10 September 2020

Ngemil Bijak, Bahagiakan Hati Tanpa Rasa Bersalah


Pernah mendengar atau membaca tentang ngemil bijak?



Coba, siapa yang begitu baca kalimat di atas langsung ngerespon gini : 

"Mana ada ngemil kok bijak, ngemil tuh ya udah bebas ajah."

"Ngemil ya ngemil aja, ngapain mikirin soal bijak segala!"

Lalu emosi. Habis biskuit sekaleng nggak kerasa. 😀

Memang sih kalau mau jujur, ketika melakukan aktivitas ngemil, sebagian besar orang pasti nggak bakal kepikiran untuk membatasi apa yang dicemilnya. Sembari melakukan kegiatan lain seperti menonton televisi atau sekadar berbincang dengan keluarga, stok cemilan bakalan tersedia di dekat kita. Cemal-cemil, ketika toples sudah kosong, isi ulang. Begitu terus bagai sinetron Tersandung yang dulu ga kelar-kelar.

Ya gimana dong, ngemil kan memang kita lakukan untuk happy?

Aku kok ya setuju banget dengan pendapat ini. Beli cemilan untuk diri sendiri maupun keluarga, tentu saja untuk kebutuhan pemenuhan batiniah. Apalagi kalau bukan untuk kesenangan. Kalau untuk kebutuhan perut kan udah jelas ada nasi dan lauk-pauknya. 

Nah, terkait dengan kebutuhan perut, lalu timbul pertanyaan : jika lapar, yang kita lakukan tentu saja makan. Bukan ngemil kan?

Ah iyaaa benar. Berasa ketampar dong diriku yang semula berpendapat tentang ngemil yang seharusnya tak dibatasi. Selain pengin bahagia, tujuan ngemil apalagi yaaa...

Beruntung banget aku mendapatkan kesempatan mengikuti webinar dengan tema yang asyik banget, Tips dan Trik Ngemil Bijak Dalam Keluarga. Penting banget nih kuikuti agar bisa mulai mengendalikan hasrat ngemil yang terus meronta-ronta seiring perkembangan lingkar pinggang. 😭😭 


Snacking Made Right

Ada beberapa hal yang pantas kita catat, bahwa mengonsumsi sesuatu itu merupakan keselarasan antara kebutuhan dan keinginan. Termasuk ketika kita memilih untuk ngemil, coba kita pikirkan kembali apakah kita sudah mengonsumi Right Snack, in Right Moment, and in the Right Way?


sumber : Mondelez Indonesia

Sebaiknya kita memilih cemilan yang diproduksi oleh perusahaan yang sudah jelas portofolionya ya. Sembarang memilih jajanan dapat membuat kita lepas kendali akan besaran kalori yang masuk ke dalam tubuh. 

Selain cara memilih cemilan yang baik, kita juga harus memikirkan bagaimana kita mau ngemil. Mau melakukannya secara terburu-buru, tanpa rencana, ataukah sadar sepenuhnya saat akan memasukkan makanan itu ke dalam mulut.

Duh, ribet amat sih buuuu mau ngemil ajah..



Alasan Orang untuk Ngemil


Tahukah teman-teman jika keinginan ngemil itu dilandasi oleh alasan tertentu. Beberapa alasan ngemil yang dikatakan orang adalah untuk :
  • meningkatkan mood
  • menemukan momen 'me time'
  • memanjakan diri sendiri
  • mendapatkan rasa nyaman
  • menghilangkan kegelisahan
  • merasa tetap berenergi
Orang melakukan sesuatu on purpose alias ada alasan di baliknya. Salah satu contoh yang bisa kuceritakan adalah kebiasaanku untuk membawa kacang kulit ketika harus melakukan perjalanan jauh. Entah itu naik mobil ataupun kereta api, ketika perjalanan cukup lama lebih dari satu jam, maka cemilan ini akan menghilangkan rasa mual yang kurasakan.

Tidak semua orang mengalami hal yang sama seperti yang kualami. Namun kehadiran cemilan memang memberikan rasa nyaman pada diri kita. Saat merasa ingin ngemil, kenali isyarat tubuh dan coba tanyakan ketiga hal ini pada diri kita:
  1. Kenapa ingin ngemil?
  2. Cemilan apa yang kita inginkan?
  3. Bagaimana kita menikmatinya?



Sadar ataupun tidak, kebiasaan ngemil yang dilakukan oleh orangtua akan ditiru oleh anak. Ketika aku memborong sejumlah cemilan dan mengonsumsinya tanpa kendali, ternyata anakku pun melakukan hal yang sama. Pernah kulihat putraku saat sedang belajar, tiba-tiba pergi keluar rumah. Balik-balik sudah ada dua bungkus cemilan di tangannya. Laaah... padahal belum lama berselang dia sudah makan.

Ternyata perilaku ngemilku yang tak mengenal waktu telah diamati oleh putraku. Jadi dia merasa biasa saja setelah makan besar masih butuh ngemil. Duh deeek... bagaimana ini?



