06 Agustus 2017

Berburu Oksigen dan Keseimbangan Hidup ke Petungkriyono



 Eh eh… ada diskon lhooo.. yuuukk kita berburu diskon. 

Ah elu, diskon aja yang dipikirin, ga ada yang lain apah? 

Nah loh, hayo siapa saja nih yang suka berburu diskon? Ga ada yang salah sih dengan perburuan ini. Kan semacam pemburu harta karun ya yang mengharapkan mendapatkan harta terpendam yang bisa saja nilainya amat berharga. Bagi banyak orang (termasuk aku nih), dapetin barang diskonan dengan potongan 50% masih tambah lagi 20% adalah suatu keniscayaan yang berharga untuk diperjuangkan.

Pemilihan tindakan seperti ini bukan tanpa alasan. Setiap hari kita semua sudah disibukkan oleh berbagai aktivitas yang padat dan saling susul-menyusul untuk dipenuhi targetnya. Adalah sesuatu yang amat wajar jika kemudian diri kita membutuhkan keseimbangan agar tidak ‘oleng’. 

Lah, oleng bagaimana sih? 

Sstt… tau nggak kasus bunuh diri maupun makin tingginya kadar stres yang dialami manusia saat ini? Sebagian besar karena memang kurang adanya dukungan ketenangan jiwa dari orang-orang sekitarnya. Bisa keluarga, teman, rekan sekerja dan lain-lain. Untuk kita sendiri saat ini apa sih yang bisa kita lakukan agar jiwa bisa kembali ke porsi semula alias bebas stres?


Yuk Jadi Generasi Piknik

Kecanduan gadget dibilang orang menjadi penyebab makin menipisnya kepercayaan manusia terhadap sekelilingnya. Padahal ya bila kita lihat dari sisi positifnya, melalui gadget yang kita miliki, dunia sudah terbentang luas untuk dieksplor. Hanya kitanya saja yang mau memanfaatkan itu atau tidak.

Sudah jamannya kan sekarang mau kemana saja tinggal modal jari. Klik di smartphone ataupun laptop kita yang terkoneksi internet, segala macam informasi bisa kita dapatkan. Temasuk informasi berbagai tempat yang bisa kita kunjungi untuk melepas stres. Nggak harus jauh dan mahal kok kalau cuma jalan-jalan saja. 

Pernah ada ujaran dari Kang Emil (panggilan akrab walikota Bandung Bp. Ridwan Kamil) kalau orang yang suka marah-marah dan gampang stres itu karena kurang piknik dan kurang selfie. Ahaaa… I feel you, Mister Mayor. Lama-lama kalau kita pikirkan memang benar sekali loh ini. Piknik itu memang bermanfaat sekali untuk menyeimbangkan jiwa. 

