27 November 2014

Ramah Bocah ala Garuda Indonesia


sumber foto : web Garuda Indonesia
Ramah bocah ala Garuda Indonesia itu bukan cuma sekedar slogan yang hendak ku'tiupkan' berkaitan dengan excellent service of Garuda Indonesia. Sejak lama aku sudah mendengar pamor Garuda Indonesia sebagai airline yang handal.

Sebelum menceritakan perihal ramah bocah tadi, aku ingin mengingat memori lama yang tak mungkin terlupakan. Pada tahun 2001 hingga 2002 saat aku masih bekerja di Office Department di salah satu perusahaan manufaktur garment yang cukup besar di Ungaran (Kabupaten Semarang), aku sering sekali booking tiket Garuda Indonesia untuk pimpinan. Beliau kerap bepergian bolak balik Semarang - Jakarta untuk meeting dengan pihak marketing. Permintaan untuk booking tiket pun sering dilakukan dalam waktu yang sangat dekat dengan waktu keberangkatan.

Untunglah melalui travel agent yang sudah menjadi langganan, aku bisa dengan mudah mendapatkan tiket pesawat sesuai permintaan pimpinan. Jadwal pesawat Garuda Indonesia yang tiap 1 jam ada pun sampai hapal di luar kepala karena di meja kerja sudah kupasang list-nya dan hampir tiap minggu melakukan booking tiket.


 
 Jadwal penerbangan yang dulu hafal di luar kepala
(sumber : Garuda Indonesia)

Setiap 1 jam sekali ada pesawat yang bisa di-book untuk keperluan pimpinan. Aku ingat sekali, dulu beliau selalu minta duduk di aisle ;)  Jadi, contekan jadwal di meja plus AISLE adalah keyword yang harus selalu kupegang manakala hendak mengatur keberangkatan pimpinan maupun para manager di bawah beliau.

Luwesnya jadwal keberangkatan pesawat ini tentu saja ramah bagi segala kepentingan. Ramah bocah ala Garuda Indonesia pernah dialami putriku. Tak hanya sekali loh. Dua kali berturut-turut, November 2013 dan November 2014 putriku terbang bersama Garuda Indonesia dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Dirjen Dikdas Kemendikbud (Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan). Sungguh merupakan hal yang luar biasa bagi putriku bisa merasakan sendiri naik maskapai terbaik  Indonesia ini.

Vivi dan sahabatnya (Rachel) berangkat ke Jakarta, November 2013

Keluwesan jadwal dan kemudahan mendapatkan tiket pesawat murah di Garuda Indonesia lah yang mungkin menjadi sebab dipilihnya maskapai ini oleh Kanwil Dikdas Provinsi Jawa Tengah. Pihak Kanwil sudah dua tahun berturut-turut bersedia 'nomboki' terlebih dahulu biaya keberangkatan para murid sekolah dasar yang terpilih untuk mewakili Jawa Tengah dalam ajang Apresiasi Sastra Sekolah Dasar. Vivi, putri sulungku, adalah salah satu yang beruntung bisa terpilih untuk berangkat ke Jakarta.

Waaahh... tak tergambarkan deh kebahagiaan Vivi. Saat naskah cerpennya yang berjudul "Aku Bisa Menulis" membawanya kembali berjodoh dengan event besar ini, terharu sekali rasanya saat pihak penyelenggara menghubungi via telepon. Meskipun bukan naskahku sendiri yang diapresiasi, rasanya ingin teriak saking senangnya karena karya anakku terpilih di antara sekian ratus tulisan yang diterima oleh panitia.


 
 berangkat dan pulang naik Garuda Indonesia, November 2014
(sumber foto : jepretan Mama Khansa)


