Tampilkan postingan dengan label lifestyle. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lifestyle. Tampilkan semua postingan

04 Februari 2016

Kimono Cardigan

Pernah nggak sih mengalami kejadian mati gaya mau pakai baju apa saat mau ke kantor ataupun bepergian untuk keperluan lainnya?

Bagi yang bekerja dan mengenakan seragam, tentunya tak perlu pusing-pusing lagi ya mikirin besok mau pakai baju apa. Sudah default gitu, konsentrasi bisa dialihkan ke hal-hal lain yang lebih penting. Beda kejadiannya nih dengan diriku yang setiap hari mikir harus mengenakan baju atau setelan apa biar tidak bosan. 

Sehari-hari sih cukup mengenakan jins dan kemeja atau kaos. Maklum nih kerja 'ngamplas', mau pakai jas mentereng ntar malah diketawain kuli-kuli ngamplas :) Belum lagi bila kepanasan akibat aktivitas di lapangan yang harus kesana kemari, bisa saltum dong kalau mengenakan yang terlalu formal.

Meski seringnya hanya mengenakan jins dan kaos, namun sesekali pengin juga kan tampil agak beda. Modifikasi baju tak harus membeli banyak setelan, kan bisa di mix and match agar variasi tampilan kita bisa bermacam-macam. 

Yang paling menyelamatkanku dari tragedi mati gaya adalah cardigan. Aku memiliki beberapa buah cardigan yang siap kupadukan dengan manset aneka warna. Salah satu jenis cardigan yang kumiliki via belanja di toko online adalah kimono cardigan. Mungkin terinspirasi dari model kimono yang digunakan orang Jepang gitu ya.



Kimono sendiri dalam Bahasa Jepang memiliki arti sebagai berikut : ki berarti pakai, mono berarti barang. Jadi sebenarnya kimono itu bisa dibilang 'something to wear'. Adapun di negara asalnya, kimono itu memiliki kriteria tersendiri untuk masing-masing penggunanya. Bagi yang single kimononya akan berbeda dengan yang telah menikah.

Modifikasi busana ala kimono ini hanya mengadopsi model lengannya saja. Kimono cardigan yang ada di foto atas tadi merupakan salah satu cardigan kesayanganku karena modelnya yang unik. Meskipun di waktu tertentu akan memberikan kesan lebar pada badan, di saat yang lain cardigan ini bermanfaat sekali untuk melapisi kaos manset yang biasa kukenakan saat harus padu padan dengan berbagai baju lengan pendek yang ada di almari.

Teman-teman blogger yang perempuan, adakah yang juga memiliki kimono cardigan model begini? Kalau iya, motif kesukaannya seperti apa? Bolehlah di sosmed diupload dan nanti aku di-tag ataupun di-mention ya :)
Read More »

01 Desember 2015

Mengatur Pola Makan



4 sehat 5 sempurna? Masih ingatkah pelajaran jaman kita kecil dulu?

<<<KITA??? LOE AJA KELEUUUSSS>>>

Iya sih, jaman daku kecil dulu di Sekolah Dasar diajarkan tentang makanan bergizi yang bermanfaat bagi tubuh dengan jargon terkenal 4 sehat 5 sempurna. Namun ke sini-sininya rupanya banyak sekali referensi menu diet sehat dan berbagai masukan yang berkaitan dengan asupan makanan yang sebenarnya  diperlukan oleh tubuh.