Beberapa manfaat piknik yang paling sering kita rasakan : 
  • Bersosialisasi. Yakali piknik di tempat yang sepi orang gituh  Namanya piknik pasti ke tempat yang menarik dan otomatis bakalan banyak orang juga yang datang ke tempat tersebut. Hal ini amat bermanfaat untuk menyeimbangkan kondisi kejiwaan kita, terutama anak muda, yang lebih banyak menghabiskan waktunya di depan perangkat semacam smartphone dan laptop. Kemajuan teknologi memang penting untuk diikuti karena memang amat mendukung naiknya kualitas diri. Namun yang tak kalah penting, kita juga butuh manusia lain. Bahkan hanya sekedar melihat orang lain bisa foto selfie dengan penuh bahagia saja sudah menjadi kebahagiaan tersendiri loh untuk kita. Apalagi kalau yang selfie itu nanti diri kita sendiri. Wuiiihh… mantaaapp… 
  • Sehat. Saat sedang piknik, kita bakal menikmati kondisi alam yang sejuk dan menyenangkan (sesuai dengan pilihan masing-masing orang). Seperti aku sendiri yang sehari-hari terkungkung di bilik kerja dari pukul delapan hingga pukul lima sore, keluar untuk menikmati piknik di tempat-tempat wisata sungguh jadi surga tersendiri. Makanya tak heran jika pada musim liburan orang berjubel-jubel di tempat wisata. Berburu kebahagiaan boooo… siapa sih yang tak mau bahagia ;) 
  • Mengurangi kadar kekhawatiran yang bertumpuk. Jika di rumah sehari-hari mengurus rumah tangga, di kantor mendapat beban kerja tinggi, ataupun yang di kuliahan stres ngadepin dosen, perlu banget loh untuk merilekskan diri sesaat. Terbiasa khawatir terus menerus tidak baik untuk kesehatan jiwa. Kesehatan kantong saja perlu diperhatikan, apalagi kesehatan jiwa. Di dalam jiwa yang sehat bakalan ada sesosok manusia yang siap menyongsong masa depan. 
  • Mengenal alam. Adakah yang sehari-harinya hanya tau jalan dari rumah, ke kantor, ke sekolah dan ke mall saja? Jika ada, berarti sudah waktunya kita piknik. Di sekitar kita pasti ada tempat piknik yang menyenangkan meskipun kecil tempatnya. Sibuk mainan terus dengan gadget tanpa mau keluar rumah menjadi salah satu faktor penyebab kuper. Sayang kan ya gadget yang kita miliki bila tidak mendukung kita untuk pergi kemana-mana. Kita perlu lebih mengenal alam sekitar kita agar menjadi manusia yang sehat jiwa dan raga. Ga mau kan jadi generasi muda yang ngeksis setengah mati di sosmed tapi tak ada nilai lebihnya sama sekali? 
  • Menjadi sumber informasi. Nah, berkaitan dengan soal ngeksis tadi, rata-rata orang memang suka sekali menyebar foto diri saat sedang piknik kemana-mana. Aaahh… narsis banget sih loe, ada kan ya yang suka ‘dituduh’ seperti itu. Biarin aja. Dari narsis yang kita lakukan itu, saat ini banyak sekali loh orang yang kepikiran untuk ikut-ikutan mendatangi tempat yang kita tunjukkan tadi. Berawal dari narsis akhirnya ikutan piknik. Mantaaabbb jiwa. Hal ini yang sering terlupakan oleh banyak orang, yang kurang piknik hingga dia kelebihan daya nyinyir. Daripada nyinyir kan mendingan piknik toh. Setuju? 

Nah biar tidak oleng enaknya kita piknik kemana kali ini kita, teman?


Menyambangi Hutan Paru-paru Jawa Tengah 

Bagi yang tinggal di seputaran Jawa Tengah, ada yang taukah tempat dimana kita bisa mengeksplor alam sekitar yang masih murni dan asli gitu hutannya? Bila mencari tempat piknik yang seperti ini, tak salah lagi bila kita lirik Pekalongan yang memiliki potensi alam yang luar biasa.

Mana tuh cobaaa….

Iyes, di Pekalongan ada loh Petungkriyono yang hutannya masih asli dan dipenuhi beragam vegetasi. Bahkan di sekitarnya masih banyak penduduk yang menggantungkan hidup dari bercocok tanam. Keserasian hidup berdampingan antara manusia dengan alam ini lah yang menjadi pesona tersendiri. Secara hari gini kan ya, sudah banyak hak alam yang tercerabut oleh ulah manusia. Pekalongan menawarkan keseimbangan hidup yang layak diacungi jempol.

Petungkriyono sendiri sebenarnya merupakan nama sebuah kecamatan di Pekalongan. Biasa saja kan ya ini, hanya sebagian kecil dari wilayah administratif kabupaten. Namun yang tidak biasa itu adalah daya tarik wisata alamnya yang luar biasa.