Belum lagi saat dia tau, Rachel sahabatnya yang tahun lalu berangkat bersamanya, juga kembali terpilih di tahun ini. Bahagianya berlipat-lipat deh. Dari Semarang, Vivi akan berangkat bersama 3 orang teman lainnya, yaitu Rachel, Khansa dan Adiva. Beruntung sekali banyak moment berharga yang bisa kudapatkan saat Vivi pergi. Semua berkat Mama Khansa yang saat itu mendampingi putri tercintanya. Alhamdulillah, aku pun bisa sekalian menitipkan Vivi pada beliau. Ayem sekali rasanya, ada pendamping dari pihak Kanwil (Pak Mardi yang sabar luar biasa), ada Mama Khansa yang sangat perhatian, juga Garuda Indonesia yang ramah bocah.

sesaat sebelum boarding, November 2014
Vivi sangat terkesan dengan pengalaman bepergiannya ini. Pada postinganku tentang pertama kali melepas anak pergi sendiri, sudah pernah kuceritakan bagaimana gembiranya Vivi terbang bersama Garuda Indonesia.

Nah, untuk pengalamannya yang kedua, sengaja kulakukan sedikit wawancara dengan putri tersayangku ini. Yuuuk simak obrolan santai kami berikut : 

Pertama kali naik pesawat, gimana rasanya?
Agak pusing dan mual, tapi senang sekali bisa naik pesawat 

Pesawat apa yang Kakak tumpangi? 
Garuda Indonesia 

Seperti apa sih pesawatnya? 
Besar, warnanya putih dan biru, sayapnya panjang 

Naik ke pesawat menggunakan apa? 
Tangga bergerak yang dibawahnya ada rodanya, jadi bisa berjalan atau bergerak 

Nggak takut pas diinjak tangganya jalan sendiri? 
Ya enggak dong, kan tangganya posisi berhenti. 

Begitu masuk ke dalam badan pesawat, apa yg Kakak lihat? 
Tempat duduk yg bagus, ada tivi di depan kursinya, ada meja lipat, ada kantong yg berisi petunjuk-petunjuk dari Garuda. Petunjuk itu misalnya bila mendarat di air apa yg harus dilakukan. Juga bagaimana cara memakai masker oksigen

Di dalam pesawat emangnya kosong nggak ada petugasnya? 
Ada donk, pramugari berseragam biru dan hijau, yang laki-laki berbaju hitam

Mereka ngapain aja? 
Membagi snack, memberi minuman, menolong memasukkan tas ke kabin, membantu memasang safety belt. 

Kakak juga dibantuin pake safety belt-nya? 
Enggak dong, aku kan sudah bisa sendiri. Sebelumnya kan sudah pernah naik Garuda juga. --> sombong banget sih :(

Makanannya apa saja? 
Roti, coklat wafer, air mineral. 

Itu saja? Nggak ada minuman lainnya? 
Ada, itu yang ditawarkan pramugari menggunakan kereta dorong. Ada jus jambu, jus jeruk, kopi, susu, dan lainnya. 

Selain makan dan minum di pesawat, kakak ngapain lagi? 
Nonton film kartun yg bercerita tentang sekolah sihir di luar bumi. Selain menonton aku juga mendengarkan musik. Lagunya Adele. --> kayak orang tua aja ndengerinnya Adele :p

Senang ya dapat makan, minum dan bisa lihat film? 
Senang dong, apalagi aku juga dapat mainan. 

Kok bisa dapat mainan? 
Ya itu khusus untuk anak-anak. Gratis. Ditawarkan berbagai mainan seperti puzzle, catur, mobil-mobilan, boneka, dll. 

Boleh ambil semua? 
Enggak donk, milih salah satu. 

Dan alhasil setelah wawancara tadi rasanya pengin nangis gelundungan saking envy-nya. Aku setua ini saja belum pernah naik pesawat Garuda Indonesia, eeehh ni anak sudah dua kali. Mana asyik banget gitu di pesawatnya ;)

