31 Oktober 2013

Acer Aspire Slim Series : Praktis dan Gak Bikin Meringis

    Acer Aspire Slim Series : Praktis dan Gak Bikin Meringis. Bener kan saat melakukan aktivitas keseharian kita selalu menginginkan yang praktis-praktis saja. Apalagi bagi yang mengaku eksekutif muda, menjalankan bisnis harus tangkas melaju dengan cepat melawan gempuran kompetitor. Segala macam keribetan yang menghalangi langkahnya sudah sepatutnya untuk disingkirkan jauh-jauh. Salah satunya ya yang  berhubungan dengan gadget, yang 1000% harus kita akui dan yakini menjadi modal utama kinerjanya yang excellent. Mosok bisa begitu? Ah, memuja-muja gadget itu namanya ya?

    Bersedia mengakui ataupun tidak, di era global macam sekarang ini, segala kebutuhan yang berhubungan dengan data dan konektivitas memang mengarah kepada gadget dengan performa tinggi. Gimana mau bersaing dengan ketat kalau masih pakai mesin ketik manual untuk membuat penawaran, terus mengirimkannya lewat fax. Waaah... meskipun dulu di eranya model begini hit banget, tapi untuk masa sekarang kayaknya udah enggak banget kan ya? 

    Tanpa mengurangi jasa-jasa piranti terdahulu itu, kini customer jauh lebih suka saat mendapatkan penawaran berupa presentasi dengan dukungan grafis yang manis dan potensial bikin bisnis laris ;)  Kayaknya paling pas pakai Acer Aspire E1 Slim Series : praktis dan gak bikin meringis. Udah tipis, gampang dibawa kemana-mana, performanya pun tidak diragukan lagi. Apa prosesornya mumpuni banget sih sehingga bisa begitu?
http://www.acerid.com/2013/10/acer-aspire-e1-432-notebook-tipis-dan-hemat-daya-berkat-prosesor-intel-haswell-4th-gen
    Iya, bener banget, meskipun hadir dengan desain 30% lebih tipis dan 15% lebih ringan dibanding notebook konvensional, salah satu anggota Acer Aspire E1 Slim Series yaitu E1-470G sudah dilengkapi dengan prosesor Intel generasi ketiga, yaitu Intel® CoreTM i3-3217U, menjadikannya notebook dengan kinerja prosesor yang lebih baik. Untuk kebutuhan grafis yang lebih baik dibandingkan notebook lainnya, E1-470G ini memiliki keunggulan karena telah dilengkapi dengan kartu grafis Nvidia® GeForce® GT720M dengan kapasitas sebesar 2GB  yang mampu mendukung sempurnanya pekerjaan dengan tuntutan hasil tampilan grafis lebih tajam. Sama juga dengan sesama E1 series lainnya yaitu Aspire E1-432 berprosesor Haswell yang sudah pernah saya bahas di sini, kinerja maksimal bisa diandalkan dari semua produk Acer Aspire E1 Slim Series.

    Trus, hanya eksekutif muda saja yang harus berprinsip begitu? Yaelah, emak-emak kayak saya begini juga butuh lhoooo... Selain masih bekerja full time di kantor, saya gemar sekali mengisi waktu di luar kantor dengan ngeblog dan utak-atik gambar produk kerajinan rajut. Gambar / foto produk itu nantinya akan saya unggah ke social media (socmed), ditawar-tawarin ke teman-teman dunia maya ceritanya nih.

    Sejak tahun 2008 saya memang telah menjadi pengguna setia salah satu socmed besar yang hingga kini masih digandrungi banyak orang untuk mengunggah foto maupun update status. Udah tau kan ya yang saya maksud ;)  Nah, melalui socmed itulah akhirnya bisnis rumahan saya sedikit demi sedikit mengalami peningkatan. Namun terus terang saya mengalami kendala yang berkaitan dengan gadget nih.

    Demi kepraktisan dan kemudahan untuk mengolah gambar dimanapun saya berada, terbetik ide memiliki notebook yang kecil mungil dan ringan. Seperti tampak pada gambar, notebook cute saya itu tidak lebih besar dari buku berjudul Atlantis hadiah dari suami tercinta. Manis sekali kan, kecil bin imut. Iya, si imut yang tadinya saya kira praktis dibawa kemana-mana, namun berakhir bikin meringis setiap kali saya pakai.

    Gimana enggak meringis bila setiap menggunakannya mata saya harus terpicing. Ibarat kamera, mata saya nge-zoom dengan kekuatan maksimal. Akibatnya mata sering kelelahan.
 
    Hiyaaaa... sampai harus ndeketin wajah ke layar monitor, mana jari-jariku yang besar ini sering tumpang tindih gara-gara keyboardnya yang super duper imut :(  Akhirnya acara utak-atik foto produk yang semula menggembirakan berakhir dengan 'meringis'.

    Nyerah deh pake si imut tadi. Kembali lagi ke notebook konvensional. Walaaahh... tetap tidak menyelesaikan masalah. Prosesornya yang jadul membuat kerja notebook tidak maksimal, sering nge-lag saat digunakan untuk berseluncur di dunia maya maupun saat digunakan untuk mengolah foto.
Hmmm... mana gede banget dimensinya. Sampai harus panggul daypack kemana-mana, berat atuuuhhh... Padahal seperti perempuan pada umumnya, aku kan juga pengin tampil feminin dengan membawa tas 'kemayu' dalam kesempatan apapun ;) Tapi bagaimana mungkin? Bawa notebook beratnya aku sudah tak sanggup *kok kayak iklan layanan masyarakat jadul yak

    Gimana mau bisnis berkembang kalau kepala pening mikirin masalah di atas, mana punggung kian meringis kala harus menanggung berat beban notebook lama milikku itu. Saya butuh notebook tipis yang bikin mobile dan online makin praktis, biar aktivitas ngeblog, mengolah gambar dan upload foto-foto kian eksis. Bener-bener deh ya mendamba Acer Aspire Slim Series : praktis dan gak bikin meringis.



Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia

30 Oktober 2013

Perpustakaan : Kisah Lampau dan Idaman di Masa Depan

Buku adalah jendela dunia.
Setuju kan dengan pendapat di atas? Makin banyak kita membaca, makin bervariasi lah dunia yang bisa kita intip warna-warninya. Sebenarnya tak saklek pada kata buku itu sendiri. Apapun yang bisa dibaca tentunya akan mendatangkan manfaat untuk kita *maaf, baca ramalan bintang termasuk gak ya ;)

Jadi ingat anak sulungku yang demen sekali ngejogrok di rumah baca sepulang sekolah. Usut punya usut, meskipun kecil tempatnya, ternyata nyaman sekali penataannya. Tersedia sofa untuk duduk para pengunjung, hamparan karpet bagi yang ingin lesehan, ada juga corner khusus untuk bermain game edukasi melalui 2 buah komputer yang telah disediakan. Wadaw, kok jamanku dulu nggak ada yang model begitu ya?

Masih teringatkah yang hidup di era tahun lima puluhan? *weits.... Pasti gak asing dengan pemandangan model begini :
old fashioned library, pic by credit
Rapi jali sih penataannya, bangku kerasnya itu yang nggak ku kuuuu... Belum lagi kalau pas nggak sengaja berderit saat kita bergeser untuk berdiri. Langsung dapat tatapan setajam silet ;) Padahal dulu waktu sekolah paling senang berburu Lima Sekawan, Sapta Siaga, Pasukan Mau Tau dan karya-karya Enid Blyton lainnya di perpustakaan. Maksud hati ingin menghabiskan waktu istirahat dengan khusyuk membaca novel-novel asyik itu, tapi apa daya. Selain masalah bangku tadi, ruang perpustakaannya panas. Mana ada juga teman-teman yang habis berolah raga juga nongkrong di sana. Zuper aromatic dweeehh...

Sebentar, kira-kira kapan ya terakhir kali aku masuk ke perpustakaan? Kayaknya waktu kuliah dulu deh, udah sekitar 20 tahun yang lalu *oemji tuwir kaleee.... Emang kenyataannya begitu. Dulu kan rajin ke perpustakaan karena membutuhkan berbagai referensi yang mendukung mata kuliah maupun skripsi.

Nah dari fungsi perpustakaan tadi, lantas yang disebut perpustakaan yang ideal itu seperti apa sih? Nggak muluk-muluk tampaknya, yang jelas nggak jauh dari arti perpustakaan itu sendiri. Seperti yang kukutip dari Wikipedia :
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Adapun perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).
Fungsi utamanya lah yang membuat perpustakaan itu menjadi primadona dari masa ke masa, melewati masa-masa suramnya hingga kini telah menjelma ke dalam bentuk baru. Dulu susah sekali saat ingin tau koleksi buku apa saja yang dimiliki perpustakaan sekolah, tempatku menghabiskankan waktu. Juga masih kurangnya perawatan dan pendampingan bagi para pengguna perpustakaan sekolah. Kayaknya kemarin baru lihat seri Si Kembar Di St. Clare pada rak sebelah sono, eeee... begitu mau pinjam kok sudah tidak ada di tempatnya. Ditanyakan ke pustakawannya, malah cuma dapet jawaban enggak enak : Kalau nggak ada di situ ya berarti lagi dipinjem. Begh, iya kalau dipinjam, nah kalau hilang gimana dong? *urut dada ayam

Nggak seperti sekarang ya, semuanya serba gampang. Tinggal pencet-pencet dan lihat di layar monitor, kita jadi bisa tau koleksi perpustakaan yang tersedia. Yah, meskipun belum semua menerapkannya sih. Paling tidak di rumah baca yang biasa jadi tempat nongkrong anakku sudah begitu. Itu rumah baca di kampung loh, pastinya yang di kota lebih modern lagi lah ya? ;)

Seram dan horornya suasana perpustakaan yang pernah dialami di masa dahulu (iya, serem banget, perpustakaan isinya buku pelajaran semua sih hehehee....) sepertinya kini sudah mengalami banyak pergeseran. Makin maraknya muda-mudi yang suka dugem ternyata tak menyurutkan muda-mudi yang lain untuk terus giat membuka jendela dunianya melalui membaca aneka buku.