Saat hutan-hutan lain mulai kehilangan ‘keperawanan’nya, hutan Petungkriyono masih tak kehilangan aura cantiknya untuk dijelajahi. Selain ada hutan yang kini menjadi satu-satunya hutan paru-paru alam di Jawa Tengah, di Petungkriyono juga terdapat berbagai curug alami yang bakalan jadi surga penyuka wisata air.

Dan bahagia sekali dong pada tanggal 5 Agustus 2017 lalu aku bisa menjadi bagian dari Amazing Petung National Explore (APNE) 2017. Jalan-jalan asyik gitu menjelajahi kekayaan alam yang ada di Petungkriyono.

Mau tau kayak apa aja kecantikan si Petungkriyono ini?


HUTAN SOKOKEMBANG


Sesuai dengan yang telah dikabarkan oleh berbagai pihak yang berkaitan dengan wisata Petungkriyono, Hutan Sokokembang juga merupakan bagian dari kawasan wisata alam Petungkriyono dimana kita bisa melihat sejumlah satwa liar yang hidup di habitat aslinya. Kawasan ini memiliki keragaman flora dan fauna yang sangat tinggi.

Kurang lebih ada 250 species yang telah teridentifikasi berkembang biak di hutan ini, termasuk sejumlah satwa langka seperti macan tutul, elang jawa, lutung dan owa Jawa. Beruntung sekali saat rombongan APNE 2017 melintasi daerah tersebut, ada elang Jawa yang seakan-akan menyambut kami. Dia menari-nari riang di langit bebas saat rombongan sedang menikmati tarian penyambutan.




Saat masuk pertama kali ke wilayah Petungkriyono, rombongan APNE 2017 disambut oleh 2 orang gadis cantik yang memberikan suguhan tarian yang memikat hati. Wihhh.. udah cantik, mana gerakan tarinya luwes dan menarik. Atraksi kesenian seperti ini memang sudah sepantasnya disuguhkan kepada pendatang yang ingin menikmati keindahan alam Petungkriyono.



Asyiikk…bisa foto-foto sama gadis cantik penari tadi. Sambil menikmati kopi Petungkriyono yang mantaapp… Lanjut yuuukk ke spot menarik lainnya.



CURUG SIBEDUG 


Curug Sibedug terletak di Dusun Sokokembang Desa Kayupuring. Curug alias air terjun ini sangat mudah dijangkau karena terletak persis di pinggir jalan raya Petungkriyono.




Helooo… kece kan ya foto ini tadi. Daripada ngendon doank di kamar neng sambil mainan gadget, hayuukk sini lah kita eksplor Curug Sibedug. Di sini kita bisa menikmati air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 20 meter dengan air terjun sebayak 2 buah. Bahkan bisa jadi loh air terjunnya jadi 3 kala musim hujan melanda.






Amazing banget bisa menemukan curug seseksi ini setelah perjalanan yang cukup jauh dari pusat kota Pekalongan. Serasa kayak menemukan surga yang terpendam. Ceilah istilahnya yaaa… tapi beneran loh saat kita keluar dari zona nyaman di rumah ataupun kubikel kantor dan kemudian menemukan alam yang masih perawan seperti ini, hati rasanya langsung penuh kembali oleh energi positif.


Jembatan Sipingit 





Di bawah jembatan Sipingit ini ada aliran sungai yang alunan arusnya seperti nyanyian alam yang amat membuai jiwa dan raga. Asyik loh mainan air di sini. Tapi harus berhati-hati ya karena ada bagian yang cukup dalam. Piknik itu harus safe juga ya kakaaa...




Apa yang istimewa dari Jembatan Sipingit?

Terletak agak ke bawah dari jembatan, tepatnya dari posisi sawah terakhir sebelum jembatan ini, ada kolam Sipingit yang terkenal dengan nama Black Canyon. Menurut Mas Imam pemandu yang menyertai Anggun Paris rombonganku, jalan masuk ke kolam itu agak susah. Nah, ini PR banget ya untuk semua pihak agar bisa memaksimalkan kolam tersebut tadi. Wisata air itu kan selalu menarik, dimana pun tempatnya. Apalagi saat jalan-jalan ke Petungkriyono di suasana yang sedang panas terik. Wowww.. jebar jebur di air bakalan asyik donk.


