27 Oktober 2025

Humanisme dalam Evakuasi Dunkirk pada Perang Dunia II

Humanisme dalam evakuasi dunkirk

Beberapa saat yang lalu, saya membaca novel sejarah yang mengisahkan tentang perihnya kehidupan masyarakat yang terkena imbas Perang Dunia II. Betapa sengsara, nelangsa dan tak menentu hidup mereka. Harus bertahan hidup dalam gencetan kepentingan dua atau beberapa negara yang berselisih, tanpa mereka tahu untuk apa sebenarnya perang itu diagung-agungkan. 

Kemirisan itu pun hingga kini terasa ketika menyaksikan beratnya penderitaan penduduk Palestina yang setiap saat menghadapi kegetiran. Konflik kepentingan atas nama politik negara-negara dunia membuat kegetiran hidup mereka tak pernah berhenti.

Apakah negara pelaku sejarah yang saat ini bisa menghentikan penderitaan penduduk Palestina tak bisa menengok ke masa lalu?



Tentang Sekutu Versus Blok Poros pada Perang Dunia II

Selepas membaca novel sejarah berjudul Salt to The Sea (semoga saja review bukunya bisa segera saya tulis di blog), pikiran saya kembali melayang pada masa Perang Dunia II. Dibalik cerita kekejaman perang tersebut, ada cerita kemanusiaan yang tersimpan. 


Peperangan bukanlah perkara menang dan kalah. Ada kisah heroik lain yang dilakukan oleh masyarakat sipil, bukan dari mereka yang berseragam dan bersenjata. 


Dari berbagai catatan sejarah kita bisa membaca bahwa Perang Dunia II merupakan silang sengkarut dari konflik global yang terjadi antara tahun 1939 sampai dengan 1945. Perang yang melibatkan lebih dari 30 negara di seluruh dunia ini mengubah tatanan hidup masyarakat dan memiliki dampak yang sangat besar terhadap politik, ekonomi dan kehidupan sosial dunia. 

Ada dua kubu yang terlibat di dalam Perang Dunia II ini. Sekutu dimana berbagai negara kuat seperti Amerika Serikat, Belanda, Inggris, Perancis, dan bebera negara lain di Eropa yang kini tergabung dalam Uni Eropa, bahkan ada Uni Sovyet juga. Di pihak lain, ada Blok Poros yang dipimpin oleh Jerman dan beranggotakan Italia, Jepang dan beberapa negara di Eropa Timur. 

10 Mei 1940, Sekutu tak pernah memperkirakan jika Jerman akan menyerang Belanda, Luxemburg, Perancis dan Belgia secara mendadak. Strategi ini mengejutkan karena Sekutu memperkirakan serangan akan datang melalui perbatasan Perancis-Jerman. Saat itu Sekutu tidak merasa khawatir karena ada Garis Marginot, benteng pertahanan yang dibangun oleh Perancis sepanjang perbatasan timur dengan Jerman. 

Serangan Jerman dilakukan melalui Ardennes, sebuah wilayah hutan di Belgia dan Luxemburg yang dianggap sulit dilalui oleh kendaraan perang, yang ternyata menjadi titik fatal bagi Sekutu. Serangan yang dikenal sebagai Blitzkrieg membuat pasukan dari Inggris, Perancis, dan Belgia terdesak ke wilayah utara Perancis. Hal ini membuat Sekutu terkepung dari tiga sisi. Jerman menyerang dari wilayah selatan dan timur, sementara itu wilayah barat pun telah dikuasai oleh Jerman. Sedangkan satu-satunya wilayah bebas adalah di utara yang berupa lautan. 

Dengan cepat kekuatan Sekutu dipangkas habis. Kegagalan pertahanan Sekutu dipicu oleh lemahnya komunikasi dan koordinasi antara pasukan Inggris dan Perancis. Kota-kota besar pun begitu mudah dilumpuhkan. Tentara Sekutu pun terperangkap di Pelabuhan Dunkirk di laut utara Perancis tanpa logistik yang memadai. 

Kekalahan ada di depan mata. kematian pun terasa sangat dekat. Mereka menghadapi pilihan yang sulit. Menyerah, atau bertahan meski mereka tahu harapan tersebut bagaikan mukjizat. 