sumber foto : @Garuda_BPN


Ramah bocah ala Garuda Indonesia ternyata juga disertai ramah lingkungan. Seperti yang dilansir di akun twitter Garuda Balikpapan ( @Garuda_BPN ), melalui Garuda Indonesia Care maskapai terbaik Indonesia ini mencanangkan program More Passangers More Trees. Sebagaimana dinyatakan oleh IATA (International Air Transport Association) industri transportasi udara itu berperan sebesar 2% terhadap emisi karbon dunia dan 3% perubahan iklim. Untuk mengurangi dampak buruk tersebut, maka Garuda Indonesia merasa bertanggung jawab dan melakukan program pemulihan lingkungan secara nyata dengan menanam banyak pohon. Salah satu yang sudah sukses dilakukan adalah di Taman Nasional Sebangau (Kalimantan Tengah). Garuda Indonesia bekerja sama dengan WWF Indonesia, Departemen Kehutanan dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melakukan rehabilitasi rawa gambut dengan menanam 100.000 pohon di area seluas 250 hektar. Dananya berasal dari penjualan tiket Garuda Indonesia rute internasional.

Duh, jadi makin pengin bisa naik pesawat Garuda Indonesia nih. Kapan ya kira-kira ada perjalanan dinas ke luar negeri menggunakan jasa maskapai terbaik Indonesia ini? Biar bisa ikut menyumbang dana perbaikan lingkungan gitu.

Atau mendingan lirik-lirik yang domestik dulu ya? Ada penawaran menarik tuh kayaknya di akun twitter Garuda Balikpapan. Diskon 25% untuk beberapa tujuan seperti gambar di samping ini. Sobat blogger yang di Kalimantan tuh, silakan digunakan kesempatan promonya. Aku yang di Jawa aja sampe ngiler-ngiler kepengin bisa dapetin promo tiket pesawat murah itu. Hanya berlaku hingga 15 Desember 2014 loh (syarat dan ketentuan berlaku).

Jadi, selain ramah bocah dan ramah lingkungan, sepertinya sudah ramah kantong juga nih ya ;)  Maunya sih begitu. Namun aku juga menyadari bahwa untuk ikut menjaga kelestarian alam, Garuda Indonesia membutuhkan dana tersendiri.

Dukung ah program More Passangers More Trees. Yuk pak bos ajak aku dinas ke luar negeriiiii... 


06 November 2014

Hikmah Down-nya Jaringan Ponsel

Semua gara-gara koneksi jaringan di mobile phone yang lagi drop nih. Biasanya saat sedang luang (atau seringnya meluang-luangkan waktu), aku sering mingle dengan teman-teman di berbagai grup WA. Kalau sudah ngobrol maya begitu, kadang anak lewat saja nggak tau ;)  Ngobrolin A sampai Z, hingga akhirnya dari Z balik ke A lagi, begitu terus menerus.

Kebanyakan sih bercanda ya. Sudah penat urusan pekerjaan, apa lagi coba kalau tidak mencari 'tombo ati' dengan berkumpul bareng teman-teman. Jarak yang membentang dengan teman lama kini sungguh bukan halangan lagi. Kami bebas ngobrol rame-rame via tulisan, gojek sana sini melepas rindu.

Adalah di salah satu grup aku suka sekali membicarakan dunia ibu-ibu. Terus di grup yang lain ngomongin soal ngeblog. Ada juga grup untuk seseruan dengan teman kuliah, teman naik gunung, dan masih banyak lainnya. Lama-lama kupikir-pikir kayak seleb saja nih diriku, melayani fans di sana sini *lantas di-remove admin grup

Dan ada satu pelajaran yang kudapat saat bergojek ria ini. Kupikir-pikir sudah saatnya sedikit menurunkan volume gojekan. Karena ada juga ternyata teman yang terlalu serius menanggapi gaya bercandaku yang memang sih sepertinya sudah kelewatan.

Bukaaan... bukan suka ngerjain orang nih ceritanya. Sudah bawaan orok memang kalau aku ini ingin selalu narsis. Eksis abis di setiap kesempatan. Jadi ya mbanyolnya tentu saja dengan tokoh diri sendiri. Ya nyeritain tentang gemar Harry Potter namun jatuh cinta berat sama si Draco Malfoy, mengaku-ngaku pemuja Dolores Umbridge sampai Bellatrix Lestrange. Belum lagi soal gagal move on dari Matt Damon dan Marcel *halaaahh...