Curug Welo 




Welcome to Curug Welo….

Masih aja ya ga ada habis-habisnya nih kecantikan Petungkriyono. Tadi aja Curug Sibedug udah kece. Ini ada lagi nih yang lebih menggoda untuk dijelajahi.


Di Curug Welo, kita tak hanya dimanjakan oleh limpahan air curugnya yang menyegarkan. Ada berbagai spot yang uhuy untuk selfie ria. Di tengah hutan booo bisa nemu ginian udah ajaib banget ya.




Sudah wajar nih misalnya pemerintah Kabupaten Pekalongan menjadikan ‘harta karun’nya ini sebagai daya tarik yang tak pernah membosankan untuk didatangi. Di Welo Asri yang akan mengantarkan kita ke lokasi Curug Welo, kita dapat menikmati berbagai atraksi sebagai berikut :
  1. River tubing.
  2. River tracking
  3. Body rafting
  4. Pohon selfie
  5. Pendakian 
  6. Rest Area
Sayang sekali kemarin rombongan APNE 2017 rada kesorean jadi aku belum bisa menceritakan banyak soal river tubbing ini. Bagi wisatawan yang suka dengan tantangan olah raga air, wahana river tubing dan river tracking di Welo River Kayupuring layak dicoba. Mengarungi sungai dan jeram-jeram menantang akan memacu adrenalin kita. Tracknya kurang lebih sepanjang 2-3 kilometer, kita bisa menikmati jernihnya air sungai Welo sekaligus main air  selama kurang lebih 3 hingga 4 jam di sini. Doain ya gaes suatu saat bisa balik sana lagi biar puas main airnya. Kita eksplore Curug Welo bareng-bareng ya ntar.


Curug Bajing 


Curug bajing merupakan idola baru yang ada di kawasan ekowisata Petungkriyono. Curug ini terletak di Dusun Kembangan, Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono.




Weits… cantik banget spot ini. Ga bakalan menyangka loh ada pemandangan segini cantiknya setelah menuruni bukit yang cukup terjal dan berliku. Tsaaahh… udah kayak jalan hidup aja ya gaes.

Ada apa aja sih di Curug Bajing?




Curug Bajing memiliki pesona air terjun berketinggian 75 meter dengan debit air melimpah. Air di curug ini tersohor tidak pernah surut meskipun musim kemarau sedang datang.


Yang tak kalah pentingnya dari suatu tawaran keindahan wisata alam adalah tersedianya fasilitas sanitasi yang memadai. Tentunya selama menjelajahi spot wisata dalam kurun waktu yang tidak sebentar, pengunjung tempat wisata bakalan membutuhkan toilet.


Alhamdulillah di Curug Bajing ini, meskipun lokasinya berkontur naik turun perbukitan, pengunjung bisa menemukan toilet dengan mudah.

 

Curug Lawe 




Alhamdulillah dalam rangkaian APNE 2017 tanggal 5 Agustus 2017 ini rombongan bisa sampai ke spot yang tak kalah cantiknya dengan beberapa spot yang sudah disebutkan sebelumnya. Bahkan saat berkunjung ke sini rombongan APNE 2017 disambut oleh adik-adik dari Rampak Santri Al Fusha.

 
Uwuwuwww… segala lelah dan letih setelah mengeksplor tempat-tempat sebelumnya jadi tersiram oleh riangnya tampilan adik-adik yang ganteng ini.

Curug Lawe terletak di Dusun Cokrowati Desa Kasimpar. Curug ini memiliki ketinggian 100 meter dan menjadi primadonanya penggemar petualangan. Untuk mencapai curug ini kita harus tabah menempuh jungle tracking selama kurang lebih 1 jam.

