filem Seven, Seven Years in Tibet, Devil's Own, Mr. & Mrs. Smith lan liya-liyane. Ning filem Seven Years in Tibet, mas Pitt meranke dadi pendaki gunung sing mangkat ning Himalaya. Ealah, wis nggantheng, pendaki sisan, jan koyok bapakne bocah-bocah mbiyen hehehee... *ra sah serik :p

Yen pemain filem wedok aku senenge nonton mbak Sandra Bullock ning filem Speed. Aku ora ngidola karo si Keanu Reeves babar blas je. Terus aku yo seneng ndelok aktinge Rene Russo ning film Lethal Weapon (apes men partner-an karo Mel Gibson hihihi...),  In The Line of Fire lan The Thomas Crown Affair. Mbakyu Catherin-Zeta Jones yo mumpuni tenan yen main film. Liyane ning Zorro, aku seneng tenan pas deknen main Entrapment, opo meneh maine karo aktor tuwo favoritku, mbah Sean Connery ;)  Wis alur ceritane apik, pemaine ngetop, lak yo ra tandingane karo acara goyang ra jelas kuwi to? Mathuk to?  *sing mathuk enggal komen yoh :)

Dadi iso ngrasakke to sepiro cuwane atiku rikala pas jam tayang filem-filem kesenanganku iku mau diganti karo tayangan sing saike nasibe garek ngenteni komplenane wong sakjagat raya. Tipi wes ra iso meneh dadi panglipur ati. Nonton berita? halah, kuwi ngono iso lewat internet. Rekane nonton tipi kan nggolek hiburan, malah entuk-entukane berita gas elpiji mundhak, ndedel sisan. 

Oalah Gusti, paringono welas ngene iki. Mosok iyo dadi wong cilik iku mung iso ngelus dhadha karo mendhem jero ngene iki. Jeruuuuuu buaangeeett.... Tatu atiku, ning ora iso piye-piye, mung isane nampa lan nampa wae. Mulane kanggo kanca kabeh sing iso dadi uwong penting ning pemerintahan, gatekna to nasibe rakyatmu iki. Masiyo tuku gas elpiji satus telung puluh lima ewu jik isa, ning lak mundhake sing meh tikel pindho iku iso dienggo blanja liyane neh. Seket ewu kan lumayan to nggo tuku buku. Iso entuk siji po loro, tergantung regane. Yen bukune rodo murah, yo iso entuk loro, ijek susuk pisan. Susuke iso nggo tuku uyah. Uyah iku penting lho nda, jajalen masak ra nganggo uyah, po enak rasane? :)