Berbagai ide keren anak muda mulai marak untuk menciptakan tempat baca yang nyaman sekaligus hang out dengan teman-teman tercinta. Emang anak gaol cuma yang biasa 'ngider' di club aja? Pembaca buku juga gaul lho, aneka pengetahuan dikuasai dan secara simultan dilahap. Tuker-tukeran bacaan, memperbincangkan buku baru maupun belajar menulis bisa menjadi kian asyik dan bermanfaat. Nah, pemikiran kreatif itu kemudian ditangkap oleh mereka yang memiliki jiwa bisnis dengan membuat semacam library cafe. Yang model begini ini loh :
Cafe Buku Tara di Sunter, Jakarta
Atau yang model begini ?
dapet kopi gratis bila beli buku USD 11 (asli di sononya ya, kagak pake dikonversi ke rupiah) ;)
Wuih, jadi membayangkan yang asyik-asyik, secara hidup di kota kecil gini mana ada library cafe model begitu hehehee... Malah jadi ngelantur kemana-mana deh khayalannya. Ini semua gara-gara enggak kesampaian menikmati perpustakaan nan nyaman di masa kecil. Anak-anak jaman sekarang rugi banget deh kalau tak suka membaca. Berbagai fasilitas bagus sudah tersedia, tinggal duduk dan membaca. Apa sih susahnya? Malah milih kebut-kebutan di jalan raya, gimana sih leeee.... nduuuukk..... *udah kayak nenek-nenek ya? ;)

Giliran nantinya akan makin berkembang fusion antara perpustakaan dengan tempat hangout yang asyik, bisa dipastikan aku akan makin menua dan lebih banyak membutuhkan waktu untuk merawat anak cucu. Udah nggak mungkin lagi berlama-lama nongkrong di perpustakaan toh? Jadi yang paling pas ya sedikit demi sedikit mengerahkan daya upaya untuk mendekatkan perpustakaan di kehidupan sehari-hari. Pilihannya ya yang asyik seperti ini kan? Kursi baca yang empuk, bisa buat senderan, sukur-sukur ntar pas baca-baca novel John Grisham maupun Steve Martini kesukaanku para cucu berbaik hati untuk memijit kakiku yang udah sering pegel-pegel kesemutan. Atau membaca sambil ditemani alunan musik yang lembut dari Dave Koz maupun Kenny G.

Pas banget kan? Pas badan sudah mulai membelot untuk diajak kuat setiap saat, pas tiba gilirannya untuk banyak menikmati waktu luang, dan yang jelas Insya Allah pas rejekinya mendukung tercapainya impian punya perpustakaan pribadi seperti gambar itu tadi. Wuhuuuyyy.... nikmatnya euy berangan-angan ;)



25 Oktober 2013

Ketika Pernikahan Tak Sekedar Diperbincangkan

Alhamdulillah, sepuluh tahun pertama perjalanan pernikahan telah kurangkai melalui erat genggam jemari cinta di jalan yang telah ditunjukkanNya. Sepuluh tahun yang sepertinya lebih banyak membuatku tertawa bahagia dibandingkan luruhnya air mata duka. Meski tak berarti pernikahan yang kujalani ini tak beronak, namun niat baik untuk beribadah di jalan Allah lah yang membuatku dan suami tercinta tetap jatuh cinta satu sama lain di setiap kesempatan, hingga kini.

Kebahagiaanku lengkap sudah manakala genap sepuluh tahun pernikahan ini banyak doa yang mengalir, terucap dengan tulus dari keluarga, saudara, dan para sahabat, mendoakan agar keluarga kecil yang telah kami bentuk sejak 28 September 2003 yang lalu tetap diberkahi oleh Allah SWT. Aamiin. Semoga doa baik yang terpanjatkan itu akan beroleh balasan yang berlipat ganda dari Sang Khalik.

Salah satu kebahagiaan yang 'sesuatu' banget itu manakala Giveaway 10th Wedding Anniversary yang kuadakan diminati oleh banyak sahabat dunia mayaku, baik yang blogger maupun yang jamaah pesbukiyah ;)  Hingga hajatan ini ditutup pada tanggal 15 Oktober 2013, tercatat 85 kisah tentang pernikahan yang kuterima. Ada yang menceritakan pengalamannya sendiri, kisah orang tua, kisah saudara, teman, bahkan harapan si penulis yang masih lajang untuk pernikahannya di masa yang akan datang.

Semua tulisan yang kuterima itu bagus karena disusun sepenuh hati. Ada yang sweet, cute, lucu, romantis, menggugah, menginspirasi, mengundang haru bahkan sempat aku menitikkan air mata di beberapa tulisan yang kubaca. Ternyata kusadari bahwa sepuluh tahunku itu belum apa-apa. Masih banyak orang lain yang harus berjuang demikian keras untuk menegakkan biduk pernikahannya di gelombang kehidupan yang cukup ganas. Pernikahan bulan lagi sekedar hal indah yang diperbincangkan, namun lebih tepatnya menjadi langkah pasti menuju keridhoan Illahi.

Dari sekian banyak tulisan masuk yang rata-rata bagus dan berbobot ini, mau tak mau shohibul GA harus menentukan mana yang menjadi pemenang. Bukan berarti lebih bagus dari tulisan yang lain, hanya masalah 'klik' saja di hati. Sebelum masuk ke pemenang kategori content tulisan yang 'klik' ini, seperti yang tercantum dalam salah satu point bahwa ada tantangan khusus untuk mendapatkan voucher spa dari Aluna Homespa Semarang. Dari sekian peserta yang tinggal di kota Semarang, ternyata hanya ada 2 yang mengajukan diri secara suka rela untuk menggunakan voucher ini (heran deh, mau diberi voucher gretongan aja pada gak mau siyyy hihihii...). So, kedua voucher perawatan tubuh ini jatuh pada : 
  1. Wuri Nugraeni
  2. Esti Sulistyawan
Kemudian untuk tantangan berikutnya, yaitu meletakkan banner di sidebar disertai link hidup yang mengarah ke postingan GA, ternyata tidak semua memanfaatkan kesempatan itu untuk mendapatkan hadiah tambahan. Meskipun tak seberapa hadiahnya, aku senang sekali saat ada 19 orang sahabat blogger yang berniat mengikuti tantangan ini. Dan yang beruntung (nantinya akan mendapatkan 1 buah buku, 1 buah bros rajut, dan 1 buah pashmina - tiap orang hanya 1 piece loh bukan tiga-tiganya) adalah :
  1. nomor 14
  2. nomor 35
  3. nomor 40
Siapakah pemilik ketiga nomor ini? mari melacak jejaknya kemari ya sahabat terkasih ;)

Dan inilah yang sahabat tunggu-tunggu, 10 orang pemenang Giveaway 10th Wedding Anniversary persembahan rumah maya Heart of Mine
  1. Edi Padmono : berhak menerima buku antologi My Wedding Story, kaos merchandise My Wedding Story, tas sulam pita, buku Bunda of Arabia dan multi purpose box cantik
  2. Keisya Avicenna : mendapatkan BB Cream Wrinkle, buku Kabut Dalam Cahaya, komik Cintaku Tertambat di Facebook, buku Bunda of Arabia, dan multi purpose box cantik.
  3. Sary Melati : mendapatkan tupperware, buku My Wedding Story, buku Membuat Aksesoris dengan teknik Cabochon Embroidery dan multi purpose box cantik
  4. Andi Rina Amelia : berhak atas tupperware, buku Bunda of Arabia, buku Beauty Jannaty dan multi purpose box cantik
  5. Muna Sungkar : mendapatkan  buku Cenat Cenut Reporter, tupperware, buku Bunda of Arabia dan multi purpose box cantik
  6. Khalida Fitri : menerima buku Anak Kos Dodol Return, buku Indonesia Dari Balik Jendelaku, buku Bunda of Arabia dan multi purpose box cantik
  7. Myra Anastasia : berhak atas buku Anak Kos Dodol Dikomikin, buku Membuat Aksesoris dengan teknik Cabochon Embroidery dan multi purpose box cantik
  8. RZ Hakim : berhak menerima buku Indonesia Dari Balik Jendelaku. buku Bunda of Arabia dan multi purpose box cantik
  9. Ririe Khayan : mendapatkan buku Engkau Lebih Dari Bidadari, buku Bunda of Arabia dan multi purpose box cantik
  10. Lies Hadi : mendapatkan buku The Last Soul, buku Bunda of Arabia dan multi purpose box cantik.

