25 Juli 2014

Lansia dan Dua Puluh Tiga


Mbah Ru dan Mbah Biah, dua lansia yang bahkan untuk berjalan pun sudah lapuk dimakan osteoporosis dan rematik, sedang menunggu dimulainya sholat Isya plus sholat tarawih dan witir dua puluh tiga rakaat di mushola Baitul Mujahiddin, Jalan Patiunus I Semarang.

Mbah Ru dan Mbah Biah tak punya pilihan lain selain tetap setia mengikuti laju sholat yang seringkali seperti bus Lorena. Mereka tetap berdiri setelah rakaat pertama hingga rakaat-rakaat berikutnya, bukannya duduk timpuh seperti yang lazim dilakukan kaum manula mengingat kondisi fisik mereka.

Jika melihat mereka, masih sanggupkah kaulontarkan kata capek, tak ada waktu, ngapain harus dua puluh tiga rakaat?



Read More »

22 Juli 2014

Pertama Kali Melepas Anak Pergi Sendiri

Pertama kali melepas anak pergi sendiri tuh rasanyaaa.... Campuran antara bangga anak sudah bisa mandiri dengan jutaan kekhawatiran nanti dia bisa melakukan semuanya sendiri apa tidak. Biasanya kan  apa-apa tergantung kepada orang tuanya, selalu ditemani, nah giliran akan bepergian sendiri bukan anaknya yang nervous, justru orang tuanya yang serba khawatir.

Hal ini pernah kurasakan saat si sulung Vivi pergi ke Jakarta tanpa ayah ataupun ibu menemani. Meskipun bareng rombongan dengan puluhan anak lainnya se-Jawa Tengah plus pendamping dari Kanwil Dinas Pendidikan, tetap saja aku merasa cemas. Nih anak kan apa-apa selalu kusiapkan barang-barangnya. Nanti selama tiga hari di Jakarta gimana donk ya?

Sempat bingung juga saat mau pesenin tiket untuk keberangkatannya. Pengumuman dari kanwil ditunggu-tunggu tak kunjung terdengar, jadi bingung sendiri kan Vivi mau kuberangkatin naik apa. Naik kereta nanti kelamaan di jalan.

Akhirnya, browsing kesana kemari untuk mencari tiket pesawat kulakukan juga. Tak lama survei, aku mendarat di beberapa website LCC airlines, seperti Citilink dan Air Asia. Selain itu aku juga buka layanan tiket online seperti Traveloka.com, Tiket dan Utiket. Dari sini aku membandingkan harga di antara layanan mereka untuk mengetahui dan mendapatkan tiket pesawat yang termurah.

Tapi ternyata tidak lama kemudian aku mendapat kabar kalau pihak Kanwil sebenarnya sudah menyiapkan semuanya. Ya semuanya. Mereka ternyata sudah booking-in tiket Garuda Indonesia untuk Vivi. Hampir saja aku pesan tiket, tapi untungnya dengan kabar ini aku jadi lebih rileks,  walaupun sebenarnya aku sempat pusing juga untuk persiapan perjalanan anakku. Maklum, yang ditanggung ongkosnya kan cuma untuk peserta konferensi penulis cilik saja, orang tuanya ya harus ongkos sendiri :)


Vivi dan Rachel, sesama peserta konferensi

Ternyata oh ternyata, kekhawatiranku yang terlalu berlebihan tak beralasan. Selama di Jakarta, tiap pagi Vivi sudah bangun awal dan siap untuk sarapan bersama teman-temannya sekitar pukul tujuh pagi. Suatu hal yang sangat luar biasa mengingat sehari-harinya tidak begitu ;)  Efek baik kumpul bersama teman sebaya sepertinya.

Meski mengaku kecapekan selama mengikuti kegiatan yang super padat di konferensi penulis cilik itu, Vivi luar biasa bahagia bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan ratusan teman dari seluruh penjuru Indonesia. Berbagai pengalaman didapatnya mulai dari ketiduran saat sesi menulis horor, tinggal di hotel bertingkat tanpa ayah ibu, juga naik pesawat Garuda yang katanya super nyaman itu.

"Di pesawat ditawari orange juice lho Bu," begitu pamer Vivi padaku :)

"Ada bapak-bapak bule yang duduk di sebelahku bilang 'coffee please' Bu. Keren pokoknya..."

