21 Desember 2013

Berbagi Tanpa Menuntut Arti

Tiba-tiba saya teringat suatu petuah bijak, bahwasanya saat memberikan bantuan kepada orang lain, lebih baik berupa 'kail untuk memancing, dibandingkan memberikan ikan terus menerus'. Ya. Mungkin benar begitu. Dengan memberikan ikan yang siap dimakan tentu saja membuat yang diberi itu jadi males.

Ah, teoritis itu, mau bantu ya langsung bantu aja, gak usah pusing mikirin kail atau ikan.

Nah loh, itu ada pendapat yang berbeda. Seorang teman baik, yang juga blogger gaul namun tidak senarsis si penulis blog ini ;)  gantian memberikan kalimat ringan namun lumayan 'jleb'. Berani bener ya ini teman saya bilang begitu. Masak dia tidak melihat segi kemanfaatan dari bantuan yang akan kita berikan ke orang. Harus maksimal dong manfaatnya.

Adalah sosok cewek mungil dan manis bernama asli Nur Soleha yang lebih akrab dipanggil Inung, yang menggugat keyakinan saya tadi. Menurutnya, kalau mau ikhlas, silakan berbagi tanpa menuntut arti. Maksudnya? Mau membantu seseorang ya tinggal berikan bantuan dengan segera, tak usah pikir panjang itu nantinya hasilnya maksimal atau tidak.

Melalui gerakan #JumatBerbagi yang diprakarsainya sejak November 2012, Inung yang super gaul ini secara rutin memberikan bantuan berupa nasi bungkus kepada para pekerja maupun pedagang yang sejak pagi telah mengalahkan kantuk dan menyingsingkan lengan baju untuk mencari sesuap nasi. Bahkan untuk mencari nasi itu seringkali mereka justru belum makan nasi saat berangkat dari rumah. Sesederhana saja itu awalnya gerakan #JumatBerbagi dilakukan.

Awalnya pada bulan Oktober 2012, gerakan #JumatBerbagi melalui sedekah nasi bungkus ini digagas oleh kakak angkatan Inung semasa di kampus dulu. Mba Nining namanya. Beliau melakukan gerakan #JumatBerbagi ini di kota tempat tinggalnya Surabaya. Nah, tertarik dengan cara bersedekah Mba Nining inilah yang membuat Inung ingin melakukan hal yang sama untuk diterapkan di Semarang.

Sejak November 2012 hingga saat ini, Alhamdulillah Inung tetap konsisten menjalankan gerakan #JumatBerbagi. Tak kurang sekitar 10 donatur tetap telah mempercayakan sedekah mereka melalui jalur ini.  Ada yang menyumbang dengan uang, ada pula yang sudah menyiapkan masakan dan dikemas dalam bungkusan. Jadi setiap hari Jumat, mulai pukul enam pagi, Inung dan seorang temannya (Nieke) mulai 'ngider' sepanjang jalan di Semarang, mendistribusikan nasi bungkus itu kepada mereka yang memang berhak untuk mendapatkannya sesuai dengan kriteria yang telah saya sebutkan di atas.

Lantas, semulus itukah Inung dan para donatur memilih bersedekah dengan cara ini? Ternyata banyak juga lho tanggapan miring yang dilontarkan terhadap gerakan #JumatBerbagi tadi. Ada yang menilai negatif dengan menyangsikan manfaatnya, baik bagi yang diberi maupun yang memberi sedekah. 

Tanya : Ngapain juga ngasih-ngasih kayak gitu?
Inung : Ya, tiap orang kan punya pilihan untuk bersedekah. Dengan cara apapun. Membantu orang lain kan banyak jalannya, salah satunya ya ini.

Itu tadi salah satu kutipan dari pertanyaan sinis yang diterima +Inung Nie berkaitan dengan gerakan #JumatBerbagi yang digawanginya ini. Namun tanpa menghiraukan pertanyaan tersebut, Inung terus melaju dengan #JumatBerbagi  #sedekahnasibungkusSMG.