Alhamdulillah, semua hadiah persembahan dari para sponsor sudah kubagikan, Insya Allah bermanfaat. Shohibul giveaway mohon maaf yang sedalam-dalamnya bila ada kekurangan selama penyelenggaraan GA.Adapun bagi sahabat yang ingin membaca tulisan para pemenang ataupun peserta lainnya, di sini ya linknya.

Bagi para pemenang, mohon kirimkan data berupa nama, alamat lengkap dan nomor hp melalui form Contact Me Directly yang sudah kusiapkan di bagian kanan atas blok ini. Data kutunggu segera ya agar hadiah bisa secepat mungkin dikirimkan. Sekali lagi terima kasih banyak untuk partisipasi sahabat semua. Bagi yang belum beruntung, jangan patah semangat. Doakan saja rejeki mengalir lancar agar aku bisa menyemarakkan kembali persahabatan kita dengan giveaway yang berbeda dari sebelumnya. Terima kasih.

24 Oktober 2013

Remember My Daddy

I love you Daddy...
You are my hero (and you always in my dream)
I love you daddy oh daddy
You are my superstar


Duh, lagu di youtube yang gubahan liriknya sederhana namun penuh arti itu membuat mataku 'kembeng-kembeng'. Hmmm... apa ya Bahasa Indonesianya? Berkaca-kaca gitulah persamaannya.Daddy alias papa atau ayah bin bapak, satu sosok yang terus terkenang dan terpatri dalam memoriku. Bukan hanya karena kasih sayangnya yang tak mungkin diingkari, namun juga aneka kenangan yang kumiliki bersama beliau. Meskipun di tahun 1996 beliau telah berpulang ke rumahNya, segala kisah bersamanya seakan masih fresh dalam ingatan.

Aku terlahir sebagai bungsu dari 4 bersaudara dengan jarak umur terpaut lumayan jauh dari abang / mas. Adapun kedua mbak dan masku itu masing-masing terpaut hanya 1 tahun. Kebrojolan? Maybe yes maybe no hehhehee...

Meski jarak umurku jauh dari kakak-kakakku, aku tidak omotatis dimanja. Bapak sangat keras dan disiplin dalam kesehariannya. Yang paling jelas kelihatan saat bapak menempa kami berempat menjadi atlet melalui latihan yang sangat ketat jadwalnya. Sejak TK aku sudah mahir berenang berkat didikan beliau.
Seperti terlihat pada foto di samping, aku masuk TC (training centre) dengan trainer bapakku sendiri. Bapak tidak pandang bulu dan keras dalam melatih, entah itu anak sendiri maupun anak orang lain. Belum sempurna loncatannya alamat tidak istirahat semua. Selalu aku yang paling terakhir selesai latihan, paling penakut soalnya hihihiii...

TC terberat itu saat aku masuk sekolah pukul 13.00 (maklum SD Negeri jaman dulu, kelasnya gantian), pukul 14.00 sudah dijemput untuk latihan. Badan dan muka gosong semua. Sampai-sampai saat aku tertawa cuma gigiku doang yang keliatan.


atlit putri kecil yang pake seragam tim biru itu kayaknya wagu banget yak? :)
Akhirnya berangkatlah aku sebagai bagian dari tim atlit loncat indah Jateng ke Jakarta, bukan karena hebat dan berprestasi namun 'bejo' saja karena saat itu Jateng memang tidak punya atlit putri loncat indah Kelompok Umur IV (usia 8-10 tahun). Hehehee... numpang keren bow berangkat ke ibu kota :)



Namun di balik sikapnya yang keras dan galak itu, bapak luar biasa sayang kepada anak-anaknya. Beliau sering mengajak anak-anaknya bepergian meskipun tidak barengan dengan ibu.  Ada banyakkah bapak model begini, mau repot 'angon' keempat anaknya sendirian? ;)


Beliau juga tidak segan membanggakan kami berempat di hadapan orang banyak. Saat  kejuaraan Pencak Silat di Yogyakarta, kami berempat diajak demonstrasi salam pencak silat di hadapan begitu banyak peserta. Aku yang masih kecil, imut dan kumal itu nyempil di tengah-tengah keperkasaan bapak dan kakak-kakakku. Numpang keren lagi boooww... ;)


Bapak juga pernah mengajakku touring menggunakan sepeda motor ke Surabaya. Panas pantat ini selama lebih dari 6 jam duduk di atas sepeda motor. Sampai-sampai bapak meletakkan handuk tebal untuk kududuki agar aku tidak begitu nelangsa. So sweet ya? ;)

Itu tadi hanyalah sebagian kecil memori indahku bersama bapak. Begitu banyaknya kenangan yang ada, yang tak cukup dirangkai dalam 500 kata sesuai syarat dari shohibul giveaway *protes, seharusnya 1000 kata lah :p

Untuk bapakku, semoga engkau kini tenang di alam sana. Hanya doaku kini yang bisa kupanjatkan untuk menemanimu. Semoga doa-doaku didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT. I really miss you, daddy...  *mewek again :'(

Daddy
You know how much I love you
I want you to help me
Please show me the way
Daddy oh Daddy
Sometimes I might do wrong
But I never stop trying
To be your number one




Acer Aspire E1-432 : Tipis, Gampang Online, Makin Produktif

Acer Aspire E1-432? Sudah pernah dengar? Sudah tau itu sejenis apa? ;)  Ya enggak mungkin sebangsa makanan lah ya. Dengar nama Acer disebut saja pasti sudah membayangkan sebentuk barang nan cute dan fungsional.

Aku jadi kian terbayang-bayang oleh 'penampakan' Acer Aspire E1-432 ini gara-gara notebook lama milikku sudah makin kepayahan saja. Sebenarnya notebook itu semula bukan milikku. Lungsuran alias bekas pakai my lovely hubby. Setelah dia mendapat notebook baru dari kantor, yang lama diwariskan padaku. Yaaa... dengan segala 'kerewelan'nya, mulai dari optical drive yang sudah tidak bisa digunakan hingga baterai yang tak lagi bisa menyimpan daya. Jadi kemana-mana harus mencari colokan listrik agar notebook tetap hidup. Ngenes sekali rasanya.

But the show must go on. Patut disyukuri lah masih punya notebook yang digunakan untuk berbagai keperluan meskipun sering lag. Maklum, notebook tua yang entah bagaimana spesifikasinya aku tak begitu mengerti. Mau tanya ke suami nanti dia tersinggung, sudah diberi piranti sendiri kok masih protes. Enggak enak kan? :) Tapi masalahnya memang agak ribet juga nih bawa si notebook tua ini kemana-mana. Beraaattt... Di kantor memang sudah ada 1 unit personal computer untuk bekerja. Yang jadi masalah itu saat aku dikirim oleh perusahaan untuk dinas luar.

Nah, saat dinas luar seperti itu sering bingung. Dari perusahaan tidak ada fasilitas notebook untuk dibawa-bawa. Padahal ada banyak materi yang mengharuskan peserta membukanya langsung secara online di berbagai web instansi penyelenggara acara tersebut. Yah, mati kutu deh liat peserta lain pada ngeluarin notebooknya. Melihat dengan mudahnya mereka pencet tombol aktivasi Wifi dan membaca point demi point materi penting itu, aku pun hanya bisa ikutan nebeng di samping sembari pencet jerawat :(
Pernah mencoba membawa notebook tuaku sendiri. Eeee... sudah berat banget di tas, ternyata di lokasi seminar tak bisa duduk di dekat colokan listrik. Mati gaya deh, cuma memandang notebook di dalam tas yang tidak berhasil 'diaktivasikan'. Coba kalau aku punya Acer Aspire E1-432 itu, tak perlu sampe terbungkuk-bungkuk kan bawanya. Keren booo... cuma 25.3 mm saja, 30% lebih tipis dibandingkan notebook konvensional lainnya. Etapi jangan salah ya, meskipun slim begitu tetap ada optical drive / DVD RW-nya lho.

Tidak cuma untuk urusan pekerjaan saja. Semenjak mengenal dunia blogging pertengahan 2012 lalu, sehari saja tidak ketak-ketik rasanya hampa deh. Apalagi bila ada teman yang mengadakan giveaway nan menawan, rasanya selalu ingin ikut. Belum lagi berbagai kompetisi blog, waduuuhhh... kalau mau diturutin ikutan semua tentu tak cukup 24 jam sehari ya 'baterai'ku harus beroperasi.

Nah, masalah baterai ini lagi-lagi yang bikin galau. Setelah seharian full oleh pekerjaan kantor, saatnya ingin me time dengan blogwalking ke beberapa blog teman, kali-kali ada informasi lomba blog, kuis atau giveaway *halaaahh, tetep banci ngontes :D  Tapi kewajiban utama sebagai seorang ibu tentu saja tak dapat kutinggalkan dengan alasan me time kan? Menyediakan berbagai keperluan keluarga di malam hari tidak boleh keteteran. Menyiapkan makan malam, menemani si sulung belajar dan mengerjakan PR, juga menemani si nomor dua yang hobi berat bermain mobil-mobilan. 