Evakuasi dunkirk



Operasi Dynamo

Upaya penyelamatan yang digagas sebagai awal Operasi Dynamo merupakan respon atas terkepungnya tentara Sekutu di Dunkirk. Rencana evakuasi sejumlah pasukan Sekutu melalui laut ini hendak dilakukan untuk mencegah kehancuran pasukan angkatan darat lebih besar lagi. 

Operasi ini diusulkan oleh Bertram Ramsay, seorang laksamana laut dari Inggris. Saat diusulkan dan dilaporkan pada PM Inggris saat itu, Winston Churcill ternyata mendapatkan sambutan baik. Segeralah Bertram Ramsay dan staf angkatan laut Inggris menyusun rencana penyelamatan tersebut.

Mereka merinci rute dan metode evakuasi yang dianggap paling efisien, membagi zona evakuasi serta mengatur penjemputan pasukan dari pantai menggunakan kapal kecil menuju kapal besar yang berada di lepas pantai. Berbagai jenis kapal akan dilibatkan, mulai dari kapal perang militer sampai dengan kapal nelayan, bahkan kapal perahu rekreasi.



Evakuasi Dunkirk

Viscount Gort (John Vereker), komandan pasukan Ekspedisi Britania,  memimpin penarikan mundur pasukan di Dunkirk dan mengambil keputusan untuk evakuasi massal sebagai jalan yang terbaik. 

Secara peperangan sudah bisa dipastikan Sekutu mengalami kekalahan dengan situasi seperti ini. Akan tetapi nyawa manusia tetaplah lebih berharga. Ratusan ribu nyawa manusia tetaplah sangat berarti. Meskipun tercoreng di mata dunia, nilai kemanusiaan dirasakan jauh lebih penting dibandingkan segalanya. 



Peran Masyarakat Sipil dalam Evakuasi Dunkirk

Peran masyarakat sipil menjadi faktor pendukung keberhasilan evakuasi ini. Kapal-kapal besar Angkatan Laut milik pasukan Inggris tak dapat mendekati pantai Dunkirk, sehingga pemerintah Inggris menyerukan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam evakuasi pasukan yang sudah terdesak di Dunkirk. 

Siapapun yang memiliki kapal kecil seperti kapal pesiar, kapal uap, kapal nelayan hingga kapal tongkang dihimbau untuk menjemput pasukan dari pantai menuju kapal besar yang berada agak jauh dari lepas pantai.

Di tengah bahaya bom, tembakan udara serta menghadapi badai dan gelombang laut, setiap orang memiliki kemungkinan tak kembali dengan selamat. Akan tetapi para awak kapal, pelaut amatir, nelayan, bahkan masyarakat sipil tak merasa gentar. Saat sisi kemanusiaan yang paling dasar sudah tersentuh, mereka rela meninggalkan keluarga untuk mengambil peran dalam gerakan kemanusaan dalam menyelamatkan tentara yang terluka, kelelahan dan ketakutan. 

Rencana awal hanya menyelamatkan 45.000 nyawa dalam dua hari. Akan tetapi sisi humanisme ternyata tak bisa berhenti di angka tersebut. Dua hari menjadi sembilan hari. 45.000 menjadi 338.000 nyawa terselamatkan. Harapan hidup telah dimenangkan dalam pertempuran brutal itu. 



Catatan Kisah dari Prajurit dan Awak Kapal

Pasukan sekutu memiliki banyak sekali prajurit yang berusia muda. Mereka harus terpisah dari keluarga dan menghadapi dilema antara harapan dan keputusasaan. Dalam kapal yang penuh sesak, mereka telah mengikat solidaritas yang kuat dengan sesama prajurit muda lainnya. 

Saling menguatkan meskipun sama-sama menghadapi fisik dan mental di titik nadir. Memberikan support meskipun diri sendiri juga perlu pertolongan. Peran perawat dan sukarelawan menjadi sedemikian penting untuk merawat luka dan menghadapi ketakutan di tengah hiruk pikuk dan kacau balaunya situasi. 

