29 Januari 2016

Ketika Gadget Bukan Segala-galanya



Ganteng sedikit, cekreeekk...

Cantik dikit, cekreeekk...

Imut maksimal, cekrek cekrek cekreeeekk...

Mengambil sedikit bunyi iklan salah satu provider layanan jasa telekomunikasi di atas tersebut, kita tentu sudah mahfum dengan kebiasaan orang-orang kekinian. Hampir di tiap moment yang kita hadapi sangatlah mudah untuk mengabadikannya melalui layanan ponsel dan sharing saat itu juga ke seluruh dunia. Kekinian po ora kowe Nda.... :)

Kemarin saat nonton youtube sempat melihat satu iklan lewat sebelum video clip yang akan kunikmati muncul. Kadang-kadang suka merhatiin iklan juga loh aku, nggak sekedar di-skip gitu aja. Iklan ini sih sebenarnya promosi pewangi baju gitu, namun ada embel-embelnya #RomanceHour



Coba deh temen-temen lihat dulu iklannya. Lucu banget, plus ho oh gw banget untuk kaum kekinian :) Kan hobi banget tuh lagi ngapain saja cekrek dan upload. Iya, aku juga gitu soalnya. Jadi ketampar deh sama iklan unyu yang ini.

sebuah sentuhan sederhana untuk cinta yang nyata

Ajakan untuk ber #RomanceHour  sebenarnya tak hanya bisa diterapkan saat tanggal 14 Februari saja. Kapan pun kita bisa melakukannya bersama pasangan tercinta, teman-teman terkasih maupun keluarga tersayang. Bonding dengan orang-orang di dekat kita memang tak bisa digantikan oleh gadget apapun meskipun ada kesukacitaan tersendiri saat bisa memamerkan tempat-tempat istimewa kepada semua orang melalui file-file unggahan di dunia maya.

Antara geli dan malu juga nih saat liat scene mulai 0:21 saat pasangan romantis di video tersebut sedang candle light dinner. Si cewek udah cantik banget mengenakan dress pink lembut nan anggun, begitu mulai cekrak cekrek wajah pasangannya langsung berubah illfeel. Mana habis itu lilinnya tumbang ke piring pula, failed banget. 

Iya nih, aku suka gitu deh. Saat makan malam bareng suami dan anak-anak malah kesenengen motretin makanannya. Kalau cuma sebentar aja sih nggak pa pa kali ya, tapi biasanya sih jadi bermenit-menit. Suami dan anak-anak sudah nggak sabar ingin segera menyantapnya kok malah aku sibuk motretin demi sebuah foto baru yang pengin kuunggah di sosmed saat itu juga. Hiiih... ibu yang terlalu ya aku ini :(

Ketika kita sadar gadget bukan segala-galanya, kita bakalan lebih fokus dengan orang-orang terkasih yang ada di samping kita saat itu. Kalau kecanggihan teknologi membuat kita yang saling berjauhan menjadi dekat, bukan berarti sebaliknya kan, malah menjauhkan yang dekat.

28 Januari 2016

Menanti Iwan Fals di Kompas TV

Teman-teman blogger rata-rata menyukai musik yang bergenre apa sih?

Aku sendiri suka sok-sokan bilang suka jazz sih biar keliatan rada gimana gitu hehehee... padahal sebenarnya semua jenis musik sih suka. Apalagi ya kalau pemusik dan pelantun nadanya tsakeeeppp... *digetok mas bojo :)

Sebenarnya musik itu universal ya. Kadang suka kesel sih kalau ada yang membeda-bedakan musik berdasarkan genrenya. Lha wong apresiasi masing-masing individu terhadap musik tertentu kan ya beda to dengan individu yang lain. Gak adil lah kalau kita mengkotak-kotakkan mana musik yang berkasta lebih tinggi dibandingkan dengan musik yang lain. 

Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama (sumber : Wikipedia)

Jaman dulu New Kids On The Block berjaya, aku masih duduk di bangku sekolah dasar kalau nggak salah. Temen-temen blogger ada yang belum lahir ya jaman itu? hihihiii... (umpetin uban ke dalam jilbab). Mulai dari NKOTB, Color Me Badd, Ronan Keating hingga N'Synch sih aku stay tune terus. Semacam penghibur hati gundah gulana gitu ya kala sedang resah. 