Pernah nih aku membaca tentang metode mengatur pola makan yang berupa food combining (FC). Pola makan jenis ini tidak menentukan pantangan terhadap makanan tertentu, hanya saja untuk karbohidrat tidak dikonsumsi bersamaan dengan protein  *lalu ngebayangin makan rendang di nasi padang tanpa nasinya *lalu dihajar para FC-ers

Inti dari pola makan FC yang kubaca dari beberapa sumber :
  • Makanan tinggi protein dikonsumsi tidak bersamaan dengan makanan tinggi karbohidrat. Jadi bila makan daging, kombinasikan dengan sayuran, bukan dengan nasi *kebayang kan yang nasi padang tadi :)
  • Jika di salah satu waktu makan sudah mengkonsumsi kombinasi protein-karbohidrat, maka di jam makan yang lain sebaiknya memilih kombinasi sayuran-karbohidrat.
  • Gantilah cemilan karbohidrat yang biasa ada di dekat kita dengan buah-buahan. Ngemil buah sepanjang hari tak mengapa, asalkan setengah jam sebelum makan aktivitas ngemil ini ditunda dulu
  • Konsumsi buah maupun jus buah sedikit-sedikit agar kadar gula darah tidak langsung melonjak. Di beberapa buah kan ada yang kandungan gulanya tinggi.
  • Dalam mengkonsumsi protein hewani, sebaiknya tidak lebih dari satu jenis protein dalam waktu yang bersamaan. Satu jenis protein hewani sudah mencukupi kebutuhan asam amino kita.
  • Mengolah makanan secukupnya saja dari bahan-bahan sealami mungkin. Memanaskan masakan berulang-ulang dapat menghilangkan gizi dari makanan tersebut.
  • Mari mengkonsumi makanan yang beragam agar tubuh tidak kelebihan dosis gizi dari salah satu jenis makanan saja.

Beberapa poin di atas belum semua sih, hanya kuambil inti-intinya saja yang menjadi dasar untuk diterapkannya pola makan teratur. Banyak teman yang berusaha keras menyusun menu diet sehat namun di sisi lain referensi kombinasi makanannya belum benar.

Bahkan kebanyakan orang masih lebih memilih makanan enak dibandingkan makanan sehat. Ya, aku sendiri juga masih begitu siiiihh.... Makanya jleb banget saat melihat video berikut ini :




Rupanya untuk menjaga keteraturan pola makan itu yang perlu kita perhatikan adalah : 
  1. Jangan asal kenyang. Iya sih, selama ini dalam bekerja memang aku masih harus sering 'berloncatan' kesana kemari, tidak duduk anteng saja di satu tempat, jadi masih sering mengajukan excuse ke diri sendiri bahwa aku butuh karbohidrat yang banyak .Walhasil nih pada nimbun kemana-mana :( Takutnya kan malah justru timbunan gulanya jadi berlebih.
  2. Membatasi waktu makan malam. Saat me time, ngeblog, dimana anak-anak sudah tidur dan lagi sendirian mantengin laptop, susah memang ya kalau mulut enggak ngunyah hehehee... Cobaan... cobaan....
  3. Perbanyak asupan sayuran dan buah untuk menjaga kadar serat dalam tubuh. Hal ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan. 

You can't help it
but your body can
Read More »

02 September 2014

Dahsyatnya Pengaruh Iklan

Kalau ada orang yang membicarakan shampo anti ketombe, mari jujur produk apakah yang terlintas di pikiran kita?

Lalu saat membincangkan margarin untuk mengoles roti tawar, kira-kira merk apakah yang langsung muncul di benak kita?

Ya, begitulah dahsyatnya pengaruh iklan terhadap stabilnya memori yang kita miliki. Akan selalu ada jawaban spesifik (sesuai generasi yang mengalami) terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas.

Pemilik brand dari produk-produk yang malang melintang di dunia periklanan selalu menggenjot kreativitas mereka dalam usaha menarik calon konsumen maupun mempertahankan kepercayaan konsumennya.

Kita bisa saksikan, sabun kecantikan merk Lux dari generasi ke generasi selalu menampilkan iklan produk mereka dengan role model para bintang iklan yang cantik dan menawan. Mulai dari Marini Sardi hingga Dian Sastro. Kesan kemewahan yang melekat dalam brand tersebut seakan-akan mewakili rasa yang dimiliki para pengguna produknya bahwa mandi dengan Lux itu memiliki sensasi kecantikan setara para bintang iklannya. Padahal bila dibandingkan dengan sabun batangan maupun sabun cair milik brand lain yang berasal dari luar negeri, harga Lux sungguh lebih merakyat.

