24 November 2015

Camilan Hangat di Musim Hujan



Hello sobat blogger semua.... Di Semarang sini curah hujan sudah mulai meningkat nih. Musim kemarau panjang yang berdampak pada kekeringan di berbagai daerah rupanya akan segera berganti dengan musim penghujan. Meskipun belum begitu sering turun hujan, namun paling tidak basahnya bumi telah memberikan harapan baru bagi para penanti hujan. 

Tak hanya para petani yang bersuka ria akan datangnya hujan ini. Mereka memang menggantungkan hasil pertaniannya pada sistem pengairan yang lancar pasokan airnya. Di rumahku pun turunnya hujan disambut dengan suka cita. Dengan banyaknya tanaman yang terdapat di kebun belakang rumah, otomatis kebutuhan akan air menjadi penting sekali. Bahkan kadang kudu berhemat mandi dan mencuci gara-gara mau menyiram tanaman nih. Melihat beberapa daun yang berubah kemerahan karena kekurangan air adalah hal yang sangat menyedihkan.

Kini aneka tanaman di kebun belakang sudah bisa menari-nari. Tanpa perlu disiram mereka sudah basah bersimbah segarnya air hujan yang tercurah beberapa hari belakangan ini. Hawa pun sudah mulai dingin bila malam tiba, kontras sekali dengan panas nan menyengat khas Kota Semarang saat hari masih siang.

Nah, dingin-dingin seperti ini paling enak nyemil makanan hangat sebagai pendamping wedang yang selalu setia hadir di meja makan. Yang paling gampang sih bikin pisang goreng ya. Pisang kepok yang digoreng, lalu dilumuri mentega dan ditaburi meses, wuiiih...ini kesukaan anak-anakku. 

Berhubung aku dan suami kurang suka penganan yang manis-manis, biasanya kami berdua lebih memilih jajanan macam bakwan sayur, bakwan jagung dan mendoan. Bermodalkan tepung dan bumbu-bumbu ala kadarnya, camilan sederhana ini bisa segera dihadirkan untuk keluarga. Dengan catatan lho tentunya, pas lagi enggak malas hehehee... Nah itu dia, yang paling sering bikin gagal jadi chef keluarga itu ya karena mager ini :)

Belum lagi jika membandingkan masakan sendiri dengan racikan penjual yang hasil akhirnya seperti ini :



Mendoan hangat seperti ini favorit suamiku nih. Mendoan yang benar-benar berasal dari mendo, tempe setengah jadi yang sengaja dibuat tipis sekali. Satu bungkus terdiri dari dua buah mendo yang super tipis. Jadi, sebenarnya mendoan yang benar-benar mendoan itu adalah yang berasal dari tempe mendo seperti ini, bukan dari tempe berbentuk balok yang kemudian diiris tipis-tipis ;)  Namun demi mempermudah penyebutan saja akhirnya lama-lama tempe goreng tepung ala bakul gorengan itu ya disebut mendoan saja.

mendo yang super tipis

Suamiku lebih suka mendoan yang masih setengah matang, jadi tepungnya masih berwarna putih dan terasa kenyal saat digigit. Mendoan Purwokerto setengah matang ini memang paling banyak direkues oleh pembeli saat aku ngantri di bakul mendoan yang ada di daerah Tlogosari Semarang.

Untukku sendiri sih lebih suka menggoreng kembali mendoan setengah matang tadi untuk menghilangkan rasa tepung yang masih melekat kuat. Herannya loh, mendoan asli khas Purwokerto ini meskipun digoreng agak lama tetap saja tak mau keras tepungnya :)

Nah sobat blogger sendiri apakah memiliki camilan favorit di musim hujan ini?

4 komentar:

  1. Cemilan favorite ku...tempe goreng glepung (bukan mendo)...di cocol sama sambel kecap atau pake rawit...Hwaah..

    BalasHapus
  2. Cemilan fave musim hujanku itu sama sih goreng-gorengan kayak tahu brontak dan weci, dimakan sama cabai hijau yang pedeessnya maknyuzzz.
    Btw tempe mendoan ini udah dihak patenkan lho sama pengusaha kuliner dan sempat jadi trending topic.

    BalasHapus
  3. biih, bikin ngiler. Memang favorit banget mendoan :D

    BalasHapus