Nah, gegara topik bahasan yang lebay (sengaja dilebay-lebaykan siiiyyy...) tiba-tiba ada yang nyolot masalah hukum yang berkaitan dengan zina pikiran, dimana saat sedang bermesraan dengan suami malah membayangkan orang lain. Naudzubillahi min dzalik.... Semoga aku terhindar dari hal-hal yang seperti itu ya. Sekoplak apa pun diriku dengan mengatakan punya favorit si A, B dan C, yakali sampai segitunya. Dan beneran, temanku itu memang sedang menyindir diriku.

Weladalaaahhh... Sungguh pencitraan yang luar biasa ini ya heheheee... I should think further about it then. Mungkin sudah waktunya aku bertobat. Tidak lagi bercanda ya. Maksudku tidak lagi bercanda dengan si dia yang nyolot tadi. Kalau harus berhenti bercanda dengan teman-teman yang lain, terus nanti aku mendapat gelar baru Ibu Berbudi Pekerti Luhur Of the Month, apa nanti kata dunia :)

Dan kemudian jaringan di ponsel pun down. Segala macam chat group tak bisa diakses lagi. Kembali ke selera asaaaall... telpon plus sms only. Dan kupikir-pikir lumayan bagus hikmahnya tidak mingle terus menerus. Maksudku lumayan bagus tidak mantengin hape, tapi terus malah jadinya mantengin layar monitor PC. Jadi tau berbagai kabar terkini, termasuk akun @kaesangp yang diduplikasi oleh @Kaessangp, dimana di akun Kaesang jejadian ini doi berani-beraninya mention Jessica Mila dan posting foto di akun instagram jejadian, bilang kalau dirinya sedang foto dengan teman kuliah. Padahal itu Kaesang lagi foto barengan dengan teman SMP nya hehehee... sumpe koplak pol deh anak-anak muda itu. Hadoooohh... emak apaan coba ini, malah gentayangan di lahan ABG  X_X

Namun berkat down-nya jaringan ponsel itu aku jadi bisa posting tulisan ini plus satu postingan di blog yang lain. Yah, memang selalu ada hikmah di setiap cobaan. Dan di dalam setiap cobaan pasti akan selalu ada uji coba *mulai fly    Saranku nih, saat jaringan ponsel down, mendingan nge-blog aja deh siapa tau di-follow dek Kaesang   *dek apa nak ya seharusnya?

04 November 2014

Seberapa Penting Mempersiapkan Pensiun?


Seberapa penting mempersiapkan pensiun? Selama ini aku tak pernah ambil pusing soal pensiun. Yang dipikirkan kerja, kerja dan kerja. Penghasilan berdua (aku dan suami) paling juga cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Nanti kan kalau sudah tua, ada Vivi dan Faris yang akan menanggung biaya hidupku.


Namun saat mengikuti talkshow investasi reksadana dari Manulife di Cafe Basilia (Citraland Mall) tanggal 2 November 2014 lalu, berbagai fakta yang diungkap sungguh membuatku tersadar. Apakah anak-anakku itu sapi perah ya? Bukankah nantinya mereka pun harus menghidupi keluarga masing-masing, yang kemungkinan pada jaman mereka nanti, tingkat kesulitan hidup makin tinggi.

Ilustrasi di samping ini memberikan sentilan tersendiri padaku. Iya ya, rasanya tak adil sekali bila membebankan hari tuaku pada mereka. Ya Insya Allah sih mereka akan mempunyai taraf hidup yang jauh lebih baik dari ayah ibunya sekarang. Namun bukan berarti aku bisa mengandalkan mereka seratus persen kan? I think it's not fair for them. 

Kembali kubertanya, seberapa penting mempersiapkan pensiun? Lantas aku pun berpikir, bukankah tabungan yang selama ini sedikit demi sedikit kukumpulkan sudah cukup. Ngapain pusing-pusing mikirin reksadana. Aku kan blank sama sekali tentang hal itu. Nanti kalau malah jadi pening sendiri gimana coba?

