22 Juli 2014

Pertama Kali Melepas Anak Pergi Sendiri

Pertama kali melepas anak pergi sendiri tuh rasanyaaa.... Campuran antara bangga anak sudah bisa mandiri dengan jutaan kekhawatiran nanti dia bisa melakukan semuanya sendiri apa tidak. Biasanya kan  apa-apa tergantung kepada orang tuanya, selalu ditemani, nah giliran akan bepergian sendiri bukan anaknya yang nervous, justru orang tuanya yang serba khawatir.

Hal ini pernah kurasakan saat si sulung Vivi pergi ke Jakarta tanpa ayah ataupun ibu menemani. Meskipun bareng rombongan dengan puluhan anak lainnya se-Jawa Tengah plus pendamping dari Kanwil Dinas Pendidikan, tetap saja aku merasa cemas. Nih anak kan apa-apa selalu kusiapkan barang-barangnya. Nanti selama tiga hari di Jakarta gimana donk ya?

Sempat bingung juga saat mau pesenin tiket untuk keberangkatannya. Pengumuman dari kanwil ditunggu-tunggu tak kunjung terdengar, jadi bingung sendiri kan Vivi mau kuberangkatin naik apa. Naik kereta nanti kelamaan di jalan.

Akhirnya, browsing kesana kemari untuk mencari tiket pesawat kulakukan juga. Tak lama survei, aku mendarat di beberapa website LCC airlines, seperti Citilink dan Air Asia. Selain itu aku juga buka layanan tiket online seperti Traveloka.com, Tiket dan Utiket. Dari sini aku membandingkan harga di antara layanan mereka untuk mengetahui dan mendapatkan tiket pesawat yang termurah.

Tapi ternyata tidak lama kemudian aku mendapat kabar kalau pihak Kanwil sebenarnya sudah menyiapkan semuanya. Ya semuanya. Mereka ternyata sudah booking-in tiket Garuda Indonesia untuk Vivi. Hampir saja aku pesan tiket, tapi untungnya dengan kabar ini aku jadi lebih rileks,  walaupun sebenarnya aku sempat pusing juga untuk persiapan perjalanan anakku. Maklum, yang ditanggung ongkosnya kan cuma untuk peserta konferensi penulis cilik saja, orang tuanya ya harus ongkos sendiri :)


Vivi dan Rachel, sesama peserta konferensi

Ternyata oh ternyata, kekhawatiranku yang terlalu berlebihan tak beralasan. Selama di Jakarta, tiap pagi Vivi sudah bangun awal dan siap untuk sarapan bersama teman-temannya sekitar pukul tujuh pagi. Suatu hal yang sangat luar biasa mengingat sehari-harinya tidak begitu ;)  Efek baik kumpul bersama teman sebaya sepertinya.

Meski mengaku kecapekan selama mengikuti kegiatan yang super padat di konferensi penulis cilik itu, Vivi luar biasa bahagia bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan ratusan teman dari seluruh penjuru Indonesia. Berbagai pengalaman didapatnya mulai dari ketiduran saat sesi menulis horor, tinggal di hotel bertingkat tanpa ayah ibu, juga naik pesawat Garuda yang katanya super nyaman itu.

"Di pesawat ditawari orange juice lho Bu," begitu pamer Vivi padaku :)

"Ada bapak-bapak bule yang duduk di sebelahku bilang 'coffee please' Bu. Keren pokoknya..."

Ya, itulah pertama kali melepas anak pergi sendiri. Yang di rumah selalu khawatir dengan kondisinya, eeeh si sulung malah cerah ceria aja. Proud of you, sweety :)

14 komentar:

  1. Hahaha hebaaat :)
    Aku yang pertama kali dilepas sendirian naik pesawat pas SMA aja ibukku nangis. Dia khawatir takut anaknya ngembat banyak makanan di pesawat kali ya mbak ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaaa...gak sanggup komen lebih lanjut ah :)

      Hapus
  2. Kereen vivi.. udh jadi penulis cilik ajaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagi belajar, Tante Noe, biar bisa keren kayak tante traveler yg di Serang itu tuuuhh ;)

      Hapus
  3. Keren mak kecil-kecil dah ikutan konprensi-konprensian. Salut buat Vivi atas prestasi menulis, keberanian, dan kemandirinnya

    BalasHapus
  4. Hihihi mboke wis anak-anaken ki. Ben bengi nangis bombay :p
    Viviiiii yuukk dolan sama tante :)

    BalasHapus
  5. Saya rasa ... semua orang tua sama ...
    akan selalu gundah gundala ... melepas putra - putrinya bepergian ...
    padahal mereka baik-baik saja ...
    ada teman ... ada pendamping ...

    Semoga Vivi mendapatkan pengalaman batin yang banyak ...

    Salam saya Mbak Uniek

    (22/7 : 1)

    BalasHapus
  6. Don't worry, Tante Uniek, Vivi will be safe with me...oh no, I will be safe with Vivi...
    aha, we were safe and soooo happy together ;)
    Can't wait to be together with Vivi again someday

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rachel, Vivi miss you so much also. Can we meet again in this Eid festive holiday? Vivi wants to buy books in Gramedia, in case you are able to go to Gramedia also, please let me know.

      Hapus
  7. Vivi kereeennn...
    Dulu waktu SD kalo pulang ke rumah ibu naik pesawat sendiri, nggak yakin ibuku ngawatirin T.T huhuhu

    BalasHapus
  8. Waduh, bisa dibayangin kwatirnya hati ya mbak..kalau saya pasti tidak tidur semalaman. Tapi memang itu harus terjadi dan dilakukan oleh orang tua manapun. Dan Sebagai orng tua memang harus mengiklaskan sebagai pembelajaran.
    Semoga sukses..terus vivi...:)

    BalasHapus
  9. bisa berempati gimana rasanya ibu harus berpisah sejenak dengan anak2nya. karena emak saya juga begitu ketika harus melepas adik saya berangkat kuliah ke mesir, bawaannya mau mewek mulu hihi

    BalasHapus
  10. Keren deh Vivi :) Dulu pas saya berangkat study tour pas SMP, mata ibu saya berkaca-kaca, dengan polosnya mikir "Kok ibu malah sedih sih anaknya mau jalan-jalan?". Setelah sudah punya anak sendiir, meski masih 2 tahun kok ya sudah terbayang gimana nanti kalau harus melepas anak sekolah di kota lain hi hi #lebay

    BalasHapus
  11. Nek aku paling wis nangis gulung gulung nang runaway bandara. #halah. Sering tak tinggal kerjo utowo lungo tapi arek e nang omah karo mbah ti utowo karo sing njowo. Tapi dekne berangkat adoh dewe, huaaaaaa.....

    BalasHapus