Ngemil dengan Penuh Kesadaran


Secara hitungan ilmiah, kebutuhan nutrisi pada manusia telah memiliki takaran ideal. Manusianya saja kadang yang terlalu berlebihan dalam memasukkan kalori ke dalam tubuh.

Pada webinar yang diinisiasi oleh IIDN (Ibu Ibu Doyan Nulis) dan Mondelez Indonesia, hadir pula seorang psikolog klinis yang cantik, Tara de Thouar. Dari beberapa hal yang disampaikan oleh beliau, ternyata ada bedanya loh antara melakukan sesuatu dengan alasan mencintai diri sendiri versus mengasihani diri.



Yuk kita coba jujur pada diri sendiri, saat kita melakukan sesuatu, termasuk ngemil, manakah yang lebih sering kita lakukan?

ngemil bijak


Salah satu upaya untuk memperbaiki habit ngemil adalah dengan melakukannya penuh kesadaran. Sadari apa yang kita makan, sebisa mungkin memang makanan itu dibutuhkan oleh tubuh kita.

Peluang untuk mengubah kebiasaan ngemil dari hanya untuk bersenang-senang menjadi hal yang bermanfaat, bisa mulai kita lakukan di pagi hari. Hasrat ngemil pada biskuit kesukaan, secara penuh kesadaran kita arahkan pada cemilan yang bergizi. Misalnya kita ngemil biskuit yang mengandung gandum utuh.

Beberapa manfaat gandum utuh untuk tubuh kita:
  1. Menyediakan kecukupan serat bagi tubuh
  2. Melancarkan pencernaan
  3. Menurunkan kolesterol
  4. Menurunkan tekanan darah tinggi
  5. Menurunkan kadar gula darah
  6. Mengontrol berat badan
Tu kaan... happy bisa ngemil, kesehatan juga tidak menjadi taruhan. Mungkin ini yang dikatakan oleh Tara de Thouar sebagai ngemil dengan penuh kesadaran atau mindful eating. Kita benar-benar melakukan aktivitas ngemil dengan pertimbangan kesehatan. 

Tetep dong bisa kriyuk-kriyuk merasakan asyiknya cemilan, tapi badan kita enggak jadi overload dengan beban kalori yang tinggi seperti kalau kita makan gorengan atau makanan berbahan karbohidrat tinggi.

Lalu bagaimana mengajarkan kepada anak secara langsung agar dia paham cara ngemil bijak bagi dirinya sendiri?

Memang tidak bisa ya kalau anak dipaksa untuk sadar dengan sendirinya seberapa banyak cemilan yang boleh masuk ke tubuhnya. Kita bisa dampingi saat melakukan aktivitas bersama. 


ngemil bijak


Untuk mengendalikan keinginan ngemil setiap saat, aku mencoba menyedian cemilan di saat belajar. Terutama saat menghadapi Penilaian Tengah Semester (PTS) saat ini yang berlangsung online, seiring dengan naiknya tekanan belajar, anak lanang jadi gila-gilaan bawaan pengin ngemilnya.

Dalam menyiasati hal itu, dengan sengaja kusiapkan biskuit kesukaannya. Si bocah tak perlu jajan sendiri lagi. Nanti setiap kali merasa lelah atau mengalami ketegangan karena ada pelajaran yang sulit untuk dipahami, bisa diajak rehat sebentar sembari ngemil. Di sinilah cemilan benar-benar berfungsi sebagai mood booster dan pemberi energi.

Biasanya pelajaran yang paling sering membuat anakku tegang dan jengkel adalah matematika dan Bahasa Jawa. Untuk mengatasi turunnya semangat belajar, selingan dengan pemberian cemilan tadi benar-benar bermanfaat. Setelah menikmati biskuit kesukaannya, anakku akan kembali bertenaga dan sudah rileks. Bisa lanjut belajar lagi kan kalau gitu.

Senang sekali bisa mempraktikkan ilmu yang kudapat dari sesi webinar terkait Tips dan Trik Ngemil Bijak ini. Happy banget dooongg... Kebiasaan ngemil tidak berhenti, namun cara ngemilnya sudah lebih 'beradab'. 😁

Nah, apakah para mama atau papa lainnya punya tips ngemil bijak yang menghilangkan rasa bersalah? Boleh dong bagi ceritanya di kolom komen ya, terima kasih.







23 komentar:

  1. Produk dari Mondelez ini diam-diam ternyata banyak yg mencuri hati juga ya 😚 tapi ternyata makan gandum ada manfaatnya juga ya

    BalasHapus
  2. Right snack, right moment, right way. Rambu-rambu yang harus diperhatikan banget ya kalau mau mulai mempraktekkan ngemil bijak.

    BalasHapus
  3. mindsetku nih mbak yang harus diubah. Kalau belum makan nasi, selalu merasa belum makan. Padahal ngemil pun kalo cemilannya biskuit gitu ya sudah bisa dianggap sebagai pengganti makan ya.

