Mbah Ru dan Mbah Biah, dua lansia yang bahkan untuk berjalan pun sudah lapuk dimakan osteoporosis dan rematik, sedang menunggu dimulainya sholat Isya plus sholat tarawih dan witir dua puluh tiga rakaat di mushola Baitul Mujahiddin, Jalan Patiunus I Semarang.
Mbah Ru dan Mbah Biah tak punya pilihan lain selain tetap setia mengikuti laju sholat yang seringkali seperti bus Lorena. Mereka tetap berdiri setelah rakaat pertama hingga rakaat-rakaat berikutnya, bukannya duduk timpuh seperti yang lazim dilakukan kaum manula mengingat kondisi fisik mereka.
Jika melihat mereka, masih sanggupkah kaulontarkan kata capek, tak ada waktu, ngapain harus dua puluh tiga rakaat?
Saluuutt... Semangat, Nek jangan mau kalah sama yang muda-muda :)
ReplyDeleteSubhanallah....alhamdulillaaah ya maak masih sehat dan semangat tarawehnya..semoga menang GA NYA yoo
ReplyDeleteJuri datang membawa form penilaian
ReplyDeleteTerima kasih telah berkenan untuk ikut lomba foto di blog The Ordinary Trainer
Semoga Sukses
# 127
23 rokaat? Waaa... aku gak bakalan kuat tuh. Jadi malu ama embah2 itu Mak...
ReplyDeleteSelamat Idul Fitri 1435H... maaf lahir batin ya Mak...
Mbah2 yang semangat sekali :)
ReplyDeletenyimak aja dan sekalian Saya mengucapkan minal aidin walfaidin mohon maaf lahir dan batin, salam
ReplyDeleteSubhanallah... Saya jadi termotivasi. Smg saya bisa lebih baik lagi.
ReplyDeleteantara malu dan menjadi pemicu semangat ketika melihat beliau, ya :)
ReplyDelete