Alhasil, me time-nya harus fleksibel. Setelah semua urusan di atas done, tinggal ajak si kecil bermain mobil di mana pun dia suka. Nah di sini lah problemnya. Aku tak bisa membuka notebook di mejaku sendiri. Kadang harus di ruang tamu atau di ruang keluarga. Masih ingat tadi masalah utama si notebook tua ini? Baterainya sudah tak mampu menyimpan daya sehingga harus selalu nempel di colokan listrik. Tentu rada ribet saat kabel daya notebook ini seliweran di lantai. Bisa-bisa nanti si kecil tersandung. 

Aduuuh, repot deh. Maka tak salah kan kalau aku jadi ngiler pada Acer Aspire E1-432? Berkat si Haswell, notebook cantik ini jadi lebih irit penggunaan dayanya. Haswell alias prosesor Intel 4th Gen terbaru yang dikombinasikan dengan baterai 4-cell (2500mAh) membuat Acer Aspire E1-432 ini daya tahan baterainya jauh lebih maksimal. Bahkan saat diuji coba untuk memutar konten multimedia (film HD), notebook ini masih mampu 'terjaga' hingga 359 menit alias 6 jam. *langsung prihatin teringat si notebook tua yang 'napas' baterainya tersengal-sengal :'(

Belum lagi saat mengetik sembari nungguin si kecil, jari-jariku yang segede gaban ini sering meleset memencet huruf di keyboard notebook yang rapat sekali itu. Kebiasaan sih pakai PC yang luas keyboardnya, jadi ya riweuh kalau harus menggunakan notebook gitu *cuma alesan. Juga trackpad model lawas yang sering bikin jemariku tanpa sengaja menyenggolnya sehingga tiba-tiba kursor berpindah entah kemana. 

Nah si Acer Aspire E1-432 ini sepertinya bisa dijadikan soulmate baru deh. Keyboard model chiclet yang luas dan nyaman, serta trackpad dengan permukaan bertekstur, tampaknya bisa kujadikan teman satu tim nih dalam kegiatan tulis menulisku. Kagak ada lagi tragedi salah pencet, mencet huruf A jadinya malah menghidupkan Capslock :)
Salah nggak sih kira-kira kalau harus merayu suami tercinta untuk membelikan yang satu ini?   Naksir banget tuh sama yang Silky Silver huhuuu.... Starry Swirls-nya nggak ada di notebook jadulku. Kan jadi lebih eylekhaaannn gitu bila dibawa kemana-mana;)  Bisa say bye-bye dong sama tuh colokan listrik di ruang seminar ataupun ruang tamu / keluarga. Dengan era baru bersama Acer Aspire E1-432 ini, aku bisa lebih semangat saat diutus oleh perusahaan menjadi delegasi di acara apapun. Sedangkan untuk aktivitas menulisku, tentu saja aku bisa makin produktif berkarya. Tak hanya buru-buru membuat tulisan untuk lomba ataupun kuis saja, namun menyusun draft tulisan yang akan dikirim ke media massa ataupun jadi novel bisa kulakukan dengan tenang tanpa kepikiran berbagai masalah dengan notebook lagi. Obsesi utama untuk menjadi penulis setara Dee pun bukan tak mungkin bisa tercapai kan? *swear, yang ini serius bukan becandaan

Kira-kira di-approve kah permintaanku ini sama si hubby? Atau musti nungguin hadiah langsung dari Acer ;)  Lebih baik segera memanjatkan doa sekuat-kuatnya dan setulus-tulusnya nih agar permohonan ini terkabul. Entah dari option yang pertama maupun yang kedua. See you on board my new Silky Silver Acer Aspire E1-432. Aamiin...

Tulisan ini diikutsertakan dalam event "30 Hari Blog Challenge, 
Bikin Notebook 30% Lebih Tipis"
yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia



Notes :
  • Total kata yang digunakan (tidak termasuk kalimat penutup dan notes ini) adalah 941
  • Semua gambar Acer Aspire E1-432 terpaksa dipinjam dari www.acerid.com karena belum punya sendiri, mohon maklum dan mohon keikhlasannya untuk memberikannya langsung kepadaku ;)

22 Oktober 2013

Ingin Melihat Dome Cathedral Cologne Lagi


Luar biasa aura Dome Cathedral yang ada di jantung kota Cologne / Koln ini. Gereja Katolik Roma yang berarsitektur Gothic ini telah ditetapkan UNESCO sebagai World Heritage Site. Pada tahun 2005 aku sudah pernah hampir menjelajahi gereja besar ini. Sayang sekali perbaikan di kedua sisi menaranya membuat lokasi tersebut tidak aman dan pengunjung dilarang masuk. Aku hanya bisa gigit jari memandang kemegahan dan kecantikan Dome dari pelatarannya yang sangat luas. Wah, tak bisa melihat Great Bell of Germany dong kalau begini caranya. Dome Cathedral terkenal akan 11 lonceng raksasanya. Adapun Great Bell itu sendiri adalah St. Peter's Bell seberat 24 ton yang merupakan lonceng dengan ayunan terlebar sedunia.

Maka tak heran bila keinginan untuk mengunjunginya lagi begitu bergejolak dalam dada. Meski entah kapan ada rejeki ke sana. Atau mungkin ada yang baik hati mengajak trip secara free ke sana? Maklum dulu ke sana juga atas biaya dari perusahaan. Numpang gratis doang hohooo...

Dome Cathedral dalam bentangan Sungai Rhine, sumber : wikipedia
Dome Cathedral of Cologne terletak di Domkloster, tempat yang sangat mudah dijangkau dari stasiun kereta api. Bila berkunjung ke sana melalui jalur kereta, maka bangunan indah ini akan tampak di sebelah kanan stasiun Koln. Bangunannya yang tinggi menjulang akan langsung terlihat dari sisi kota manapun. Aku teringat saat berlarian di sepanjang jembatan yang melintasi Sungai Rhine tadi, memburu waktu untuk bertemu dengan rombangan lainnya yang terpisah. 

Aku berjalan dari lokasi Cologne Exhibition Centre di Messeplatz. Entah berapa jarak dari sana ke Dome Cathedral. Yang jelas jauh sekali karena kakiku terasa hampir kaku setiba di pelataran Dome. Kini, semuanya terasa indah saat diingat, sekaligus menggelikan. Sungguh cara menikmati keindahan Koln yang sangat aneh kan ;)  Tentu saja aku ingin kembali ke sana dengan model travelling yang jauh lebih beradab dan nikmat heheee...

Selain katedral  peninggalan masa Medieval itu, ada juga Romano-Germanic Museum dan Ludwig Museum. 
pic by credit
Di Ludwig Museum kita bisa menemukan banyak koleksi modern art dan salah satu pemilik koleksi Picasso yang terbesar di seluruh Eropa. Bangunan berstruktur unik ini terletak di Bischofsgartenstrasse 
picture source : wikipedia

Yang tak boleh dilupakan saat berkunjung ke suatu negara adalah persiapan akomodasinya. Tak perlu survey repot-repot. Dengan membuka Voucherhotel.com semua sudah ada dalam genggaman. 

Tidak seperti dulu saat asal saja menginap karena tak berbekal informasi apapun. Bahkan pemandangan indah seperti ini terlewat begitu saja. 

romantisnya makan sambil memandang Dome Cathedral, pic by credit
 Dulu aku tak sempat menikmati pemandangan indah menghadap Dome Cathedral dari Lindner Hotel Dom Residence. Coba bayangkan romantisnya duduk di beranda resto hotel sembari memandang cantiknya menara katedral megah itu. Dulu tak mungkin beromantis ria karena pergi dengan bos dan rekan bisnis. Siapa tau bila Allah merestui aku bisa kesana lagi bersama suami tercinta. Tak ada yang tak mungkin kan?

Cara memesan hotel ini sangatlah gampang. Tinggal masuk Voucherhotel.com dan buatlah reservasi di laman ini. Sesimpel mengetikkan sms deh rasanya. Kita pun bisa intip berbagai fasilitas yang disediakan di sana, mulai kamar yang nyaman, tempat makan yang representatif hingga ruang meeting yang disediakan bagi para pebisnis.

Jadi, sembari menunggu dana mengucur agar bisa reunian dengan Dome Cathedral dan Lindner Hotel Dom Residence, maka kugerakkan terus mouse-ku untuk menulusuri berbagai lokasi yang pantas kukunjungi nanti di Koln selain ketiga tempat yang telah kusebutkan di atas. Mimpi pun layak ditebarkan, siapa tau jadi kenyataan ;)




21 Oktober 2013

10 Resep Cinta Penuh Nutrisi Bagi Calon Pemimpin Negeri


    Memandang carut-marutnya negeri tercinta ini sering membuat ngilu hati. Ingin tak mengikuti berita, nanti dikira ketinggalan jaman, nggak up to date. Mengikutinya terus menerus justru malah membuat nurani makin teriris. Begitu banyak perilaku pemimpin bangsa yang tidak patut ditiru ditayangkan secara simultan di berbagai media, ya media cetak maupun televisi. Sebagai ibu terus terang saya bingung harus menjelaskan berbagai hal rumit itu kepada anak.

    Belum lagi maraknya pemberitaan perilaku menyimpang generasi muda yang hanya sekedar ingin unjuk gigi tanpa prestasi. Sibuk narsis bersama segala kelebihan yang sebenarnya milik orang tuanya. Berbagai berita tak menyenangkan ini pernah ditanyakan anak perempuan saya yang kini berusia 9 tahun. "Mengapa si A berbuat seperti itu sih Bu? Memang orang tuanya kemana ya?"

