16 Agustus 2013

Akan Ada Pelangi Setelah Badai

repost dari tulisan lama dengan berbagai penyesuaian

    Berada dalam zona aman seringkali membuat kita lupa akan banyak hal. Lupa akan nasib orang lain yang jauh lebih tidak beruntung dari diri kita. Lupa romantika hidup yang berlika-liku. Bahkan tak jarang lupa untuk bersyukur. 

    Kategori lupa yang terakhir tadi pernah terjadi di suatu masa dalam hidupku. Saat diriku merasa terbanting, jatuh ke dalam rongga gelap yang kurasa sebagai penderitaan. Ejawantah atas keterbatasan nalar dan rasa bersyukur seorang hamba Allah yang masih sangat sedikit menguasai 'ilmu kehidupan'.

    Kehilangan pekerjaan. Ya, bagi seorang perempuan muda yang baru saja berhasil memapankan diri secara ekonomi, merasa mampu menghasilkan sendiri rupiah demi rupiah demi menyangga kehidupannya, kehilangan pekerjaan merupakan badai tiada banding. Tak ada yang sanggup mengalahkan keremukan hati sebagai akibatnya (untuk saat itu).

    Tangis tiada henti, keluhan hati terus merambati diri, seakan tiada lagi masa depan cerah yang ada di depan mata. Aku menangis sesenggukan sembari merasakan denyutan jantung kedua yang ada dalam ragaku. Ya, denyut jabang bayi yang menjadi pusat dari segala ikhtiarku. Dia sepenuhnya mengandalkanku. Tetapi apa lah aku ini. Aku hanyalah seorang ibu yang lemah, yang kini terduduk lemas dan tersedu tiada tara.

    Saat merasa berada pada posisi pekerjaan yang mapan, aku mungkin menjadi takabur. Kurang waspada. Dunia kerja yang penuh kelokan terlalu kuremehkan. Hingga pada satu titik dimana aku harus kehilangan pekerjaan itu, kembali kekurangmampuan untuk beradaptasi membuat aku jatuh hancur. Merasa berada pada posisi terbawah dari putaran roda kehidupan. 

    Memang terkadang manusia yang termasuk katagori makhluk paling mulia itu pun bisa menjadi makhluk yang paling tidak bersyukur. Aku lah salah satunya. Yang terpikir hanya penderitaan saja. Kehilangan pekerjaan. Tiba-tiba jatuh sakit saat hamil muda. Suami pun terserang penyakit yang cukup parah. Semua seakan jatuh menimpaku saat itu.

Tak ada yang abadi di dunia ini. Begitu juga dengan penderitaan

   Coba kalau saja saat itu ada sedikit syukur terselip dalam hati. Pasti aku akan menyadari bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Pemberi. Aku diberi waktu yang cukup untuk mengistirahatkan raga dan jiwa yang telah lelah. Istirahat untuk mempersiapkan kelahiran buah hati pertamaku. Istirahat dari rutinitas pekerjaan yang tiada habisnya, kerja bagaikan robot dari pukul tujuh pagi hingga lebih dari pukul tujuh malam (meskipun tidak tiap hari, tapi hampir tiap hari terjadi).

    Coba kalau saja saat itu sedikit bernas. Pasti kebanggaanku pada pekerjaan yang kuanggap 'mentereng' dalam balutan aneka setelan baju ala eksekutif muda itu tak akan membelenggu pikiranku, sehingga rasa sakit saat kehilangannya tak perlu menghinggapiku. Apa coba yang bisa kubanggakan dari pekerjaan yang membuatku tak bisa lepas dari kursi kantor barang sejenak pun. Mengurus surat menyurat keluar masuk perusahaan, mendistribusikan faksimili ke semua penjuru factory, mengatur meeting pimpinan beserta manajer-manajernya (termasuk menata ruangan, hidangan dan makan siang), hingga mengurus akomodasi dan aneka tiket dalam negeri maupun luar negeri untuk kepergian mereka dalam urusan dinas maupun urusan pribadi. Belum lagi sekaligus menjadi operator telepon dua pesawat telpon, yang seringkali berdering berbarengan hingga membuat kepala terasa berdenyut-denyut. Bukan hanya karena bunyinya yang menggema di ruangan sekretaris yang super hening, namun juga ancaman kemarahan dari atasan apabila deringan itu tak segera diangkat. Sungguh pekerjaan yang membuat hati membaja. Istirahat pun yang semestinya 1 jam tak bisa sepenuhnya kunikmati, harus segera balik ke kursi tercinta untuk kembali 'mengurus rumah tangga negara' :)