Mendengarkan musik memiliki pengaruh meredakan kegelisahan. Hati jadi lebih tenang saat bisa mendengarkan musik kegemaran. Sebenarnya lebih asyik sih kala mendengarkannya dengan tampilan audio yang cetar membahenol. Sayangnya ya itu mengganggu kemaslahatan kuping orang lain :))  Tapi nggak masalah kan, ada earphone... tinggal pasang aja, jadi kan kita bisa menikmati musik kesukaan kita dengan khusyu'.

Selain untuk menghibur diri, musik juga bisa loh digunakan sebagai sarana menyampaikan pesan. Aku jadi ingat dengan penyanyi gaek Iwan Fals. Di jaman orde baru dulu, gilak banget nih si abang, pesan-pesan di lagunya luar biasa keras. Usahanya memberikan sorotan kepada para penguasa / pejabat sungguh pantas diacungi jempol. Terlepas dari pihak-pihak yang kemudian kebakaran jenggot, Bang Iwan memang benar-benar dahsyat.

Coba deh liat video clip lagunya yang berjudul Surat untuk Wakil rakyat ini : 



Sampai sekarang masih inget banget syairnya yang lugas ini :

wakil rakyat seharusnya merakyat
jangan tidur waktu sidang soal rakyat
wakil rakyat bukan paduan suara
hanya tau nyanyian lagu SETUJU

Jadi kangen nih sama penambilan Bang Iwan :)

Buat teman-teman blogger yang penggemar Bang Iwan bisa loh mantengin Kompas TV nanti malam di Konser #SuaraIndonesia. Ini ya detailnya :

sumber : @TigaRambu

27 Januari 2016

Ingin Cepat Punya Rumah Pribadi? Begini Caranya

Punya rumah pribadi, hal ini pasti jadi impian semua orang. Meskipun terbiasa tinggal bersama keluarga besar, cepat atau lambat kita pasti ingin memiliki rumah pribadi. Keinginan untuk punya rumah pribadi semakin bertambah kalau melihat kerennya perabot rumah tangga di MatahariMall. Pilihan aneka perabot modern yang keren dengan sistem belanja online murah di MatahariMall pasti membuat siapa saja jadi ingin memilikinya. 



Sebenarnya tidak sulit kok mewujudkan impian untuk punya rumah pribadi. Sembari menabung, beberapa cara membeli rumah ini bisa kita pertimbangkan : 

Mengunjungi Pameran Properti 

Rumah yang dijual di pameran properti biasanya dibanderol dengan harga yang lebih murah bahkan disertai penawaran lain. Penawaran lain seperti kelebihan tanah, gratis pompa air atau potongan DP tentu akan membuat kita jadi lebih hemat. Informasi mengenai pameran properti tahunan dapat kita peroleh melalui internet. Jangan sampai ketinggalan mendapatkan rumah murah di pameran properti. 

Rumah yang Dijual Secara Over Kredit 

Kalau kita jeli melihat peluang, orang yang memiliki rumah akan melakukan over kredit dengan harga murah ketika sedang membutuhkan uang dalam waktu dekat. Sehingga hal ini menjadi kesempatan bagi kita untuk melakukan penawara dengan baik. Perhatikan pula surat-surat dan proses kredit rumah tersebut agar tidak menimbulkan masalah dengan pihak bank di kemudian hari. 

Mempertimbangkan Lokasi Rumah 

Rumah yang lokasinya berada di daerah penyangga ibu kota pasti harganya lebih terjangkau daripada rumah di pusat kota. Tak perlu berkecil hati jika rumah yang kita pilih ternyata agak jauh dari lokasi pusat kota yang strategis. Kita hanya perlu memastikan kalau ada akses transportasi umum yang memadai di sekitar rumah kita. 

Ikuti Program Rumah Subsidi 

Sejak tahun 2015 pemerintah sudah mulai menjalankan program rumah subsidi bagi masyarakat yang belum memiliki hunian pribadi. Hal ini tentu jadi kesempatan emas bagi kita. Cukup melengkapi syarat-syarat KPR (Kredit Pemilikan Rumah), pengajuan KPR untuk rumah subsidi pasti berlangsung lancar. 

Di antara keempat cara tersebut, manakah paling menarik dan mudah untuk dijalankan? 

Mari menentukan pilihan secara teliti untuk mewujudkan kepemilikan hunian pribadi yang kita inginkan. 


