20 Juli 2012

Mima dan Putri Jenna : Ketulusan Hati Putri Sejati


Resensi untuk novel Mima dan Putri Jenna
karya Fita Chakra





 Mima mulai tumbuh menjadi gadis cilik kesepian setelah bundanya meninggal saat Mima berusia 5 tahun. Ayahnya yang seorang guru jarang bisa menemani hari-harinya yang sepi, karena setelah pulang mengajar ayahnya kembali disibukkan oleh pekerjaan rangkapnya sebagai tukang reparasi alat-alat elektronik.
Suatu hari Mima mendapat undangan ulang tahun dari teman sekelasnya, Tara, dimana syarat untuk menghadiri pesta ulang tahun tersebut adalah harus mengenakan baju yang unik dan membawa makanan kesukaan masing-masing untuk ditukarkan atau dicicipi oleh teman-teman yang lain.
    Syarat ini sangat meresahkan Mima. Dia tak mampu membeli gaun yang mahal, ayahnya tak punya cukup uang untuk itu. Mima sangat tidak tega untuk meminta ayahnya membelikan gaun. Yang kedua, makanan kesukaannya adalah wortel. Gara-gara makanan kesukaan ini Mima pernah ditertawakan teman-temannya dan diejek seperti kelinci karena menyukai wortel.
Saat secara tak sengaja dia menelusuri gudang rumahnya, dia menemukan buku ungu, buku harian bundanya. Ketika dibuka, dari dalam buku itu keluarlah seorang gadis kecil seusianya, kulitnya kuning langsat, rambutnya berombak pendek, mengenakan sepatu seperti sepatu balet dan ada mahkota kecil di kepalanya. Gadis kecil ini adalah Putri Jenna, putri dari Negeri Mimpi, yang tidak sengaja terjebak dalam buku harian milik bunda Mima, dan seterusnya terperangkap di situ karena buku harian itu tak pernah dibuka lagi sejak bunda Mima meninggal dunia.

   Dari Putri Jenna inilah kemudian banyak ide cemerlang dan  berbagai kejadian yang menyentuh hati dan membuat Mima kembali percaya diri. Untuk menghadiri pesta ulang tahun Tara itu, Mima minta dibuatkan baju oleh tantenya, Tante Sekar, dari kain batik warisan neneknya.  Gaun batik cantik ini kemudian dihiasi manik-manik yang indah oleh Mima bersama-sama dengan Putri Jenna yang kini telah menjadi sahabatnya. Kemudian untuk makanan kesukaan yang harus dibawanya, ide cemerlang muncul saat Putri Jenna membuka buku resep milik Tante Sekar. Akhirnya Kue Wortel Keju yang sangat lezat pun tak sungkan lagi dibawanya ke pesta ulang tahun Tara.
 
Pada pesta ulang tahun itu, berbagai kejutan diperoleh Mima. Gaun buatannya terpilih menjadi salah satu gaun terunik. Dan tentu saja kue kreatif buatan tantenya, Kue Wortel Keju yang sangat lezat itu menjadi makanan yang paling disukai di acara tersebut. Teman-teman yang dulu mentertawakan makanan favorit Mima pun ikut mengacungkan jempol untuk kue lezatnya ini.

Banyak hal yang akhirnya dimengerti oleh Mima. Melalui mimpi yang dialaminya, saat bundanya datang dan memberikannya keyakinan bahwa Mima tak harus malu dengan dirinya sendiri, tak harus berpura-pura untuk menyukai sesuatu yang sebenarnya ia tak suka. Juga pertemanannya dengan Putri Jenna yang baik hati serta Andin yang pernah ditolongnya saat kesusahan, maka Mima pun mengerti akan satu hal. Menjadi seorang putri tak perlu baju yang mahal, kulit yang putih, atau hidung yang mancung. Yang lebih penting adalah hati yang cantik, senyum tulus tidak dibuat-buat, dan tidak malu mengatakan apa yang disukai meskipun orang lain tidak menyukainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar