Anak sekarang ndak suka baca.
Generasi jaman now tuh generasi micin, sedepnya instan.
Mantenginnya aja hape, gimana mau bersosialisasi...
Pernah baca atau dengar penilaian orang seperti tadi?
Jujur aja, aku pun termasuk salah satu yang berpendapat seperti itu. Apalagi ketika menemukan fakta bahwa anakku sendiri mengalami hal yang sama. Saat diminta untuk menekuni suatu aktivitas fisik, bawaannya bilang bosen. Raut muka ditekuk 30 derajat, udah kayak lipatan tak beraturan. Begitu udah pegang smartphone, mukanya langsung bersinar-sinar seperti bulan purnama rapelan 12 bulan. Byaaar....
Kenapa bisa gitu?
Emaknya hobi pegangan smartphone kagak?
Eww.... *menghilang dari bumi
Sang Pembelajar, Kami yang Menolak Lupa
Piranti elektronik kini telah menjadi favorit banyak orang. Jangankan anak muda, yang tua saja juga senang sekali memanfaatkan kecanggihan perangkat yang satu ini. Entah itu berupa gawai, perangkat hiburan audio maupun visual dan masih banyak piranti canggih lainnya.
Tak ada yang salah dengan semua perubahan minat dan perilaku tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah semangat untuk terus belajar.
Bukan tidak mungkin seseorang mendapatkan banyak pelajaran dalam kehidupan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Sisi kemajuan tak bisa kita padamkan. Butuh kerja dan pemikiran ratusan tahun untuk menggapainya. Untuk apa diciptakan kalau tidak untuk dimanfaatkan?
1. Ruang Belajar Itu Bernama Perjalanan
Membincang manfaat, tentu saja kita harus menggarisbawahi hal-hal positif yang bisa diangkat. Emangnya kita sekarang bisa dengan mudahnya bepergian kesana kemari dengan modal klik-klik aja tuh darimana? Tentu saja dari hasil pemikiran para manusia cerdik yang menemukan cara untuk mempermudah hidup.
Mudahnya hidup tak berarti kita bisa lupa dengan segala hikmah di balik kehidupan yang sedang kita lakoni.
Pemikiran ini terasa mengena sekali, apalagi tersirat dari ucapan seorang perempuan muda yang tadinya hidup glamour di dunia fashion, namun sekarang aktif menjadi volunteer dunia pendidikan di daerah terpencil di Pulau Sumba.
patjarmerah - Obrolan yang sangat hangat di Soesmans Kantoor |
Ya, senang sekali bisa mendapatkan pembelajaran tentang arti kehidupan dengan pendekatan sepraktis itu. Saat itu aku duduk bersama puluhan orang lain, atau bahkan ratusan ya, memadati lantai 2 bangunan Soesmans Kantoor yang terletak di Jl. Kepodang, area Kota Lama Semarang.
Melalui helatan patjarmerah, masyarakat Kota Semarang mendapatkan kesempatan untuk bergembira bersama festival literasi yang mengusung berbagai tema. Aku sendiri senang sekali ketika tahu ada acara ini. Langsung kepo dong, scroll abis dari awal hingga akhir sesi yang ditawarkan.
Bagi yang belum pernah membaca ataupun mendengar tentang patjarmerah, bisa klik tadi ya link yang kuberikan di paragraf sebelumnya. Atau mungkin ada yang masih belum paham arti literasi?
Menyitir dari id.wikipedia.org, literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dikatakan literasi tidak bisa terlepas dari kemampuan berbahasa.
Beruntung sekali Semarang menjadi salah satu kota yang disambangi oleh si patjarmerah ini. Acara yang bertajuk Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling Nusantara ini mendatangkan berbagai narasumber berkualitas di bidangnya masing-masing. Ada yang penulis, traveler, psikolog, fotografer, kartunis, pegiat sosial, penerbit, dan masih banyak lainnya.
Sebelumnya, bagi yang belum datang ke festival literasi yang diadakan oleh patjarmerah ini, boleh banget kalau mau intip-intip jadwalnya di patjarmerah.com ya. Lihat saja berbagai sesi yang sesuai minat kalian.
Aku senang sekali ketika mengikuti sesi obrolan patjar (istilah yang diberikan oleh patjarmerah) yang berjudul Ruang Belajar Itu Bernama Perjalanan. Sesi ini berlangsung pada 30 November 2019 pukul 19.00 hingga 21.00. Tadinya udah berniat datang awal, soalnya kuprediksikan bakalan berjubel nih.