Ya, itulah pertama kali melepas anak pergi sendiri. Yang di rumah selalu khawatir dengan kondisinya, eeeh si sulung malah cerah ceria aja. Proud of you, sweety :)
Read More »

16 Juli 2014

Wewangian sebagai Mood Booster

Iiihh... kamu bau permen karet..

Niy bau apaan sih kayak wangi-wangi pedes...

Nah, kalau yang ini pasti white musk ya?

Teman-teman di kantor suka sekali main tebak-tebakan soal wewangian yang digunakan oleh teman kantor lainnya. Kadang-kadang aku dan beberapa orang teman memang ngobrolin parfum apa yang baunya segar dan tidak menyengat. Tentunya enggak asyik kan ya duduk seruangan tapi harus menghirup aroma wangi yang pekat dan bikin pening. Tadinya pake wewangian sebagai mood booster selama seharian ngantor, tapi kalau baunya menyengat kan malah jadi perkara *ini penting sekali loh :)

Yang paling mewakili diriku memang si permen karet tadi. Teman yang lain gak ada yang pake soalnya. Suka pada tanya tuh aku belinya dimana. Rahasia donk aaahhh... pura-pura aja sok misterius biar dikira parfum mahal. Padahal kan cuma beli refilan pinggir jalan :)

Untuk koleksi wewangian aku punya beberapa. Ada yang hasil beli sendiri, ada juga yang oleh-oleh teman saat dia sedang pergi ke luar negeri. Salah satunya ini nih, aku sukaaaa banget ama botolnya. Loh, kok malah botolnya :)

Lah iya, jarang-jarang kan ada botol berbentuk Menara Eiffel kayak gini. EDT merk Fragonard ini oleh-oleh dari Paris saat partner kerjaku melakukan perjalanan ruhani ke Timur Tengah dan Eropa. Wiiihhh...seneng banget dong ya dibeliin parfum kece gini, mana wanginya enak pula. Diirit-irit deh, kan belum tentu aku bisa beli sendiri ke sana dalam waktu dekat. Doain dong biar aku bisa segera kesana ya *berharap tak ada salahnya kan?

Ada yang tau brand Victoria's Secret kah? Pasti udah pada tau kan yaaa... jangan kayak aku, baru tau saat dapat hadiah body mist dari jeng diplomat muda Indah Nuria.

Iya, body mist yang wanginya seger dan berkelas ini hadiah giveaway dari beliau. Malah pernah ada salah satu pemenang lainnya yang mau ngajak tukeran hadiah loh. Makanya aku baru ngeh, oooo berarti si Victoria's Secret ini pastinya keren sampai ada yang pengin gitu. Norak banget ya diriku hihihii... You know me so well lah, dear friends ;)

Victoria's Secret yang Sheer Love ini hampir tiap hari kupakai sebelum berangkat ke kantor. Biarpun hanya selevel body mist, tapi kesegarannya cukup lama menemaniku mengawali rutinitas di kantor. Bikin mood tetap siaga biarpun harus menghadapi hari Senin sekalipun. Kata orang kan "I hate Monday" yak, tapi buatku Monday to Saturday semuanya asyik-asyik ajah *menghibur diri sekuat tenaga :)


Aku juga punya yang white musk, kalo itu sih merk lokal aja, tapi segernya gak kalah dibandingkan yang sebelah kanan itu, Sweet Pea dari BBW (Bath & Body Work). Fragrance mist merk luar ini juga dapet dari jeng diplomat tadi :)  

Seneng ya kalau bisa punya berbagai wewangian sebagai mood booster saat ngantor, apalagi kalau wewangiannya itu berasal dari luar (dengan catatan : hadiah atau garage sale) :) Biarpun sudah punya beberapa gitu, aku masih suka juga lirak lirik untuk mencari varian wewangian yang lain, kayak di Zalora ini. Waaahh...malah tambah puyeng begitu liat koleksinya yang bikin ngiler bergalon-galon.

tiga jenis wewangian yang bikin mupeng


Dari sekian banyak koleksi wewangian yang kulihat di situ, aku paling tertarik dengan ketiga jenis di atas. Ada yang karena aroma strawberry-nya, ada yang memikat gara-gara botolnya, bisa juga karena harganya yang masih tergolong ekonomis buatku :)