    Jleb. Pertanyaan yang menuntut jawaban secara bijaksana namun mudah dipahami oleh anak. Ada berbagai alasan yang dimunculkan oleh para orang tua di masa kini menanggapi aneka penyimpangan perilaku yang dilakukan anak-anaknya. Saya sebenarnya tak  bermaksud untuk mendiskreditkan siapa pun dalam hal ini. Justru saya amat prihatin dengan nasib anak-anak yang terpaksa mencari jati dirinya secara instan gara-gara kurangnya 'nutrisi' dari orang tua.

    Belajar dari berbagai hal yang terjadi itu, saya makin yakin akan satu hal. Saya tak mau anak-anak nantinya akan menjadi generasi yang kurang 'nutrisi'. Meskipun tak pernah ada sekolah formal untuk menjadi orang tua, aneka asupan bergizi tentang pola asuh anak bisa diakses dari berbagai media. Membaca buku parenting, buku dan  artikel tentang pola didik secara agamis, mengakses berbagai web tentang pola tumbuh kembang anak, ataupun belajar langsung dari pengalaman teman dan saudara. Semua informasi yang kita dapat melalui berbagai cara itu nantinya perlu kita pilah dan sarikan sesuai manfaatnya.

    Saat ini saya telah memiliki seorang putri berusia 9 tahun dan seorang putra yang sebentar lagi akan berulang tahun yang ke-4. Meskipun telah sekian waktu berlalu sejak pertama kali menimang buah hati, itu tak berarti saya berhenti untuk terus belajar dan memperbaiki pola mendidik anak. Belum tentu apa yang sudah saya terapkan itu benar. Bila ada yang salah, tak segan-segan saya bertanya kepada beberapa teman maupun searching via internet jawaban-jawaban atas aneka macam persoalan tumbuh kembang anak yang saya hadapi.

    Dari sekian banyak pengetahuan dan pengalaman yang saya hadapi, saya punya racikan resep cinta penuh nutrisi lho untuk anak. Sudah saya terapkan pada kedua anak saya. Tak putus doa juga saya lakukan agar resep cinta bernutrisi ala saya ini bisa menjadikan mereka sebagai generasi penerus yang prima, bukan generasi alay yang tak jelas cita-citanya. Bukan pula menjadi generasi bangsa yang mencontoh perilaku murka dan menguasai sendiri aset negeri yang seharusnya digunakan untuk kemaslahatan rakyatnya. Na'udzubillahi min dzalik.

    Mau tau resep cinta penuh nutrisi bagi calon pemimpin negeri hasil racikan saya nih? Tidak ribet kok, mungkin juga sama dengan apa yang telah dilakukan oleh sebagian besar orang tua. Ini dia resep sederhana saya untuk kedua buah hati tercinta :

1. Memimpin Iman Diri Melalui Ibadah


Tentu semua ayah dan ibu akan setuju bila saya katakan pilar utama dalam mendidik anak adalah agama. Memberikan contoh secara nyata dan mengajak anak beribadah sejak dini bisa menumbuhkan keimanan pada Tuhan dan kedisiplinan diri. Sekedar memerintahkan anak untuk pergi sholat berjamaah ke masjid tentu efeknya tak begitu mengena bila di rumah saja tidak ditunjukkan pelaksanaan sholat lima waktu yang tertib.

    Tertib beribadah akan memberikan panduan bagi anak tentang pelaksanaan suatu kewajiban dengan benar sejak dini serta terpatrinya keyakinan adanya Illahi Robb yang merupakan sumber dari segala kehidupan dan kebaikan. Pola ini bila ditanamkan sejak kecil dan terus menerus dipelihara sepanjang waktu, diharapkan saat dewasa nanti anak tidak hanya akan menjadi pemimpin yang baik bagi orang lain. Yang lebih terutama adalah mumpuni memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu di jalan Allah.

    Si sulung yang sejak kecil aktif mengikuti berbagai event keagamaan di kampung memperoleh berbagai manfaat yang bisa dibilang penuh dengan hal-hal positif. Rutinitasnya beribadah secara berjamaah di mushola depan rumah membuatnya menjadi anak yang Alhamdulillah kemampuan mengajinya sudah lumayan.

Meskipun bersekolah di SD Negeri yang mata pelajaran agamanya tak seberapa banyak, mengikuti 'ngaji' dan latihan baca tulis Quran di mushola itu membuat si sulung mampu menyelesaikan Juz 'Amma saat dia duduk di kelas II. Belum lagi banyaknya teman yang dimiliki. Terbukti setiap Maghrib tiba, selalu ada saja teman yang datang menjemputnya untuk berangkat bersama-sama ke mushola. Juga saat malam takbiran jelang perayaan Idul Fitri atau Idul Adha, agenda rutinnya adalah berkeliling kampung bersama teman-temannya itu. Sudah pantas kan menjadi calon pemimpin yang merakyat plus religius? ;)


2. Melatih anak melakukan berbagai aktivitas secara mandiri

Kita sebagai orang tua tentu tidak menginginkan putra-putri kita nantinya menjadi anak yang manja. Perlu diingat, bermanja-manja sangat berbeda maknanya dengan manja betulan. Bermanja-manja kepada orang tua merupakan bentuk kedekatan secara psikis seorang anak kepada orang tuanya. Itu sangat wajar. Bahkan banyak orang tua yang sibuk bekerja sering merindukan anaknya sesekali bergelendotan dan minta dimanja. Namun bukan berarti orang tua tidak menanamkan kebiasaan mandiri pada anak.
   

Bagaimana coba bila sampai usia sekolah dasar masih minta disuapin? Mungkin ada asisten rumah tangga, nenek atau saudara lain yang bisa bergantian dengan kita untuk menyuapinya. Tapi apakah ini baik bagi perkembangan mentalnya? Selain akan menimbulkan olok-olok dari teman sepermainannya, tidak melatih anak menjadi mandiri akan berdampak buruk bagi jiwa kepemimpinannya. Anak hanya tau untuk minta maupun memerintah saja tanpa tau bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan itu sendiri. Mau jadi pemimpin seperti apa mereka nanti kalau begini?
   

Kemandirian ini tidak hanya sekedar bisa makan sendiri. Berbagai aktivitas anak yang lain bisa kita arahkan untuk pencapaian tingkat kemandirian sesuai usia. Mulai dari mandi sendiri, ganti baju, menata kembali mainan yang terserak, mengatur buku-buku pelajaran di tas sekolah maupun rak buku, belajar dan banyak lagi lainnya.


3. Memberikan asupan gizi yang seimbang
   
Tumbuh kembang anak tentu tak lepas dari pemberian nutrisi ke dalam tubuh. Aneka jenis masakan dengan gizi yang berimbang penting untuk mendukung pertumbuhannya. Tak hanya susu maupun ayam goreng yang populer di kalangan anak-anak saja yang perlu kita berikan. Manfaat penting dari sayur mayur dan buah-buahan juga mesti kita perhatikan.
   

Sebagian besar anak kecil mengalami problem makan sayur. Mengapa bisa begitu? Apakah ayah dan bunda kurang mengenalkannya sejak kecil? Terkadang memang ada orang tua yang  mengambil cara praktis saja dalam memberikan makanan kepada buah hatinya. Yang penting anak doyan. Nah kalau doyannya makan nasi dan kerupuk aja gimana donk?  Enggak banget kan...
   

Bersusah payah menanamkan pola makan sehat kepada anak memang gampang-gampang susah. Namun saat anak saya yang kecil mampu makan sendiri dengan nikmat, berlauk tahu goreng dan sayur bening bayam, sedangkan tetangga sebelah anaknya rewel saja jejeritan saat disuapi sayur, rasanya hati ini legaaaa sekali. Ternyata latihan makan menu sehat yang selama ini saya terapkan ada gunanya juga. Anak kedua saya di kampung terkenal paling gampang makannya, sembarang sayur maupun buah digemarinya, di saat anak kecil lainnya yang sebaya membuat ibunya masing-masing mengerutkan dahi untuk membujuk mereka makan.
   
Dengan mudahnya anak menyantap aneka makanan yang kita hidangkan, badan mereka akan sehat dan tumbuh optimal sesuai keinginan. Saat badannya sehat, anak akan mampu berpikir dan beraktivitas secara maksimal. Begitulah pola  makan yang sebaiknya diterapkan kepada calom pemimpin handal ini. Mana bisa memimpin dengan baik bila badan sakit-sakitan? Yang ada malah sibuk memikirkan diri sendiri dan puyengnya membayar ongkos berobat kan. Mana sempet mikirin rakyatnya bila nanti anak kita jadi pemimpin bangsa yang rapuh tergerus penyakit. Bener kan?


4. Melatih kepekaan hati anak dengan menghargai jerih payah orang lain
  

Pernahkah  ayah / bunda melihat putra-putrinya berteriak kepada kita ataupun ART untuk diambilkan sesuatu? "Ibu, tolong ambilkan baju di lemariku!"  atau "Bik, cepetan ini kamarku dibersihkan, kok kotor banget sih...".

    Pada usia tertentu anak memang masih membutuhkan bantuan orang dewasa pada beberapa hal. Namun mengenalkan anak pada berbagai aktivitas rumah tangga yang dilakukan ayah / ibu / ART tentu tak ada salahnya.