Ada Alexander Thian alias @amrazing soalnya tuh, udah kebayang fansnya bakalan rebutan untuk duduk dan mengikuti sesi ini. Selain Alex hadir juga Yogi Fajri (Bersukaria Walking Tour), Devina (Travel & Teach - ID Volunteer) dan Shinta Retnani (ASA Film). Para narasumber membagikan banyak hal terkait perjalanan yang telah mereka lakukan.
ki-ka : Mumun Indohoy (moderator), Yogi, Devina, Shinta, Alex |
Pada setiap perjalanan, ada kisah unik yang membekas di hati. Seperti yang dialami Alex ketika traveling ke Australia, dia menemukan kisah nyata tentang cinta sejati seorang suami. Dikisahkan olehnya, meskipun ditinggal selingkuh oleh istrinya, namun pria tersebut tetap mencintai sang istri. Bahkan saat istrinya tersebut meninggal dalam kecelakaan ketika sedang bersama selingkuhannya, sang suami tetap menangisi kepergian istrinya.
Kisah yang istimewa biasanya memang hadir bagi orang yang istimewa ya. Terutama bagi yang perduli dengan kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya. Seperti cerita di atas tadi yang sangat mengharukan.
Kisah yang istimewa biasanya memang hadir bagi orang yang istimewa ya. Terutama bagi yang perduli dengan kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya. Seperti cerita di atas tadi yang sangat mengharukan.
Selain itu Alex juga mengisahkan tentang endorse yang dilakukannya di hotel-hotel bertarif mahal. Ternyata memang manusia tuh terkadang butuh 'experience' yang istimewa dalam kehidupannya. Tak heran, hotel bertaraf puluhan hingga ratusan juta masih tetap saja ada penikmatnya.
Jika Alex melakukan perjalanan dengan fasilitas yang 'wah', beda lagi dengan yang dialami oleh Shinta. Mba Shinta ini seorang fixer, profesi yang membuatnya harus memfasilitasi para peliput dari luar negeri (seperti BBC dan National Geographic) yang hendak mendatangi sumber berita jauh di pedalaman. Pernah lho Mb Shinta ini hingga 4,5 bulan tinggal di hutan, dimana untuk mandi saja dia harus ke sungai yang jaraknya jauh sekali.
Mba Shinta menemukan 'kemewahan' dari perjalanannya itu. Menikmati hijaunya hutan, dengan kicauan burung dan suara aliran sungati menjadi hal istimewa yang tak didapatkannya saat berada di kota. Selain itu, dia menyadari bahwa dunia internasional memiliki minat yang luar biasa untuk mengeksplor Indonesia, dimana masih banyak orang Indonesia sendiri kurang berminat untuk menjelajahinya.
Adapun Devina yang saat ini menjadi seorang volunteer, tadinya dia hobi traveling di luar negeri dan puas ketika melihat fotonya narsis di berbagai tempat yang keren. Namun lama kelamaan Devina merasa, kok apa yang dilakukannya tidak memiliki nilai lebih untuknya maupun untuk orang lain.
Takdir mempertemukannya dengan Pulau Sumba yang membuatnya memutuskan berubah 180 derajat. Dari dunia fashion yang ditekuninya, Devina mengubah hidupnya menjadi seorang volunteer pendidikan di daerah-daerah terpencil.
Waaahh... luar biasa sekali ya. Aku nggak mbayangin deh bagaimana cewek cantik seglamour Devina bisa membuat keputusan sehebat ini. Indonesia amat membutuhkan manusia-manusia hebat yang bersedia mengulurkan tangan untuk memajukan dunia pendidikan di daerah-daerah pelosok ataupun terpencil. God bless you, Devina.
Masih ada satu pembicara lagi di sesi ini, yaitu Yogi Fajri. Kontribusinya pada Kota Semarang bakalan panjang banget nih bila kutuliskan sekaligus di bagian pertama ini. Semoga setelah ini bagian keduanya bisa segera publish yaaa...
Yuuk yang belum ke patjarmerah di Kota Lama Semarang, buruan, masih ada waktu hingga tanggal 8 Desember 2019. Jangan ketinggalan berbagai sesi menarik yang digelar di sana, Teman.
Adapun Devina yang saat ini menjadi seorang volunteer, tadinya dia hobi traveling di luar negeri dan puas ketika melihat fotonya narsis di berbagai tempat yang keren. Namun lama kelamaan Devina merasa, kok apa yang dilakukannya tidak memiliki nilai lebih untuknya maupun untuk orang lain.