Karena sudah kesorean, rombongan APNE 2017 tidak bisa menikmati cantiknya Curug Lawe. Kami harus cukup puas ngeksis di spot yang sudah ditata apik seperti ini :

payungi hatiku dengan kasih sayangmu kakaaaa....

Gimana, cantik kan yaaa itu dinaungi payung merah. Uhuks… iya, ya payungnya ya orangnya lah. Udah iyain aja biar cepet 😁 Selain payung cantik yang ada di depan gerbang masuk, masih ada spot payung cantik lainnya yang dilengkapi dengan hanging hammock. Buat yang memang potensi encok dan tak sanggup jalan jauh-jauh, di hutan wisatanya sini aja udah bahagia kok *pembelaan untuk diri sendiri


Sebenarnya masih ada lagi loh daya tarik Petungkriyono yang lain. Asalkan bisa berangkat sepagi mungkin kita tak bakalan ketinggalan untuk menjelajahi hutan paru-paru Jawa Tengah ini hingga ke Curug Muncar. Di sana ada 7 buah air terjun. Uwooowww... kudu balik ke sana lagi nih.

Di Curug Muncar kita tak hanya bisa menikmati suguhan pemandangan alam berupa air terjun yang indah. Udara super sejuk bakalan kita dapatkan juga. Enggak sia-sia usaha kita berburu oksigen dan keseimbangan hidup kalau sudah sampai sini. Di Curug Muncar udah komplit banget, ada area parkir, loket, camping ground, shelter dan sarana MCK. Akses jalannya pun telah berupa beton dilengkapi dengan pagar pengaman. Bagi yang ingin menginap telah tersedia guest hose dan home stay di sana.


Fakta-fakta Unik Petungkriyono

Selain destinasi menarik yang wajib kita ketahui di Petungkriyono, ada banyak fakta unik tersembunyi yang tak kalah asyiknya untuk disimak. Yuukk sini kita bahas satu satu.

  • Mistery Land. Menurut penuturan Bupati Pekalongan Bp. Asip Kholbihi, Petungkriyono dibangun oleh raja-raja Syailendra dari peradaban Pekalongan lama. Banyak situs yang ditemukan di sepanjang Hutan Petungkriyono dan masih diteliti oleh para arkeolog untuk merekonstruksi sejarah kerajaan Syailendra yang ada di Petungkriyono.
  • Nama Petungkriyono diambil dari nama salah satu rakai/kepala wilayah. Rakai Petung merupakan salah satu pemimpin di wilayah tersebut pada jaman kerajaan Hindu masih memimpin. Kini setelah terjadi proses akulturasi budaya, mayoritas penduduk memeluk agama Islam.