    Si sulung yang kini berusia 9 tahun sudah saya kenalkan dengan yang namanya menyapu, mengepel dan mencuci piring sendiri. Tentu saja mengenalkan aneka macam aktivitas intern ini tidak langsung sekaligus. Selalu akan ada cara ala 'having fun' untuk menerapkannya.

    Ini sekedar bocoran lho Moms & Dads, sulung saya jadi rajin melakukan pekerjaan rumah tangga manakala bosan belajar. Heheheee...manusiawi kan, dari Senin hingga Sabtu dia harus sekolah, mana nanti ada PR atau besoknya ulangan. Tentu saja rutinitas belajar kadangkala membuatnya bosan. Kala saya memintanya untuk belajar menghadapi UTS, secara ajaib gadis cilikku itu akan bilang "Bentar Bu, ini lho kamarku kotor sekali, aku mau nyapu dan ngepel dulu lah. Kata ibu kebersihan itu sebagian dari iman. Betul kan, Bu?". Sangat menggelikan karena di hari-hari normal dia tak akan mengatakan itu.

   Tapi tak apalah. Paling tidak saat dia sedang bersimbah peluh menyapu dan mengepel sesuka hatinya seperti itu dia akan menyadari ternyata capek juga membersihkan dan menata rumah. Melalui cara ini nantinya setelah agak besar dia akan memahami pentingnya menghargai jerih payah orang lain. Tidak asal nyuruh sana nyuruh sini saja. Bukankah tipe pemimpin yang bisa menghargai susah payahnya orang-orang yang dipimpinnya lah yang bakal lebih dicintai daripada tipe otoriter?


5. Mengajak berkegiatan fisik untuk menyehatkan jasmani
   
Di dalam tubuh yang sehat tentu akan terdapat jiwa yang sehat pula. Pepatah kuno yang tak pernah lekang maknanya. Bahkan ada pula yang menambahi dengan bilang "Sehat itu mahal harganya." Benar sekali, saat sedang jatuh sakit kita baru sadar akan pentingnya kesehatan.




    Kesehatan itu tidak begitu saja datang. Selain didukung oleh asupan nutrisi dari makanan yang sudah disebutkan di atas, banyak melakukan kegiatan fisik juga sangat mempengaruhi kesehatan anak. Nutrisi penuh cinta yang satu ini tak kalah pentingnya lho. Anak tak melulu kita cekoki kepandaian melalui belajar dan aneka les pelajaran saja. Menjadi unggul secara intelektual memang penting, namun bila jarang keluar rumah atau pun terkena hangatnya mentari, bisa-bisa kulitnya pucat nanti. Belum lagi bila ternyata badannya menjadi ringkih.

    Aneka playground yang kini tersedia di berbagai tempat juga bisa menjadi pilihan para orang tua. Pun saat khawatir melepas anak di keramaian, halaman rumah pun bisa menjadi ajang berolah fisik. Tak hanya sehat karena berbagai kotoran tubuh terbuang melalui keringat yang mengucur deras, kekuatan otot anak saat melakukan berbagai aktivitas fisik juga sangat berguna bagi kekuatan tubuhnya. Nanti bila saatnya dia menjelma menjadi pemimpin, tentu dia akan menjadi pemimpin yang tegas dan kuat, bukan orang yang melempem.


6. Mengajak Bereksplorasi dengan Alam Sekitar
   
Makin maraknya teknologi saat ini sering membuat anak tak mau lepas dari yang namanya gadget. Kalau sudah memegang gadget jadi lupa waktu deh. Lupa juga kalau mereka itu hidup berdampingan dengan alam yang sebenarnya merupakan guru sekaligus pelindung terbaik.

   
Mengajak anak mengeksplorasi berbagai keanekaragaman hayati membuat mereka menyadari bahwa sebagian besar kebutuhan hidupnya sudah disediakan oleh alam. Bukan oleh teknologi yang banyak didewa-dewakan sekarang ini. Semua yang kita butuhkan untuk keperluan utama sudah disediakan oleh alam. Sudah selayaknya manusia melindungi kelestariannya.

    Banyak ragam aktivitas yang mendukung niat kita mengakrabkan anak dengan lingkungan. Sekadar membantu panen mangga di kebun saja sudah asyik lho, belum lagi kalau anak-anak bersuka gembira ingin memanjat pohon. Jalan-jalan ke berbagai lokasi perkebunan semacam pabrik tebu yang lengkap dengan lorinya tentu asyik sekali. Jarang-jarang mereka bisa bermain di sana.

    Kedekatan pada alam semacam ini tidak akan timbul melalui game-game lingkungan ataupun pendidikan saja di komputer. Butuh interaksi secara fisik antara anak-anak dengan alam sekitarnya. Kepedulian mereka kepada lingkungan yang coba kita tanamkan sedikit demi sedikit ini memang belum akan tampak hasilnya dalam waktu dekat. Semoga di saat dewasa nanti anak-anakku tidak akan menjadi pemimpin yang membiarkan lingkungan tempat tinggal warganya terendam lumpur panas ataupun serangan banjir akibat ditebanginya berbagai pepohonan.


7. Melatih Anak Mencintai Aneka Pengetahuan
   
Pemimpin yang handal bukan saja pemimpin yang sekedar mencintai rakyat maupun bawahannya. Kecintaan ini memerlukan dukungan kemampuan dan pengetahuan yang memadai. Mana bisa pemimpin yang bodoh sukses membawa rakyatnya menjadi maju? Satir sekali ya... Namun itulah kenyataannya.

    Secara sederhana saya mencoba membuat anak saya menyukai berbagai jenis pengetahuan yang disajikan melalui buku bacaan. Cara termudah yang sampai saat ini baru bisa saya lakukan. Aneka jenis buku saya kenalkan pada si sulung maupun si nomor dua. Tak hanya menyodorkan begitu saja bacaan kepada mereka, saya juga menyadari perlunya memberikan contoh kepada mereka.

   Untung saja saya dan suami sama-sama penggemar buku dan suka membaca, jadi tak sulit bagi anak-anak kami untuk menirunya. Bahkan kini si sulung sudah mampu menuliskan berbagai pengalamannya ke dalam tulisan, baik berbentuk diary di blog maupun artikel yang diikutkannya ke beberapa lomba menulis.

    Melihat hiburan di televisi memang menyenangkan, namun kewaspadaan untuk membatasi acara-acara yang boleh mereka tonton lah yang perlu ditingkatkan. Saya dan suami menyadari keterbatasan waktu kami di rumah karena masih harus bekerja di luar rumah. Jadi anak-anak hanya boleh menonton televisi bila kami sudah tiba di rumah. Kontrol yang kurang ketat tentu saja bisa berakibat buruk. Jadi miris saat bertandang ke rumah tetangga dimana bapak, ibu dan anak-anaknya sampai terlongong-longong melihat sinetron dewasa dan tak mendengar salam yang saya ucapkan berkali-kali. Mungkin saking asyiknya menonton ya. :(

    Mana bisa menciptakan pemimpin bagi generasi berikutnya bila sering terhanyut tontonan ala telenovela. Anak-anak calon pemimpin handal ini harus dilatih berpikir selogis mungkin meskipun tetap kita pilihkan yang mengandung unsur hiburan dalam setiap tayangan yang mereka saksikan. Masak mau jadi pemimpin yang 'menye-menye'. Tak usah yaaa... ;)


8. Meningkatkan Kepercayaan Diri Melalui Kompetisi

    Pergerakan jaman yang begitu cepat selalu menuntut kemampuan dan kesiapan diri yang prima. Berbagai ajang kompetisi selalu akan ada untuk ditaklukkan. Kompetisi apakah itu? Lomba cantik-cantikan, pinter-pinteran, kuat-kuatan?

    Tidak sebatas kompetisi seperti yang saya sebutkan tadi sih sebenarnya. Kompetisi sebenarnya adalah manakala anak kita mampu mengalahkan dirinya sendiri dalam menaklukkan rasa malu dan minder. Banyak kah ayah dan ibu yang mengalami hal serupa, membantu anak meningkatkan kepercayaan dirinya?

    Saya sendiri menyadari adanya bahaya laten ini saat anak saya mulai menyembunyikan diri dari pergaulan di saat teman-temannya sibuk berpacu dengan berbagai ajang lomba putri-putrian. Berhubung saya sendiri bukan orang yang pinter dandan dan doyan bersolek, maka saya pandu si sulung untuk menjajal kemampuan di bidang yang lain, bukan putri-putrian seperti temannya.

    Saat ada lomba mewarna, saya ajak dia ikutan. Bukan untuk menang, hanya sekedar menanamkan kepercayaan pada dirinya bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkompetisi. Kalah menang bukan tujuan utama, namun memiliki berbagai pengalaman tentu lebih menyenangkan daripada diam berdiri di rumah saja. Juga saat ada audisi menulis untuk anak, saya pancing dia untuk ikutan dengan tujuan latihan menajamkan kemampuan. Alhamdulillah akhirnya sulung saya ini menemukan kepercayaan dirinya saat dua kali audisi menulis tulisannya lolos dan nantinya akan diterbitkan dalam buku antologi. Yang satu penerbit indie, satunya lagi penerbit mayor.