Takdir mempertemukannya dengan Pulau Sumba yang membuatnya memutuskan berubah 180 derajat. Dari dunia fashion yang ditekuninya, Devina mengubah hidupnya menjadi seorang volunteer pendidikan di daerah-daerah terpencil.
Waaahh... luar biasa sekali ya. Aku nggak mbayangin deh bagaimana cewek cantik seglamour Devina bisa membuat keputusan sehebat ini. Indonesia amat membutuhkan manusia-manusia hebat yang bersedia mengulurkan tangan untuk memajukan dunia pendidikan di daerah-daerah pelosok ataupun terpencil. God bless you, Devina.
Masih ada satu pembicara lagi di sesi ini, yaitu Yogi Fajri. Kontribusinya pada Kota Semarang bakalan panjang banget nih bila kutuliskan sekaligus di bagian pertama ini. Semoga setelah ini bagian keduanya bisa segera publish yaaa...
Yuuk yang belum ke patjarmerah di Kota Lama Semarang, buruan, masih ada waktu hingga tanggal 8 Desember 2019. Jangan ketinggalan berbagai sesi menarik yang digelar di sana, Teman.
Acara ini memang keren ya dik..sedih karena tak bisa langsung ikut di sana, tapi post ini mengobati rasa sedihku. Trmksh dan kunanti post2 berikut ttg patjarmerah ini yaa..
BalasHapusSeru banget ya acaranya. Sayang aku belum bisa keluar nih buat ngikutin agendanya
BalasHapusSedih aku tih mbak karena banyak sesi menarik di patjar merah ni jamnya malam, termasuk yg mbak uniek cerita di sini. Alhamdhulilah bisa baca postingan ini jadi bisa ikutan belajar.
BalasHapusmakasih maknik sudah menuliskannya, buat yang belum bisa datang ini informasi yang menarik banget, semoga makin sering ya acara literasi menarik kayak gini
BalasHapusWaaah gercep gerak cepat nih mak niek. Seru memang patjar merah
BalasHapusWah keren banget nih Mbak acaranya. Saya jadi pingin datang juga nih haha
BalasHapusSaya dari kemarin pada postingannya. Jadi pingin ke sana, tapi sayang jauh banget hihi
BalasHapusPatjar Merah Semarang ini acara yang sangat keren nih ya Mbak, takjub deh :D
BalasHapusWah seru banget nih Mbak kelihatannya acara yang sedang berlangsung yaitu Patjar Merah Semarang ini
BalasHapusAndai di Malang juga sekarang ada acara seperti ini nih. Pasti seru banget nih
BalasHapuspegang hp juga butuh kemampuan literasi, terutama literasi digital. Semoga anak2 kita bisa survive dan menjadi yang terbaik di zamannya ya
BalasHapusYa Allah aku penegn banget datang ke sini tapi kok ya waktunya selalu saja berbenturan dengan agenda lain...semoga sebelum berakhir bisa kesana walau sebentar amin
BalasHapusini pengalaman yang berharga dan pertemuan yang 'bergizi' ya mba Un..banyak pengalaman menarik yang bisa jadi pelajaran. Kalau dekeat aku pasti dataaang
BalasHapusMasyaAllah... Pembicaranya keren-keren semua. Inspiratif. Habis ini aku intip web-nya ah! Barangkali mampir ke Bali juga *ngarep
BalasHapusIya, semoga bisa ada di Bali juga nih patjarmerah. Aslik keren lho obrolan yang diadakan pada acara ini.
HapusIya Mbak pembicaranya keren² banget. Apalagi yang mengabdi di Sumba itu duuh baik banget ya. Jadi inspirasi kaum muda.
HapusWiih acara keren banget ini mba, kayanya aku belum pernah tahu di sekitar Bogor ada atau enggak.
BalasHapusEven semacam ini mencerdaskan dengan kemasan yang enak
Emang belum ada kayaknya mba, sebelum Semarang kayaknya baru Yogyakarta dan Malang. Semoga segera merambah ke kota-kota lainnya di Indonesia.
HapusAamiin... Tapi semalam aku belum berhasil buka web-nya mbak... Hiks.
HapusApa mungkin sinyalku yang lagi jelek ya? Soalnya buka IG juga susah banget apalagi buka browser.