  • Anggun Paris. Yang jelas ini bukan saudara kembarnya Anggun C. Sasmi ya. Anggun Paris merupakan akronim dari angkutan pegunungan pariwisata, armada khusus yang digunakan untuk mengangkut para wisatawan yang hendak menikmati indahnya bentangan hutan Petungkriyono yang berjarak lebih dari 25 kilometer dari Doro, base camp awal dari perjalanan ke Petungkriyono.
  • Hutan Sokokembang yang ada di Petungkriyono merupakan habitat asli Owa Jawa. Selain Owa Jawa terdapat juga kera, lutung, krak krak (semacam monyet kecil), juga macan tutul. 
  • Meski hidup jauh dari pusat keramaian Kabupaten Pekalongan, masyarakat Petungkriyono rajin berjualan hasil buminya. Pada jaman dahulu sebelum ada angkutan yang menghubungan masyarakat yang tinggal di Petungkriyono dengan pusat kota, penduduk sekitar harus menempuh jarak perjalanan 2 hari dengan berjalan kaki dan memanggul hasil buminya untuk menjualnya ke kota. Luar biasa yaaa... Coba deh bandingin dengan kita yang serba Gojek di masa kini, masih suka ngomel-ngomel kalau gojeknya telat barang sebentar gitu.
  • Salah satu yang mereka andalkan adalah tanaman kopi. Di Petungkriyono ada 2 jenis kopi, robusta dan arabica. Seperti yang umum kita ketahui, kopi arabica hanya bisa tumbuh di ketinggian lebih dari 1500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Desa Kasimpar hingga Desa Yosorejo merupakan penghasil kopi arabica yang dinamakan Kopi Petung. Sedangkan kopi robustanya tumbuh di daerah yang lebih rendah. Adapun yang robusta ini lebih disebut sebagai Kopi Owa. Kopi Owa bukan lah seperti kopi luwak yang dihasilkan dari pembuangan binatang tersebut. Kenapa dinamakan kopi Owa? Karena hasil penjualan dari kopi tersebut didedikasikan untuk konservasi primata langka yang hanya ada di Petungkriyono ini.
  • Banyak tempat kece untuk selfie. Hei, spot selfie kan udah biasa ya? Iya, itu kalau lokasinya dekat-dekat saja. Petungkriyono dapat kita capai setelah kurang lebih 1 jam perjalanan. Nggak kalah update ya Petungkriyono dengan tempat-tempat wisata kekinian lainnya yang lagi ngehits.



Ada yang mau juga eksplor Petungkriyono?

Yuuukk segera kita cuuuzz ke Pekalongan. Jalan-jalan sekaligus kulakan oksigen untuk tubuh kita yang amat membutuhkan asupan udara bersih dan piknik asyik bagi keseimbangan jiwa.

Boleh loh intip-intip juga video jalan-jalan ke Petungkriyono di channel youtube-ku. Mampir ya, teman-teman 😉


 

14 komentar:

  1. Subhanallah banget mbak..
    Bikin mupeng nih Mbk Uniek, sindirannya dapat banget.
    streess karna jarang piknik ga bisa disepelein sih ya. huhuuu
    Smoga suatu hari bisa mengunjungi wilayah Petungkiyono ini
    Aminnn

    BalasHapus
  2. yihaa yihaa...capek tapi bikin susah move on pas udah kembali ke kota

    BalasHapus
  3. Salah satu yang gagal move on juga ada di sni nih :D

    BalasHapus
  4. kece banget mba ini ga kepikiran Petungkriyono menyimpan alam yang indah :)

    BalasHapus
  5. aku juga gagal move on.. huaa pingin balik

    BalasHapus
  6. Misiiii, Kaum gagal move on dari petungkriyono juga nih..

    BalasHapus
  7. Yuk Mbak balik lagi ajakin aku ke Curug Muncar. Pengen selfi agar bahagia hidupku, uhuuyyy

    BalasHapus
  8. Baca artikelmu yang ini baru kusadari kalau aku ncen kurang piknik tenan

    BalasHapus
  9. Jujur kepingin nyobain river tubing start dari Sipingit yang dijuluki Black Canyon ituuu, sayang kemarin nggak ada waktu khusus untuk berhura-hura susur sungai Sipingit sampai Welo ya? Ahh pertanda kudu kembali lagi ke Petungkriyono nih. ^^

    BalasHapus
  10. Suka videonya, petungkriyo banyak curugnya, asri banget ya alam pekalongan, sering lewatin kalau mudik tapi belum pernah mengeksplornya 😊

    BalasHapus
  11. Ya ampuun objek wisatanya kece2 yaaa. Kalo ngga ada acara trip blogger ke Petungkriyono aku ga tau deh ada tempat sekece ini di Pekalongan.

    BalasHapus
  12. Nah sama kaya komennya mak mie klo kalian ga ada jalan2 kesana aku ga tau tuh ada banyak tempat kece di Pekalongan.

    BalasHapus
  13. cakeeep tempatnyaaa....aku diajakin ke sini yaaa

    BalasHapus