Ada satu kejadian tak terlupakan saat Inung mendistribusikan nasi bungkus itu di jalanan kota Semarang. Berikut petikan kejadian itu yang saya ambil dari kiriman cerita Inung ke email saya :

Waktu itu aku, Mba Nieke dan Mas Andre (ketiga orang ini adalah pelaksana #JumatBerbagi  #sedekahnasibungkusSMG - red) sedang menyusuri  Jl. Indraprasta dan lanjut ke Jl. Imam Bonjol. Di depan stasiun Poncol kami membagikan nasi bungkus untuk tukang-tukang becak yang ada di sekitar stasiun. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke arah Stasiun Tawang. Ketika melintas  Jembatan mBerok, kami melihat seorang ibu tua renta sedang berjalan, dengan perlahan mobil yang dikendarai mas Andre itu menghampiri si ibu dan kami memberikan nasi bungkus kepada ibu tersebut.
Baru saja si Ibu menerima nasi bungkus dari kami, tiba-tiba ada seorang tukang becak yang menghampiri kami, lalu kami berikan nasi bungkus kepada bapak tersebut. Kami siap-siap akan berlalu dari jembatan, belum mulai jalan tiba-tiba......regudukkkkk (bosone opo yo....?) dari berbagai penjuru disekitar jembatan orang-orang mendekat ke arah mobil pada minta nasi bungkus. Kalau saat itu persediaan kami masih banyak, lebih dari 50 bungkus, pasti kami akan menepi dulu dan membagikannya, tetapi karena persediaan tinggal sedikit, kami hanya bisa menutup kaca mobil dan melaju dengan kencang.Perasaan kami ngeri aja, banyak banget orang yang tiba2 datang dan mengetuk-ngetuk mobil.


Tanya : Lhoh serunya apa Nung? 
Inung ; Serunya ya saat kami ketakutan dengan serbuan banyak orang yang tiba-tiba tersebut, kayak mau apa aja :)

Ah, Inung, ada-ada saja kamu ;)

Selain membagikan secara rutin tiap hari Jumat di sepanjang jalanan kota, gerakan #JumatBerbagi  #sedekahnasibungkusSMG ini juga memberikan bantuan yang sifatnya urgent. Salah satunya saat terjadi bencana banjir di Desa Mijen.


penyerahan secara simbolis dari komunitas #sedekahnasibungkusSMG untuk dibagikan kepada para korban banjir di Desa Mijen, sumber foto dari sini
bencana banjir di Mijen, klik ini untuk melacak sumber foto

Menyalurkan bantuan di Posko Banjir Desa Mijen, sumber dari sini


Saat bulan Ramadhan, #JumatBerbagi melalui #sedekahnasibungkusSMG ini dialihkan ke bentuk yang lain, tidak membagi makanan di pagi hari. Beginilah kira-kira gencarnya para donatur dalam menyalurkan sedekah mereka :

bantuan ke panti asuhan di bulan Ramadhan 2013
distribusi takjil di panti wredha di Ngalian

Wah, mantap juga ya ketulusan hati Inung dan teman-teman 'sepergerakan'nya ini. Pantas didukung loh teman. Bagi rekan blogger maupun pembaca tulisan ini, monggo kalau mau bergabung dengan Inung. Sudah ada linimasanya di @Sedekah_Smg dengan poin-poin yang kurang lebihnya seperti ini :