Wah, kalau ngomongin wewangian memang tak ada habisnya ya. Penginnya punya lagi, lagi dan lagiiiii... Padahal yang di meja rias masih berjejer gitu. Kalau sahabat semua punya kesukaan wewangian apa? Bagi informasinya dong, siapa tau nanti saya ikut-ikutan suka juga :)




Read More »

04 Juli 2014

Bubur India di Masjid Pekojan Semarang

Setiap bulan Ramadhan, saat yang paling meriah adalah ketika berkumpul bersama di masjid, baik untuk sholat berjamaah maupun berbuka puasa. Seakan sayang melepas waktu ibadah sepanjang bulan suci ini, berbondong-bondong umat Islam memenuhi berbagai masjid yang ada. Sholat wajib hingga sholat sunnah tarawih serasa sayang jika dilakukan sendirian. Lebih nikmat saat dilakukan secara berjamaah di masjid. 

Antusiasme memadati masjid juga terasa di Semarang. Berbagai masjid tua yang ada di seluruh penjuru kota seakan menjadi magnet yang menarik kaum muslim untuk singgah. Tak terkecuali Masjid Pekojan yang terletak di Jalan Petolongan Semarang. 


Pekojan merupakan salah satu kawasan pemukiman tua di kota Semarang yang dihuni oleh orang-orang keturunan Arab, India dan Pakistan. Masjid Pekojan yang ada di wilayah itu sering menjadi tempat sholat Ashar sekaligus tempat berbuka puasa bagi orang-orang keturunan tersebut. Hingga akhirnya terjadi kesepakatan untuk membuat bubur sebagai hidangan buka puasa bersama (sumber : www.suaramerdeka.tv). 

Tak sekedar berbuka puasa bersama di antara kaum Koja saja, masyarakat setempat pun diajak serta. Selain mempererat silaturahim, aktivitas ini juga dijadikan media syiar ajaran-ajaran Islam. Jadi sembari menunggu buka puasa, masyarakat dapat mengikuti tausiyah yang mencerahkan. 

Hingga kini rutinitas membuat bubur itu terus berlangsung. Sebenarnya apa istimewanya sih bubur yang dibuat di Masjid Pekojan Semarang ini? 

Aktivitas membuat bubur ini hanya dilakukan di bulan Ramadhan saja. Jadi hanya sekali dalam setahun saja rangkaian pembuatan bubur berlangsung selama sebulan penuh. Bubur ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan bubur beras pada umumnya. Namun, sesuai dengan penamaannya, bubur India ini memiliki cita rasa yang jauh berbeda dari bubur lainnya. Beras dan santan yang berpadu dengan aneka rempah berupa salam, jahe, kayu manis dan cengkeh lah yang membuat bubur ini terasa istimewa. Juga lauk pelengkapnya seperti kare daging, lodeh maupun gulai kambing. 

Bp. Ngatiman telah lebih dari lima puluh tahun menjadi juru masak bubur India yang terkenal di seluruh penjuru Semarang. Bahkan banyak muslim dari luar kota sengaja datang ke Masjid Jami Pekojan untuk menikmati kelezatan bubur legendaris ini. Dimasak dalam dandang raksasa, tiap hari bisa menghabiskan 20 kg beras untuk persiapan membuat bubur India yang bisa dinikmati hingga 200 orang. 

Setiap bakda Dhuhur, Bp. Ngatiman yang ditemani dua orang lainnya, akan mulai memasak bubur India ini. Memang dibutuhkan waktu beberapa saat dalam mengolah bubur agar rempah-rempah yang ditambahkan ke dalamnya menghasilkan rasa yang khas. Memasaknya pun menggunakan kayu bakar agar diperoleh rasa yang berbeda. 

Bubur India yang siap menemani waktu berbuka puasa

Nah, apakah teman-teman tertarik untuk menikmati bubur India ala Masjid Pekojan ini untuk berbuka puasa? Silakan datang beramai-ramai ke tempat ini. Dijamin akan menemukan tradisi khas berbuka puasa yang belum tentu dapat ditemukan di tempat lain. Selamat berbuka puasa…. 


 Tulisan ini diikutsertakan pada event #1Hari1Masjid by Prima Dita
 yang disponsori oleh :




Tulisan ini bisa juga ditemukan di postingan berjudul : 
#1Hari1Masjid: Masjid Pekojan, Semarang (Oleh Uniek Kaswarganti)
Read More »