Akhirnya jadi kepikiran nih, emang selama ini aku sudah tertib gitu nabungnya? Sudah konsisten? Jawabannya tentu saja : Sudah. Konsisten untuk menabung saat ada uang sisa. Kalau nggak ada ya jadinya enggak nabung *plaaaakkk....

Manulife Reksadana pada kesempatan talkshow ini mengajak orang yang awam sekalipun tentang dunia reksadana untuk memikirkan masa depan diri kita sendiri. Dengan slogan 3i kita diharapkan untuk tidak lagi berpikir : hidup itu gimana nanti, tetapi lebih ke arah dipikirkan secara serius nanti gimana.


INSYAF

Pernah bertanya kepada diri sendirikah, yang lebih cenderung ke arah denial tentang fakta-fakta yang selama ini kita hadapi seperti berikut : 

  


Jujur saja aku tak pernah mempertimbangkan hal-hal seperti yang dijelaskan pada ilustrasi di atas tadi. Tak pernah mau repot berpikir yang bisa-bisa bikin 'bludrek'. Namun tergelitik juga dengan pertanyaan terakhirnya : beneran aku sudah punya? Nah loh, bener-bener tak ada persiapan deh kesannya hidupku. Pemikiran mengandalkan anak di hari tua seperti yang telah kusebutkan di atas lah faktor utama pemikiran semacam ini. 

Padahal kemungkinan besar segala macam harga sudah membubung tinggi di jaman anak-anakku nanti dewasa. Ingat saja deh, dulu saat kita masih SD uang saku dua ratus perak bisa dapat jajanan segambreng *yang anggota grup Hits 80's-90's jangan kabur ya =))  Nah sekarang? Uang sejumlah itu sudah tak laku bahkan untuk bayar parkir motor ataupun ongkos pompa ban sepeda.

IRIT

Untuk mengendalikan laju pengeluaran yang cenderung hanya memuaskan keinginan sesaat, sudah saatnya melakukan gerakan irit nih. Irit itu bukan berarti pelit loh. Coba colek Mak Irits tuh ;)  Irit juga tak harus bersakit-sakit. Banyak sektor yang bisa kita mampatkan untuk mengendalikan 'napsu konsumtif' ini. 


Iya, bener banget nih, selama ini aku masih sering melakukan 'pelanggaran'. Ilustrasi di atas tadi kemungkinan masih banyak terjadi. Dengan menganggap kebutuhan bulanan tidak akan terancam, aku sering bersantai ria tanpa memikirkan dalam sebulan bila melakukan penghematan akan bisa mendapatkan tambahan tabungan di rekening. 

Belum lagi saat menyadari jiwa moody dalam menabung (kayak apaan ajah moody :D ). Lebih banyak enggak-nya daripada iya-nya. Begitu terima gaji bulanan sudah berasyik masyuk belanja plus beli beli yang enggak penting.

Di akhir bulan (malah seringnya masih pertengahan bulan) sudah meringis saat cek saldo rekening. Lho kok sudah di ambang kepunahan nih saldonya? :'(

INVEST

Menabung itu memang penting, simpanan di hari tua lah ya istilahnya. Perlu sekali kan untuk persiapan pensiun. Cuma pada kenyataannya menabung itu biasanya akan berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Misalnya menabung untuk persiapan ultah anak, menabung untuk persiapan menikah anak nantinya, dan aneka keperluan menabung yang tertentu waktunya.

Untuk jangka panjang, banyak sekali yang bisa kita lakukan untuk invest. Bermain saham banyak dilakukan oleh orang-orang yang siap meng-invest dananya. Namun aku paham sekali pada diriku, yang benar-benar blank dan tidak paham kapan nilai saham naik dan turun. Mana mungkin bermain di lahan yang aku sendiri tidak mengerti kan?