    Bener sih, ngemil pun harus bijak. Sebelum menyesal karena tubuh mendapat asupan berlebihan dan menyebabkan macam-macam gangguan kesehatan. Huhu, naudzubillah :(

    BalasHapus
  4. Nah iya, ya. Ngemil itu harus tahu asal makanannya. Kalau perusahaan, ya harus jelas portofolionya. Dan ...memang kudu belajar ngemil bijak ya biar sehat.

    BalasHapus
  5. Aku team ngemil bijak dari dulu sama anak2. Tetep dong biar ga kebablasan dan berakhir buruk di kesehatan

    BalasHapus
  6. Kesukaan aku banget nih ngemil, sambil main hp atau lagi nonton/kegiatan santai lainnya. Aku juga pernah baca, ngemil tak selalu berkonotasi negatif, karena kebiasaan ini bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan kalori harian asal dilakukan dengan bijak

    BalasHapus
  7. saya ngemil apa aja dimana aja dan jam berapa aja tanpa rasa bersaah, haduuu abis baca tips ini mau coba rubah akh, biar ngemilnya betul gak maen ngemil aja dan berguna buat kesehatan

    BalasHapus
  8. aku nggak begitu doyan gandum utuh tapi abis baca postingan ini kayanya jadi pengen juga deh ngemil biskuit gandum karena jauh lebih sehat

    BalasHapus
  9. Klo ngemilnya sesuai kebutuhan tubuh, itu pasti nggak masalah ya mbak...
    Malah bagus juga untuk metabolisme tubuh

    BalasHapus
  10. Kadang tuh ngemil saking keenakan jadi kebablasan. Trus ujung ujungnya nyalahin makanan yang dicemilin. hehehe. Sepakat mba bagaimanapun harus kita sadar diri untuk ngemil yang baik seperti apa. Karna ada banyak manfaat jika kita ngemil cemilan dari bahan gandum dan lainnya

    BalasHapus
  11. Dulu, waktu anak anak kecil, snack time mereka itu yang bebas permen, cokelat. Jadi isinya itu yasai eh sayuran, buah, kacang layangan. Eh udah gede, aku. Bebasin makan snack apa aja karena kebiasaan kita kan beda yaa.

    Jadi meski demikian harus bijak ya mbak memberikan snack agar tidak merasa bersalah

    BalasHapus
  12. Iya mbak, lagi pjj begini harus sedia camilan di rumah, tapi camilannya harus tepat dan di waktu yang tepat juga ya

    BalasHapus
  13. Ya ampun...salah fokus sama fotonya, cemilan favorit saya semua nih. RITZ, Biskuat, Belvita..duh enak bener tuh disantap dengan segelas kopi :)

    BalasHapus
  14. Iya ya, selama ini tuh kalo ngemil kok merasa bersalah banget. Apalagi aku, sembarangan aja gitu. Kalo bete atau stres lebih parah. Huhu... jadi ngelihat efek ngemilku ke anak-anak juga. Bener banget, mereka terpengaruh aku deh. Kudu nyobain deh ini nerapin tips-tips ngemil bijak. Biar bisa tetap ngemil, hati bahagia, tapinya gak ngerasa salah.

    BalasHapus
  15. selamat ngemil dan selamat menikmati hidup serta mencintai diri sendiri ya mba hehehe. Enjoy your fave

    BalasHapus
  16. Iya biasanya suka ngemil krn esmosi dan pelampiasannya ke makanan. Apalagi masa pandemi, gk bisa ke mana2 pula. Tp nyadar sih kebiasaan ngemil barbar emang gk baik buat kesehatan. Maka dari itu sebaiknya pola ngemilnya diubah jd ngemil bijak ya mbak.

    BalasHapus
  17. Ngemil Juga ternyata harus bijak ya baik itu Pemilihan snack, waktu Dan komposisi nya Juga buat kesehatan...prefer sih buat sendiri klo aku

    BalasHapus
  18. Klo ngemil makanan sehat dan alami masyk kategori ngemil bijak ga ya mba?cemilannya buah atau rebus2an

    BalasHapus
  19. Ngemil jadi gak bijak kalau disambil nonton, baca buku dan ngobrol yaa, kak..
    Harusnya sadar penuh hadir utuh menikmati camilan yang sedang dipegang.

    BalasHapus
  20. Aku ini ngemil terus bawaane di rumah. Mulai sekarang bijak milih cemilan ah biar ttp sehat walau ngemil jalan terus

    BalasHapus
  21. Ngemil juga gak sembarang asal masuk mulut san nginyah ya. Harua ada langkah langkahnya.

    BalasHapus
  22. Memang banyak ya mba manfaat snacking ini dan memang sah sah saja selama kita ikuti aturannya ya Mba, jadi pingin ngemil juga nih

    BalasHapus
  23. Baca tulisannya langsung inget kalau ngemil nggak boleh disambi kerja, biar bisa menikmati cemilannya dan bisa mengenali apa kata tubuh ya mba.

    BalasHapus