    Andaikan aku masih berada di sana, mana mungkin bisa berada di sini :

Koelnmesse - lokasi pameran Spoga di kota Koln / Cologne
Frankfurt Bahnhoff - hendak menyeberang ke The Netherlands

    Berkat sms dari seorang teman yang mencari pengganti karena dirinya hendak pindah pekerjaan, akhirnya aku bisa kembali bekerja saat baby-ku berusia 4 bulan. Meskipun tak seberapa lama aku bekerja di bekas kantornya itu, namun tahap itu mampu membuatku kembali mantap menatap hari depan. Sampai kemudian aku bisa mendapatkan pekerjaan lain di salah satu perusahaan manufacture bidang perkayuan. Perusahaan itu membutuhkan seseorang untuk menghandle pemasaran ekspornya.

    Belum genap setengah tahun aku bekerja di sana, tawaran untuk menemani big boss ke Jerman datang padaku. Selain untuk melihat pameran perkayuan terbesar Spoga di kota Koln / Cologne, beliau ingin sekali mengunjungi beberapa buyer potensial. Ternyata kunjungan selama hampir dua minggu itu memang membawa hasil yang signifikan. Penjualan ekspor meningkat tajam, sungguh di luar ekspektasi.

Allah selalu memiliki rencana dahsyat di balik 
semua derita tak seberapa yang kita jalani.

    Sudah selayaknya lah aku tak perlu terbelenggu hal-hal buruk yang sedang menimpa. Berkaca dari kejadian-kejadian di atas, aku semakin yakin bahwa Allah selalu memiliki rencana-rencana dahsyat di balik semua derita tak seberapa yang kujalani saat itu. Akan ada senyum setelah tangisan, akan ada pelangi nan indah yang mengobati luka atas hujan badai di diri kita semua. 


Tulisan ini diikutsertakan dalam momtraveler’s first Giveaway “Blessing in Disguise”



10 komentar:

  1. tuuhhh kan kalo tau mo ke Jerman nggak bakalan nagis gerung-gerung kali ya mbak hehehe.....

    sudah langsung terdaftar ya mak... thanks ;)

    BalasHapus
  2. Pelangi yang indah ya mak. Jerman? huhuhu pengen.... sukses GA nya ya mak

    BalasHapus
  3. Uih..mbak Uniek keren ih rambutnya *ups qiqiqi

    BalasHapus
  4. Mb Muna : ya kalau tau sebelumnya kan mendingan ngguya ngguyu ae yo mba xixiiii... terima kasih sudah boleh ikutan GAnya mba

    Mak Rahmi : indah banget mak, tak pernah terlintas dalam mimpi

    Mb Esti : halaahhh... tutupi manci ah rambute :D

    BalasHapus
  5. Senengnya ya bisa ke Jerman... :)
    Good luck buat GA-nya ya... :)

    BalasHapus
  6. makdew & Nisa : thks

    mb Rochma : rencana Allah selalu luar biasa

    BalasHapus
  7. itu mbk uniek???beugh..garang juga ya hihihihi....
    rencana Allah itu bener2 luar biasa mbk,sukses GAnyaaa

    BalasHapus
  8. Zwan : sekarang pun masih garang koq hihihiii... terima kasih ya, sukses juga utk dirimu

    BalasHapus