  • Banyak yang tanya, apa sih #sedekahnasibungkusSMG itu? O iya sampai lupa menjelaskan dan belum pernah kami share - twit1
  • Berawal dari gerakan #sedekahnasibungkus yang digagas oleh mbak @DidiCahya di Surabaya, kami pun di Semarang ingin menggerakkannya juga. - twit2
  • Mungkin banyak kegiatan serupa, kami tidak ingin bersaing, kami hanya ingin ikut berbagi dengan sesama. - twit3
  • Maka sejak 9 Nov 2012 kami memulai suatu gerakan yang kami beri nama #sedekahnasibungkusSMG - twit4
  •  Mengapa nasi bungkus? Banyak yang bertanya kan? - twit5
  • Berawal dari keprihatinan kami, melihat saudara2 yg kekurangan, utk sarapanpun tak ada atau tak pernah sama sekali.- twit6
  • Utk itu kami ada suatu gerakan yg dinamakan gerakan sedekah nasi / nasi bungkus - twit7
  • Dengan harapan dapat membantu mereka yang membutuhkan untuk sarapan sebelum bekerja. - twit8
  • Dan kami hanya memberikannya tiap Jumat pagi saja, karena kami juga tidak ingin mereka menjadi tergantung kepada kami. - twit9
  • Mengapa hari Jumat? Semua hari memang baik tapi Jumat menjadi pilihan kami, karena kami menganggap Jumat lebih berkah. - twit10
  • Semoga tidak hanya umpan yang bisa kami berikan, semoga kedepannya kami bisa memberikan kail. - twit11
  • Bagaimana cara untuk bergabung? Caranya mudah sekali :  Berdonasi dalam bentuk nasbung - dikumpulkan di sekretariat Sedekah Semarang. - twit12
  • Alamat sekretariat Sedekah Semarang Jl. Karangbendo no. 40R Semarang (belakang PLN Jatingaleh) attn Ibu Ayu, tiap Jumat jam 6.30 pagi  - twit13
  • Berdonasi dlm bentuk uang juga boleh,nanti setiap donasi yg disedekahkan dikonfersikan dengan 5rb/nasbung, setara dengan nasi rames+telur. - twit14
  • 3. Ikut distribusi saja juga tidak apa-apa. Semuanya welcome. - twit15
  • Note: - Distribusi nasbung baru di sekitaran kota Semarang. - twit16
  • Sasaran utama : penyapu jalanan, tukang becak, pengemis tua, pedagang asongan tua, pemulung tua, tukang parkir. - twit17

Nah, tertarik untuk berbagi tanpa menuntut arti? Silakan saja bergabung dengan Inung dan rekan-rekannya, intip saja akun twitter yang sudah saya bagi di atas. Semoga bermanfaat rejeki kita semua yang telah disalurkan kepada mereka yang berhak. Barokallahu fiikum.


http://emakgaoel.blogspot.com/
 








12 komentar:

  1. mantab nih, perlu di kembangkan mas, semangat...

    BalasHapus
  2. keren mba inung benar2 menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. monggo lho jeng Rahmi klo mau ikutan berkontribusi

      Hapus
  3. Intinya adalah mari berbuat baik sesuai kemampuan kita, tak perlu sama besara tau sama keren dengan orang lain. Mau kail atau ikan, yang jelas berbuat baik jelas lebih baik ketimbang diam dan malah mencela. Inung sudah membuktikannya. Semoga banyak orang baik di tanah air yang meniru langkahnya. Semoga sukses dengan komunitas gaul ini Mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, semoga makin banyak yg tergerak utk berbuat kebaikan ya mas

      Hapus
  4. Hidup ini akan indah jika saling peduli. Banyak sekali yang bisa kita lakukan untuk membantu sesama, bukan hanya dengan harta tetapi bisa dengan memberinya peluang usaha atau pekerjaan yang layak. Keterpurukan ekonomi yang terjadi di negeri ini disebabkan karena banyak sekali orang yang mapan tidak peduli dengan yang kurang mampu. Sehingga terjadilahkesenjangan ekonomi yang kaya semakin kaya dan uang miskin semakin miskin

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener pak, mari kita tingkatkan kepedulian pada sesama

      Hapus
  5. Berbuat baik, memang tak perlu menunggu, sukses ya mak Uniek..:)

    BalasHapus
  6. Kalau nggak bisa memberi kail ya beri ikan saja
    Itu lebih baik daripada nggak pernah memberi ya Jeng
    Terima kasih tulisannya yang inspiratif
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  7. super sekali bunda....
    emang moment berbagi itu ga bisa diungkapkan begitu saja dengan kata kata
    ada senang, sedih, sekaligus bangga
    ga peduli apa pun itu, berbagi tetaplah berbagi
    semangat terus bund....

    BalasHapus