    Kini putri saya ini tak lagi ragu mengikuti berbagai kompetisi yang ada meskipun tak semua dimenanginya. Itu sudah sangat membanggakan untuk saya. Dia tidak minderan lagi dan tidak gampang kecewa saat kalah. Bener loh, orang yang tidak pernah mencoba untuk berkompetisi selalu akan merasa sakit saat menemukan dirinya mengalami kekalahan. Nah, sebagai calon pemimpin handal yang nantinya dituntut untuk memiliki mental baja dalam memperjuangkan nasib rakyat / bawahannya, tentu saja pribadi 'mutungan' dan gampang sakit hati ini tak akan sukses mencapai keberhasilan.


9. Menumbuhkan Kecintaan Pada Seni dan Budaya

    Saat ingin memiliki anak yang taat beribadah, pintar dalam pengetahuan, dan sehat secara jasmaniah, saya masih punya satu lagi resep cinta penuh nutrisi bagi calom pemimpin negeri. Cinta pada kebudayaan negeri sendiri. Ya, hanya bangsa yang besarlah yang bisa menghargai kebudayaannya sendiri.

    Dulu saat breakdance dan flashdance melanda bangsa di tahun 1980-an, tak berarti berbagai kesenian dan budaya bangsa menghilang. Meskipun trend 'yang western itu lebih modern' namun sejatinya akar budaya suatu bangsa lah yang membuatnya kokoh bertahan sebagai bangsa yang memiliki ciri khas tersendiri.

    Apa sih yang dimiliki Indonesia? Tentunya banyak sekali dan tidak bisa disebutkan satu persatu di sini ya. Sudah ada 'the power of googling' kan? Namun dalam pemikiran saya yang sederhana ini hanya ada satu rumus : once letting other countries' cultures invade you, the whole worlds won't be yours again. Mana bisa kita bawa nama harum Indonesia bila nanti seni dan budayanya telah tergerus oleh budaya asing dan hilang entah kemana. Ngeri ah.


  
Berangkat dari kesadaran itu, saya dan suami berinisiatif untuk memasukkan si sulung ke sanggar tari yang cukup lawas di Semarang. Ketaatan sanggar tesebut dalam menerapkan pakem tari gaya Surakarta patut diacungi jempol. Saya yang pernah menyaksikan si sulung ujian kenaikan tingkat di sanggar ini dan mendengarkan penjelasan tim penilai yang lulusan akademi tari ternama di Solo langsung melongo saat beliau menjabarkan puluhan istilah gerakan tari yang berbeda satu sama lain. Sungguh kaya makna saat tiap gerakan dalam tari melambangkan arti tersendiri.

    Masih berpikir kalau ikutan sanggar tari Jawa itu tidak keren seperti kegiatan lain yang lebih 'western' atau yang berbau 'nama asing' lainnya? Ah, jadi miris sekali saya kalau begitu.


10. Mencintai dan Dicintai

    Nah, meskipun resep cinta penuh nutrisi bagi calon pemimpin negeri yang satu ini saya tulis paling terakhir, bukan berarti poin ini yang paling tidak penting. Bukan. Justru mungkin lebih utama dari lainnya setelah kecintaan pada Sang Pencipta. Ya, cinta dan berbakti pada orang tua. Tak ada kan orang tua yang tak mencintai anaknya dan berharap dicintai pula oleh buah hatinya itu?

    Selain menyediakan berbagai keperluan pokok anak seperti pangan dan sekolah, apa lagi sih sebenarnya yang paling utama? Di atas segalanya yang mampu kita berikan kepada buah hati, rasa cinta itu sendiri lah yang mendasari segala keikhlasan kita sebagai orang tua untuk merawat mereka dari kecil hingga besar nanti.

    Cinta macam mana sih yang sebenarnya ingin kita berikan kepada anak-anak kita? Tentu saja cinta yang tak berbatas dan menuntut balas budi. Anak bukanlah invest masa depan seperti yang sering digembar-gemborkan banyak orang tua. Anak itu amanah dari Allah dan kita sebagai pemegang amanah wajib menjadikan mereka pribadi yang beriman, kuat, pintar dan tangguh untuk menghadapi masa depan mereka sendiri.

   Ingin dicintai oleh anak sendiri melalui berbagai kesenangan duniawi yang kita berikan? Itu tak salah meskipun tak seratus persen benar. Saya lebih memilih menjadi orang tua sekaligus sahabat sejati bagi anak-anak saya. Dekatlah dengan anak di berbagai kesempatan yang ada, cintai mereka apa adanya. Meskipun mengupayakan berbagai kemampuan anak sesuai kesembilan resep cinta di atas, bukan berarti anak kita harus serba sempurna. Bukankah yang sempurna itu hanya Allah semata.

    Anak yang sedari kecil dilimpahi cinta perkembangannya secara kognitif maupun psikis akan jauh lebih pesat dibandingkan dengan yang selalu dituntut untuk menjadi jawara. Sungguh tidak adil para orang tua yang hanya menuntut anaknya berprestasi tanpa mencoba menjadi sahabat bagi mereka, mengetahui segala masalah yang mereka hadapi dan menjadi the first shoulders to cry on. Tak mau kan nanti saat anak kita menjadi pemimpin dia hanya mencintai dirinya sendiri dan tak cinta pada rakyatnya ataupun bawahannya?

   Membekali calon pemimpin bangsa dengan berbagai ilmu, pengetahuan dan keterampilan hanyalah salah satu cara untuk menjalankan amanah tertinggi kita sebagai orang tua. Namun mencintai anak secara apa adanya merupakan kebahagiaan yang tak terkira.


Tulisan ini diikutsertakan pada Blog Writing Competition : Peran Ibu Untuk Si Pemimpin Kecil



15 Oktober 2013

Giveaway : 10th Wedding Anniversary

Dear sahabat,

Seakan belum lama aku mengalami indahnya saat-saat ijab kabul, eh tau-tau sudah memasuki sepuluh tahun pertama pernikahan. Sepuluh tahun yang kulewati bersama dengan suami dan kedua buah hatiku, yang ternyata lebih banyak suka dibandingkan dukanya. Alhamdulillah. 

Sebagai teaser, sahabat bisa mengikuti Kisah Romantis Ayah dan Ibu di tulisan yang kuikutsertakan di tantangan tema khusus pada #30HariNonStopNgeblog yang diadakan oleh Blogdetik kapan hari. Cerita simpel tentang metamorfosa cinta sepasang anak muda yang akhirnya menjelma menjadi ayah-ibu bagi seorang gadis cilik-cantik-pintar-sholeha  dan seorang bocah ganteng-sholeh-pintar. Alhamdulillah kedua buah hati tercinta itu selalu sehat dan memiliki tatap mata bercahaya. Cahaya yang sekuat mentari, mampu menerangi hati kedua orang tuanya dan menghalau gelapnya badai masalah. *koq jadi gini siiihh nulisnya....

Aku ingin berbagi kebahagiaan nih dengan sahabat semua, baik sahabat di dunia maya maupun yang pernah / sering berjumpa denganku secara langsung. Tak banyak memang hadiahnya (aku lebih suka menyebutnya tanda mata), pun juga value-nya tak seberapa karena baru sebatas itu yang kumampu. Semoga tanda mata dariku berikut ini bisa menyenangkan dan berguna untuk sahabat semua :


2 buah My Wedding Story, buku antologi keduaku. Buku ini mengisahkan berbagai cerita unik para penulisnya dalam persiapan pernikahan. Sesuai dengan genre menulis yang kusukai, aku menampilkan kisah yang berbeda dari kontributor lainnya di buku ini. Aneka kejadian gokil yang takkan pernah terlupakan lah yang kubawa masuk ke buku istimewa ini. Istimewa karena terbit pas menjelang ulang tahun pernikahanku yang kesepuluh.


1 buah kaos merchandise yang akan kupasangkan dengan salah satu buku My Wedding Story di atas. Cantik dan keren nih desainnya.

 

2 buah Voucher dari Aluna Home Spa. Voucher ini akan kuberikan untuk peserta yang memenuhi tantangan khusus di giveaway ini. Detail tantangan ada pada ketentuan giveaway di bawah.

Voucher ini persembahan Reny Mangajun, sahabat masa kuliahku yang sukses menjalankan bisnis home spa. Silakan sahabat menengok detail bisnisnya di page Aluna Home Spa.


10 buah Multi Purpose Box yang cantik. Produk istimewa ini persembahan sahabat masa kuliahku, Diah Purwaningsih, pengusaha sekaligus pemilik Studio Sapi, pembuat berbagai produk hamper yang berdesain unik .


2 buku Indonesia Dari Balik Jendelaku, langsung dari penulisnya Pakdhe Abdul Cholik, seleb blogger terkenal dari Jombang, Jawa Timur. Buku yang digagas berdasarkan tulisan-tulisan yang diposting pada event #30HariNonStopNgeblog. Padahal event itu belum ada sebulan berlalu, namun Pakdhe rupanya telah merancang jauh-jauh hari untuk persiapan penerbitan buku ini.