Atau mari kita ganti case-nya dengan produk lain. Salah satunya produk kecap. Siapa sih sekarang yang tidak kenal kecap ABC? Iklannya yang bertahan eksis bahkan setelah keberadaan brand Bango, terus bergerak memantapkan marketnya sendiri.

Mulai dari kecap ABC biasa hingga kini ada yang diposisikan sebagai kelas premium, yaitu ABC Black Gold. Black Gold dinyatakan terbuat dengan resep khusus yang mampu meresap sampai ke setiap lapisan masakan. Disebut Black Gold sesuai inspirasi kecap yang berwarna hitam kuat dan menghasilkan masakan sedap yang berwarna coklat mengkilat / keemasan. 

Bahkan saya yang bukan penggemar kecap pun terkena imbas dari iklan ini. Setiap kali hendak membeli kecap, saya jadi ragu apakah kecap yang lainnya juga sedap kalau sudah ada kecap premium semacam Black Gold ini. Padahal kan mungkin semua kecap ya rasanya begitu begitu saja.

Nah, kedua contoh dahsyatnya pengaruh iklan tadi baru mewakili produk yang mengedepankan image produk dengan bentuk produk yang ditayangkan apa adanya, baik pada iklan media cetak maupun media televisi. Apa kabarnya itu iklan rokok?

Sebagaimana yang kita ketahui, rokok diklasifikasikan sebagai produk yang membahayakan kesehatan. Sudah mafhum kan dengan keterangan yang selalu tercantum di produk maupun iklannya, bahwa rokok itu berbahaya bagi kesehatan, janin, ibu hamil, dan seterusnya. Lalu, bisakah kita jujur saat melihat iklan berikut ini. Iklan kuno yang menurut saya hingga kini masih melegenda.



Tanpa menampilkan rokok ataupun secara jelas-jelas mempromosikan produknya, iklan ini mencoba menggiring pemirsa untuk terus mengingatnya, bahkan bila perlu untuk mengkonsumsi produknya. Sesuai dengan apa yang disebut dalam teori periklanan sebagai hierarchy of effect. Mulai dari awareness, knowledge, liking, preference, conviction dan purchase (sumber : Investopedia).

Di sini saya tidak bermaksud mempromosikan produk rokok. Hanya mencoba melihat dari sisi periklanannya saja. Jadi apa salahnya kita bandingkan iklan lawas itu dengan iklan baru di tahun 2014 ini :




Sosok para lelaki gagah ditampilkan dalam iklan ini. Mereka digambarkan sebagai pemberani yang sanggup menghadapi  tantangan alam berupa ombak yang mengganas. Masih setia dengan teriakan 234 seperti iklan-iklannya di era terdahulu, iklan ini tetap mengukuhkan penonjolan karakter lelaki yang macho dan siap menghadapi tantangan tersulit sekalipun.

Lihat, tidak satupun ada ajakan untuk merokok kan pada kedua iklan tersebut. Namun mengapa larangan merokok dari pemerintah, makin mahalnya harga tembakau dan sebagainya tetap kurang signifikan dalam mengurangi jumlah konsumtif produk tersebut.

Disparitas iklan atau bisa juga disebut iklan yang tidak mengikuti mainstreamnya ini memiliki pengaruh yang sama dahsyatnya dengan tipe-tipe iklan lainnya. Bagi para pemiliki brand, memang dibutuhkan kejelian dan kreativitas yang luar biasa untuk menemukan kekuatan produknya. Lifestyle dan kehidupan modern makin berpengaruh terhadap perkembangan iklan dari masa ke masa.




Read More »