Keberanian awak kapal serta ketahanan mental dan fisik mereka dalam menghadapi bahaya, menjadi sebuah ekspresi humanis yang memberikan pencerahan bagi manusia lain. Tampak empati terhadap perjuangan, patriotisme dan semangat kebersamaan. Dorongan dan empati masyarakat terhadap pasukan yang sudah banyak berkorban merupakan wujud nyata dari apresiasi terhadap mereka yang sudah banyak menyaksikan luka fisik maupun batin. 

Pada Evakuasi Dunkirk ini terdapat kisah tentang nelayan tua yang memandu kapalnya di saat malam tanpa adanya penerangan. Tanpa ada keraguan sama sekali ia menuju pantai dan terlibat dalam penyelamatan pasukan sekutu. 

Ada pula sejumlah pemuda yang menunda kesenangan untuk misi penyelamatan ini. Mereka mengorbankan waktu liburan, bergabung dan mengambil resiko besar untuk memperjuangkan keselamatan manusia lain. 

Mungkin masih banyak cerita-cerita yang tak terungkap dalam kejadian heroik ini. Namun yang pasti sejarah mencatat peran masyarakat sipil begitu besar dalam misi ini. 


Kehidupan para penyintas pasca evakuasi

338.000 nyawa berhasil diselamatkan. Mereka kehilangan sebagian besar perlengkapan perang. Banyak dari mereka yang hanya menbawa nyawanya kembali ke tanah kelahiran, tanpa ada bekal yang benar-benar cukup. 

Mereka tak hanya kehilangan peralatan perang. Para prajurit itu kehilangan teman seperjuangan. Begitu berat kondisi fisik dan mental mereka saat pulang. Mereka harus mengatasi tantangan yang berada di depan mata: trauma panjang dan perasaan tak berdaya.

Para penyintas ini menghadapi stigma dari berbagai pihak. Pulang dalam keadaan selamat, namun menjadi pengecut dan kalah. Belum lagi beban kemanusiaan yang lain, mengetahui bahwa kota Dunkirk menjadi hancur lebur akibat pengeboman dan penyerangan selama evakuasi. Banyak nyawa yang melayang dan tempat tinggal yang hancur. Warga sipil yang tersisa pun harus menghadapi kondisi wilayah mereka yang porak poranda. 

Beban yang mereka pikul tak ringan. Akan tetapi dukungan dari masyarakat dan pemerintah memberikan mereka semangat. Melalui pidatonya Perdana Menteri Winston Churchill menguatkan mereka untuk melanjutkan perjuangan. 

Di antara para penyintas ini tumbuh solidaritas kuat untuk saling bergenggaman. Saling dukung dalam sikap nyata untuk bersama-sama menghadapi masa-masa sulit. 


nilai humanis dalam evakuasi dunkirk



Nilai humanis dari Evakuasi Dunkirk yang dicatat oleh dunia

Evakuasi Dunkirk merupakan kekalahan taktis Pasukan Sekutu saat menghadapi Jerman. Akan tetapi dunia mencatat bahwa operasi penyelamatan ini bukan hanya sebuah operasi militer besar-besaran. Evakuasi Dunkirk menjadi sejarah kemanusiaan yang memberikan pengajaran tentang nilai solidaritas. Harapan sekecil apapun tetap harus dinyalakan meski nyawa diujung tanduk sekalipun

Apa yang dilakukan pada Evakuasi Dunkirk ini menjadi lambang keberanian tanpa pamrih. Kekuatan kemanusiaan dalam menentang kekerasan dan mendorong perdamaian. Penghargaan terhadap kerjasama, merayakan empati dan semangat kebersamaan saat menghadapi sebuah tantangan yang maha besar. 

Evakuasi Dunkirk adalah simbol harapan, sisi kemanusiaan yang kuat dalam menghadapi ketidakberdayaan. Kisah ini menjadi kisah heroik yang memantik patriotisme dan menjadi teladan generasi penerus dalam menghadapi perjuangan berikutnya.



Sumber bacaan:
  • id.wikipedia.org/wiki/Bertram_Ramsay
  • english-heritage.org.uk/visit/places/dover-castle/history-and-stories/operation-dynamo-things-you-need-to-know/
  • iwm.org.uk/history/what-you-need-to-know-about-the-dunkirk-evacuations
  • en.wikipedia.org/wiki/John_Vereker,_6th_Viscount_Gort

Tidak ada komentar:

Posting Komentar