Mupeengg banget ada acara semacam ini di JaTim. Koh Lexy pastinya buanyaakk fansnya yaaa. Cara dia creating story emang menarik buanget
BalasHapusMasya Allah...inspiratif sekali kisah orang2 itu. Salut juga dgn patjarmerah yang support literasi dgn tema2 acara yg keren
BalasHapusTertohok lah saya muai dari paragraf pertama. Sempat juga berpikir seperti itu. Tetapi, begitu dibalikin ke diri sendiri, langsung merasa jleb. Ada rasa malu hati sudah menuding generasi sekarang seperti itu tanpa introspeksi :D
BalasHapusSaya tertarik jadinya dengan perjalanan Devina. Seperti berubah 180 derajat. Pengen intipin akun medsosnya. :)
HapusSeru banget ini mbak. Apalagi pembicaranya org2 keren semua. Seandainya ada juga di Pekanbaru
BalasHapusMba Uniek, aku salfok sama kisah waktu Alex travelling ke Australia what udah diselingkuhin pria itu masih tetap mencintai istrinya dan istrinya meninggal bareng selingkuhannya kok makjleb sih bacanya :(
BalasHapuskeren ini acaranya makin menyenankan ya mba dunia literasi disebarkan dengan cara fun begini
HapusWahh kereen acaranyaa. Aku pikir tadi patjarmerah tu apaan. Pengisinya juga keren-keren ya. Jadi makin paham dunia literasi dengan cara yang menyenangkan dan santai kan
BalasHapusAku suka sekali sama artikelnya mbak uniek. Membuka mata banget. Dan aku suka sama perubahan mbk Shinta dan mbak Devina karena panggilan hati mereka rela meninggalkan dunia sebelumnya. Salut.
BalasHapusPatjarnya high quality banget tu mbak Niek. Perfek buat jadi travel mate kemana kemana .. Ihhiiirrr..
BalasHapusAku salut banget sama Shinta dan Davina mereka luar biasa.Beda dengan orang kebanyakan ya Mbak. Inspiratif. Apa yang dilakukan keduanya adalah sesuatu yang saya dambakan sejak dulu.
BalasHapussuatu perjalanan bisa mengubah pandangan hidup seseorang ya. itulah sebabnya kita butuh traveling. ealahh malah curhat modus pengen pikinik hihihi
BalasHapusHuwaaa akhirnya ada yang nulis tentang event keren Patjar Merah. Sabtu besok aku rencana kesana mba, semoga semesta mendukung. Kemarin kecapekan abis ngadain acara juga di rumah ibuku
BalasHapusSalut dengan pembicara-pembicaranya. Nggak terbukti dong ya, kalau anak milenial kerjaannya mantengin hape doang. Buktinya, banyak yang terus berkarya dan menginspirasi seperti mereka
BalasHapusYa ampun keren banget, udah cantik dan memiliki kerinduan yang luar biasa untuk memajukan negeri. Devina semoga banyak anak sesusiamu bisa peka terhadap kebutuhan masyarakat saat ini.
BalasHapusBelum pernah ikutan ini
BalasHapusKayaknya asyik ya kalau ikutan sebagai emak milenial
Cuman bingung kalau bayek nangis hahah
Wah kisah para narasumber benar-benar menginspirasi ya, Mbak. Setuju kalau dikatakan kisah istimewa selalu hadir untuk mereka yang istimewa. Kita bisa mengambil hikmah dari semua kisah perjalanan hidup mereka, ya, Mbak.
BalasHapusAcara dan narasumbernya menginspirasi sekali... Bakal mampir ke bandung enggak ya?
BalasHapusaku juga mau nih kalau ada di jabodetabek bisa belajar banyak ya. Semoga banyak Devina-devina lainnya yang ikut menjadi volunteer ya
HapusWaah, kalau mampir ke Bandung, mau ikutan acaranya juga dong! Ingin dengar langsung kisah narasumber yang pastinya menginspirasi
HapusRame juga yang datang ya Mbak.... Aku belum pernah ikutan acara seperti ini ni, jadi pengen....
BalasHapusSepertinya menyenangkan ya eventnya semoga event ini berkontribusi meningkatkan minat literasi warga Semarang
BalasHapusGenerasi sekarang juga bisa berbuat banyak untuk negeri ya mbak, jadi istilah generasi micin ini bisa luntur berkat Devina.
BalasHapusPastinya asyik sekali nih kalau bisa menghadiri festival literasi yang diselenggarakan patjar merah ini. Cerita pengalaman narasumbernya juga menginspirasi sekali ya Mbak.
BalasHapusAih bener Mba beruntung banget semarang kebagian acara ini..semoga bandung next deh..hehe..