1 buku Anak Kos Dodol Dikomikin vol. 4 dan 1 buku Anak Kos Dodol Return. Tanda mata ini persembahan dari penulisnya langsung, Dewi Rieka, sahabat dan mentor menulisku yang sukses menularkan virus gokilnya padaku :D


1 buku Cenat Cenut Reporter, buku yang bercerita tentang 'dunia hitam' di balik profesi reporter. Buku gokil yang menjadi one of my favourite ones. Persembahan sahabat dan mentor menulisku, Wuri Nugraeni. Nanti akan ada pula karya flanel dari Wuri yang mendampingi buku ini, namun saat ini foto produk belum bisa diunggah, jenis produk menyesuaikan dengan stok yang ada.

1 buah buku Engkau Lebih Dari Bidadari persembahan sang penulis mba  Dian Nafi, sahabat sekaligus mentor menulis di IIDN Semarang.


1 buku Beauty Jannaty, buku terbaru dari mba Norma Keisya Avicenna, sahabat di IIDN Semarang. Buku ini 'fresh from the oven' loh, baru terbit bulan September 2013.

1 buku Kabut Dalam Cahaya dan 1 buku The Last Soul persembahan mas Ihwan Hariyanto, pemilik Mozaik Indie Publisher. Kawan sekaligus partner berdiskusi seputar dunia kepenulisan dan indie publishing.


3 buah produk Tupperware persembahan shohibul giveaway,
diambil dari koleksi dagangannya ;)


2 buah buku Membuat Aksesoris Dengan Teknik Cabochon Embroidery, persembahan dari Dini Sarbini, teman baikku semasa kuliah di Semarang dulu. Saat ini sukses sebagai pengusaha aksesoris cabochon dan owner Dini's Bead

10 buah buku Bunda of Arabia karya Jihan Davincka dkk.
 

1 buah tas sulam pita, persembahan mba Elly Nurmawati   (wohoooo...shohibul GA ngiler liat tasnya, mupeeenggg....)


1 buah komik Cintaku Tertambat di Facebook persembahan salah satu penulis naskahnya jeng Rahmi Aziza, sahabat menulis sekaligus mentor ngeblogku di IIDN Semarang

1 buah BB Cream Wrinkle Improvement dari mba Esti Sulistyawan


Itulah beberapa tanda mata yang bisa diberikan oleh shohibul giveaway untuk sahabat semua yang berkenan meluangkan waktu untuk berpartisipasi dan meramaikan hajatan kecil ini. Tidak menutup kemungkinan jumlah tanda mata bertambah bila ada sahabat yang berkenan menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi giveaway ini.

Cara mengikuti giveaway ini tidak susah kok, beneeerrr... cuma ini yang harus dilakukan :
  1. Membuat postingan di blog atau note Facebook tentang pernikahan. Apa saja, bisa tentang hikmah dari kejadian tertentu di pernikahan, cerita mengharukan, cerita menginspirasi bahkan cerita konyol yang mewarnai biduk rumah tangga. Shohibul giveaway tidak bermaksud membuka aib ataupun rahasia terdalam dari pernikahan sahabat semua. Sahabat tentu jauh lebih tau mana yang sebaiknya diceritakan mana yang tidak. 
  2. Meskipun temanya tentang pernikahan, bukan berarti yang masih lajang tidak boleh ikutan loh. Bisa saja menceritakan kehidupan pernikahan orang tua, saudara, teman atau pun opini pribadi tentang arti pernikahan. 
  3. Untuk sahabat blogger : giveaway ini berlaku bagi pengguna platform blog terbuka apa saja, yang penting bisa dikomentari shohibul giveaway maupun peserta lainnya. Paling ngenes ya saat berkunjung ke blog sahabat begitu mau komentar ternyata harus subscribe dulu. Ngeluuuu...
  4. Berteman denganku melalui beberapa pilihan ini. 1) Melalui blog ini : Be my friend via email (ada tuh di pojok kanan atas). 2) Melalui akun Facebook : Uniek Kaswarganti.  3) Melalui akun Twitter : @UniekTweety.  Ini bukan modus pengerahan massa, hanya sekedar memfasilitasi sahabat semua untuk ter-update dengan pengumuman penerima tanda mata dari giveaway ini. 
  5. Bagi sahabat blogger maupun pengguna note Facebook, wajib mendaftarkan kepesertaannya pada kolom komentar di bawah, dengan mencantumkan Nama, Judul Artikel, Url Postingan dan pernyataan kesediaan menggunakan voucher Aluna (khusus bagi peserta tantangan khusus)
  6. Tantangan khusus untuk peminat voucher Aluna Home Spa. Voucher ini berlaku untuk treatment khusus couple / pasangan suami istri dengan hingga 30 November 2013. Detail treatment tergantung availability dari Aluna Home Spa. Voucher ini tidak bisa diuangkan namun bisa digunakan tanpa harus membayar biaya tambahan apapun. Adapun syarat bagi peminat tantangan khusus adalah : 1)  Peminat harus berdomisili di Semarang, Solo dan sekitarnya. Ini syarat mutlak untuk menghindari mubazirnya voucher ini gara-gara sahabat tidak menggunakannya dengan alasan domisili tempat tinggal terlalu jauh dari lokasi Aluna Home Spa (saat ini Aluna Home Spa baru memiliki cabang di Semarang dan Solo).  2) Sertakan pernyataan kesediaan sahabat untuk memanfaatkan voucher ini bila beruntung nanti. Pernyataan cukup ditulis di bawah pendaftaran url artikel. ditambahkan di bagian terbawah postingan blog / note fb yang telah didaftarkan. 3) Bebas menulis cerita pernikahan sesuai gaya menulis sahabat sendiri. Berhubung ini tantangan khusus, shohibul giveaway ingin ada bumbu pelesiran, jalan-jalan, leisure atau apa saja yang bisa berkaitan dengan Home Spa. Kesempatan mendapatkan voucher ini akan makin tinggi dengan tambahan poin saat peserta tantangan mampu merujukkan home spa yang sehat ke Aluna Home Spa di dalam tulisannya.
  7. Giveaway ini berlaku sejak pertama kali diposting hingga tanggal 15 Oktober 2013. Insya Allah  tanggal 25 Oktober 2013  pengumuman siapa saja yang mendapatkan tanda mata akan di-publish, baik melalui postingan blog, maupun pengumuman di Facebook dan Twitter.
  8. Siapa saja boleh mengikuti giveaway ini, namun tanda mata akan dikirimkan ke alamat di Indonesia saja ya. 
  9. Satu orang sahabat boleh mengirimkan maksimal 2 tulisan dan tidak tertutup kemungkinan dua-duanya mendapatkan tanda mata. Jadi ayo keluarkan kemampuan terbaik sahabat untuk melenakan dan menarik hati shohibul giveaway sebagai juri tunggal :)
  10. Pada bagian akhir tulisan, mohon sertakan sedikit ucapan maupun doa bagi shohibul giveaway berkaitan dengan wedding anniversary-nya yang kesepuluh. Ini bukan paksaan karena shohibul giveaway yakin, setiap doa baik yang dipanjatkan akan diijabahi oleh Yang Maha Kuasa dan akan kembali secara berlipat ganda.
  11. Bagi sahabat blogger mohon cantumkan : Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine. Berikan link hidup ke postingan giveaway ini pada tulisan Giveaway 10th Wedding Anniversary. Juga berikan link hidup ke http://uniek-kaswarganti.blogspot.com/ pada tulisan Heart of Mine.
  12. Bagi sahabat pengguna note Facebook, lakukan hal yang serupa dengan cara mencantumkan url postingan giveaway ini maupun url blog Heart of Mine seperti di atas.
  13. Sertakan logo giveaway berikut ini di bagian bawah postingan sebagai bukti kepesertaan sahabat semua dalam giveaway ini. Bagi sahabat blogger, shohibul giveaway memiliki tambahan tanda mata khusus bagi 2 orang peserta yang memasang logo giveaway ini di sidebar blognya dan memberikan link hidup ke postingan giveaway ini. Dua orang yang beruntung itu akan dipilih melalui sistem 'kopyokan'. Ini optional lho ya, tidak memaksa, hanya mengiming-imingi saja :D 

Oke sahabat, ditunggu ya tulisan / kisah pernikahan yang semoga bermanfaat, menghibur maupun menginspirasi para pembacanya. Happy writing....


--------------------------------

Terima kasih tak terhingga kuucapkan pada para sponsor yang telah berkenan meramaikan giveaway ini dengan tanda mata khasnya  :
 1. Pakdhe Abdul Cholik, penulis buku Indonesia Dari Balik Jendelaku, owner Blogcamp
 

2. Reny S. Mangajun, owner Aluna Home Spa

3. Diah Purwaningsih, owner Studio Sapi

4. Dewi Rieka, penulis buku Anak Kos Dodol Dikomikin 4 dan Anak Kos Dodol Return

5. Wuri Nugraeni, penulis buku Cenat Cenut Reporter dan pengusaha flanel

6. Dian Nafi, penulis buku Engkau Lebih dari Bidadari

7. Norma Keisya Avicenna, penulis buku Beauty Jannaty

8. Ihwan Hariyanto, pemilik Mozaik Indie Publisher

9. Jihan Davincka, penulis buku Bunda of Arabia

10. Dini Sarbini, penulis buku Membuat Aksesoris Dengan Teknik Cabochon Embroidery

11. Elly Nurmawati F, pemilik usaha Dodolan Bu Ulin

12. Rahmi Aziza, penulis naskah komik di buku Cintaku Tertambat di Facebook

13. Esti Sulistyawan, pemilik blog My Love Note