*photo credit : pexels.com

24 Januari 2016

A Perfect Stranger


Pernah nggak sih mengalami kejadian diperlakukan istimewa oleh orang yang hampir-hampir tidak kita kenal dengan benar-benar?

Mungkin kalau di dunia nyata sudah tidak lazim ya kejadian seperti ini. Nggak kenal kok bisa-bisanya memperlakukan kita dengan istimewa. Bahkan orang yang sudah kenal bertahun-tahun pun belum tentu bisa berlaku seperti itu. 

Namun aku yakin loh kalau masih ada orang-orang tipe seperti ini. Ada yang bahkan tanpa pamrih rela membagi apa yang mereka miliki dengan kita meskipun tidak ada jaminan kita bakalan membalas kebaikannya. 

Tak sengaja aku menemukan this kind of a perfect stranger saat menikmati hobi postcrossing-ku. Postcrossing merupakan aktivitas tukar-menukar kartu pos, bisa berlaku secara domestik maupun internasional. Selembar kertas bergambar yang bagi orang lain mungkin tak ada nilainya, namun bagi seorang postcrosser lembar bergambar yang biasanya diisi dengan tulisan sarat kehangatan plus aneka perangko istimewa itu merupakan harta karun tak terkira.

Di blog khusus kartu pos milikku aku pernah bercerita tentang seorang wanita Jerman bernama Birgit yang dengan begitu luar biasanya mencoba membuat teh susu jahe hanya gara-gara aku mengirimkan kartu pos resep itu kepadanya. Padahal untuk mencari serai yang ada di dalam resep itu dia harus pergi keluar kota karena di kota tempat tinggalnya tak ada.

Suatu hari dia mengirimkan sebungkus besar paket yang perangkonya saja sudah memenuhi permukaan amplop. Isinya ya selayaknya barang-barang yang biasa dipertukarkan antar postcard pals (sahabat tukar-menukar kartu pos secara kontinyu). Ada merchandise ala kota tempat tinggalnya, buku, perangko bekas, koin kuno, permen coklat, dan sebagainya.

perangko bekas untuk suamiku tercinta
Dalam beberapa kali tukar postcard, rupanya Birgit telah mematrikan memori bahwa suamiku suka mengumpulkan perangko bekas. Maka dikirimkanlah sejumlah perangko cantik untuk mas bojo. Kalau aku sendiri sih tidak mengkoleksi perangko. Aku lebih suka mengkoleksi kartu pos, khususnya yang ada tulisan si pengirim, bercerita tentang sesuatu yang ada di sekelilingnya. Aku kan orangnya kepoan ya, suka pengin tau segala sesuatu yang ada di tempat lain, di belahan bumi yang berbeda. Kegemaranku 'ngibril' memang cocok deh kayaknya tertuang melalui hobi yang satu ini.

Yang membuatku semakin terharu atas kebaikan hati si perfect stranger ini adalah effort yang dilakukannya saat menyertakan pula hadiah untuk anak-anakku.

gelang-gelang cantik untuk Vivi

Birgit membedakan masing-masing kiriman untuk orang-orang terkasihku ke dalam amplop kecil yang berlainan di dalam amplop besar pembungkusnya. Untuk Vivi (putri sulungku) dibungkus sendiri, sedangkan untuk si kecil Faris beda lagi bungkusnya.



Faris mendapat jatah kiriman buku cerita anak. Di Jerman sana sih katanya buku ini populer. Dan aku pun tadinya bingung bagaimana harus menceritakan isi buku ini ke anakku karena buku ini ditulis dalam Bahasa Jerman. Gimana mau paham yak aku kan bisanya bahasa daerah ;)


Tapi lihat dong bagaimana my perfect lady yang satu ini benar-benar telah mempersiapkan dengan benar-benar apa yang dikirimnya. Dia telah membuatkan versi terjemahan di kertas tersendiri. Hahahaayyy... Birgit ailopyuuuuuu.... Padahal kami baru beberapa kali saja loh bertukar kartu pos. Itu pun sepertinya dia yang lebih rajin ngirim dan sungguh-sungguh mencarikan kartu pos yang kuinginkan.

Semoga aku bisa membalas kebaikan hati Birgit di kemudian hari. Dia, seseorang yang masih asing bagiku, namun dengan tulus hati mengirimkan banyak kejutan padaku. Hadiahnya tak cuma yang kuunggah gambarnya di atas tadi. Masih ada beberapa lagi lainnya yang harganya tentunya lumayan. Ah, aku sungguh terharu bisa memiliki teman jauh yang super seperti ini.