Untunglah Bp. Freddy Tedja (Head of Investment Specialist dari Manulife Reksadana) menjelaskan pernak-pernik reksadana dengan cara yang sangat mudah dipahami oleh orang awam semacam aku ini. Beliau juga mengimbuhkan bahwa Manulife Asset Management telah berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat dengan pengetahuan awal bahwa investasi itu bisa dimulai dari siapa saja, sedini mungkin.

Investasi melalui reksadana tak membuat kita pusing untuk memantau laju uang yang kita tanam, tak seperti bermain saham sendiri. Ya kalau yang sudah memiliki pengetahuan memadai sih tak masalah ya. Namun untuk yang masih awam seperti aku ini, tentunya akan pusing tujuh keliling kalau harus memantau pergerakan saham.

Gambaran awal investasi bisa kita cermati melalui gambar di samping ini. Bagaimana laju inflasi akan terus mengejar kita sepertinya menjadi hal yang sangat mengerikan. 

Halaah...gimana nanti saja lah yaaa... 

Ini dia yang harus segera kuperbaiki. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, untuk masa depan jelas harus dipastikan nanti gimana. Sudah insyaf? Irit? Nah, segerakan berinvestasi kalau sudah begitu.

Beberapa pilihan berinvestasi dipaparkan oleh Bp. Freddy Tedja sebagaimana gambar di bawah ini : 


Dengan reksadana, kita bisa invest mulai dari dana yang sedikit.Tak perlu waktu memantau maupun pengetahuan yang spesifik. Yang perlu kita pahami lebih dulu adalah alur rencana investasi itu sendiri.

Kebanyakan dari para investor di Indonesia kurang menyadari perencanaan investasinya. Jenis investasi yang mana yang paling tepat diterapkan sesuai profil resikonya. 

Menyadari hal itu, Manulife Asset Management terus melakukan berbagai program untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berinvestasi sejak dini. Usia memang di tangan Tuhan ya, tapi kan yang namanya usaha untuk mempersiapkan masa depan kita tetap donk tanggung jawab kita sendiri. Salah satunya ya dengan berinvestasi ini. 


Caranya mudah sekali ternyata, dengan investasi awal hanya Rp. 100.000 kita sudah bisa mulai mempersiapkan dana pensiun kita sendiri. Tentunya ya enggak di seratus ribu itu saja ya. Perputaran dana akan menyesuaikan dengan nominal yang kita investkan. 

Manulife sendiri telah terpercaya kredibilitasnya dengan berbagai penghargaan yang telah dimilikinya. Penghargaan di tahun 2014 ini didapatkannya dari Bisnis Indonesia untuk kategori Reksadana Pasar Uang Terbaik dan Manajer Investasi Terbaik.

Yuk kita mulai berinvestasi. Mari kita ingat ketiga prinsip investasi berikut ini : 
  1. Pay yourself first : ubah prioritas dari belanja dulu baru nabung menjadi nabung dulu baru belanja. Melalui metode ini kita akan lebih mudah mencapai tujuan di masa depan.
  2. Invest regularly : lebih nyaman dilakukan karena akhirnya menjadi rutinitas. Takut lupa? Aaah... alesan tuh, sekarang kan sudah ada sistem auto debit ;)
  3.  Act now : semakin cepat kita memulai investasi, semakin panjang waktu yang tersedia sebelum dana diperlukan untuk realisasi. Dengan begitu semakin ringan juga investasi bulanan yang perlu disisihkan dari penghasilan.

suasana talkshow investasi reksadana Manulife di Basilia Cafe, 2 November 2014


Benar-benar tidak rugi loh hadir di acara ini. Materi yang dituturkan dengan gamblang dan dalam bahasa yang sangat mudah dipahami oleh Bp. Freddy Tedja tadi memberikan banyak wacana baru, khususnya bagiku yang memang benar-benar awam perihal reksadana.

Sudah selayaknya nih aware seberapa penting mempersiapkan pensiun itu. Dana pensiun bisa terwujud melalui banyak pilihan. Tergantung kesiapan dan kemampuan kita mengelolanya, juga niat untuk mewujudkannya. Nah, selanjutnya bagaimana?