BalasHapusWuih keren banget acaranya. Sama kayak temen-temen lain, berharap banget acara serupa bisa mampir di Bandung. Kepengen deh budaya literasi ini bisa semakin meluas ke mana-mana. Semoga cepet mampir di Bandung :)
BalasHapusDuuhh aku ingin ketemu kokoh Aleexx ya ampuunn.
BalasHapusBtw bagus banget ini festival patjarmerah, menginspirasi bgt soale para narasumbernya
MasyAllah Mba tulisannya bagus banget. Panjang tapi enak dibacanya dan ada pesan dalam ceritanya. Pantesan mba Uniek ini sering menang lomba. Keren. Ngomong-ngomong makasih ya Mba menuliskan ini. Iya cerita istimewa itu hanya untuk orang-orang istimewa ya. Walau sebenarnya kita semua bisa menjadi istimewa seperti itu. Hanya saja terkadang pemahaman dan pemikiran yang sempitlah yang mengkerdilkan kita hingga keistimewaan itu tak kita temukan karena salah memaknai sesuatu. Hmm semoga kita selalu belajar dari hal-hal sederhana tapi bisa jadi istimewa di hati ya. Amin
BalasHapusKENAPAAA AKU JADI INGAT JUMANJI!
BalasHapusPengalaman baru - deg degan baru - dengan seabreg unpredictable things memang dirasa perlu buat beberapa eh banyak orang yaaa
Kalo aku milih yang naik turunnya ga kejauhan, kalo pun pengen punya pengalaman seindah mereka ke Sumba, kayaknya aku butuh team *anaknya cemen*
Oya pssst.. sekuel Jumanji ini gak seasyik Jumanji pertama.. hiks
Telat bgt nih tau acaranya. Pengen denger langsung cerita dari para narasumber keren ini
BalasHapusBaca kisah Shinta sepertinya dia orang yang sama ketika saya masih di Palangka dimana ada tim penelitian kami yang harus masuk hutan untuk meneliti saat itu. Sepertinya mba Shinta ini yang menemani tim BBC yang meliput film dokumentasi
BalasHapusAaaakkkk nyesel waktu di Jogja nggak nyempetin dateng ke event "talkshow"-nya Patjar Merah. Ternyata insight yang didapet buwaaanyak banget. Next time kalau ada di Jogja lagi, wajib dateng!
BalasHapusSeneng banget dengan adanya festival literasi Patjar merah ini. Bisa ketemu dan sharing ilmu literasi ya, Mbak. Duh acaranya sampe besok doang yaaa. Kubelum ke Semarang lagi
BalasHapusWaah seru banget ya mbak bisa ikut acara keren seperti pathcar merah ini. Bisa mendengar cerita cerita dari mereka yang menginspirasi
BalasHapusNarasumbernya keren-keren. Nanti pengen ke Semarang deh kapan-kapan. Semoga ada rezeki
BalasHapusTernyata stiap manusia itu selalu ada titik baliknya yaa, kak Uniek.
BalasHapusSemoga selalu meberi manfaat untuk masyarakat luas.
Akhirnya hari ini bisa menjadi salah seorang peserta dalam bincang dengan Kak Momo dari Tokopedia. Sayang besok udah terakhir ya mba, tapi aku udah dapat beberapa buku bacaan. Meski novel incaran tetep aja gak ada
BalasHapusAku terkagum2 sama latar belakang semua pembicara yang disebutkan. Hebat logika mereka, berani mengambil resiko, demi mendapatkan sebuah 'kemewahan' yang mereka nikmati.
BalasHapusSoal minat di dunia literasi, akupun merasakan hal yg sama. Aku kecewa denger omongan teman yang merendahkan profesi blogger, karena menurut mereka, karya dalam bentuk kata2 itu kurang menarik. Padahal mah dia nya aja yang emang males baca.
Acaranya menyenangkan yah, banyak ilmu yang didapat nih, ah semoga saja menyambangi Bandung nih acara sekeren ini mbak.
BalasHapuswahh festival yang menarik nih mbak... kalo deket aku wes cuzzz iki.. hehe.. kepoin webnya dlu ah.. sapa tau ada jadwal sekitar Surabaya
BalasHapusHari ini hari terakhir Patjar Merah dan semoga aku bisa merapat ke acaranya, Alhamdulillah Sekarang bisa kebagian acara seru dan keren ini ya..
BalasHapusGal Ada terlambat ya mba buat membiasakan diri membaca lyk event festival petjar merah ini mudah2an terus Ada Dan berkembang ke kota2 lain
BalasHapusSeneng! Akhirnya ada yang nulis tentang acara patjarmerah kemarin. Mupeng banget bisa diadakan di Solo
BalasHapus