19 Januari 2016

Rumah Idaman

Bagi mereka yang sepanjang awal minggu hingga penghujung pekan harus 'mengembara' di luar rumah, apalagi kah yang lebih nikmat dibandingkan kehangatan pelukan sepetak rumah?

Bagi jiwa-jiwa yang lelah berpetualang ke berbagai sudut dunia, apalagi kah yang membuat rindu selain harumnya tanah lembab di rumah ibu?

Kenapa kali ini aku membahas soal kerinduan akan rumah?

Sebelumnya boleh lho disimak video clip dari grup super jadul Beatles yang salah satu lagunya merupakan kesukaanku *lalu slesepin uban ke balik jilbab ;)


Sedikit kutipan awal dari lagu berjudul A Hard Day's Night sebagai berikut :

It’s been a hard day’s night
and I’ve been working like a dog
It’s been a hard day’s night
I should be sleeping like a log
But when I came home to you
and find the things that you do
will make me feel alright

Nah loooohh... iya bener kan, sekeras apa pun yang kita hadapi di luar sana, saat lelah mendera dan raga butuh tempat berteduh, home will always be the most comfortable place. Beatles aja bilang gitu loh. Aku teringat sekali lagu ini karena lirik 'like a dog'nya yang waktu aku kecil dulu terkesan aneh. Masak sih orang kok kerja kayak gukguk, gitu sih waktu itu penalaran seorang bocah Uniek yang belum genap masuk masa baligh.

Hingga sekarang pun kalau kita pikir-pikir ya, rumah memang selalu menjadi andalan untuk beristirahat. Sesederhana apapun, atau malah sejelek apapun ya rumah kita ibaratnya, saat teringat untuk pulang akan selalu ada harapan untuk merasa nyaman di sana. Tak perduli anak meraung-raung di rumah, suami atau istri yang kadang tak mengerti isi hati, namun memasuki pintu rumah menimbulkan rasa yang berbeda dibandingkan dengan saat kita mengukur jalan tanpa tepi.

Itu sih kondisi normalnya loh ya. Ada mungkin beberapa rumah yang ingin dihindari oleh para penghuninya. Itu sih di luar topik. Aku lagi pengin ngomongin tentang rumah idaman nih. Saat ini ya rumah idamanku adalah yang  :
  • Ada halamannya sehingga bisa digunakan untuk berkebun
  • Tidak terlalu besar, biar nggak repot-repot amat membersihkannya ;)
  • Kalau punya rejeki pengin ngedesain rumah tersebut dengan gaya tradisional Jawa. Boleh dong ya pengin njawani gitu ;)  
  • Ventilasi rumah tersedia secara proporsional agar udara yang masuk ke rumah cukup untuk seluruh isi rumah.
  • Berada tak jauh dari pedesaan. Gimana sih rasanya bekerja setengah hidup di kota dan balik-baliknya masih ke kota juga yang hiruk pikuk? Asyik kan ya misalnya bisa menghirup udara segar sepulang kita dari tempat gawe.
Namun yang sering kita alami soal mendapatkan rumah idaman ini adalah sulitnya mendapatkan informasi tentang lokasi rumah yang ingin kita tinggali. Misalnya ya pengin beli rumah gitu, kita harus riweuh kesana kemari dan bertanya tentang banyak orang perihal rumah yang dijual.

Nah, kalau sekarang sih sudah ada portal yang membantu tugas kita soal tanya rumah sana-sini seperti itu. Belum lama ini aku sempat singgah ke Lifull, web yang sangat informatif tentang berbagai pilihan jual maupun sewa rumah. 


Melalui portal tersebut kita bisa mencoba mencari rumah idaman kita berdasarkan beberapa pilihan. Fitur unggulan dari Lifull.id meliputi :
  1. Pencarian properti berdasarkan 50 kriteria populer di Indonesia
  2. Pencarian properti berdasarkan laju transportasi
  3. Pencarian properti berdasarkan universitas dan sekolah
  4. Pencarian properti melalui peta
Nah ini niiihh.... yang fitur pencarian berdasarkan universitas dan sekolah, apa coba ya maksudnya?

Jadi ya misalkan kita berencana nantinya ingin terus mendampingi putra-putri kita hingga dia dewasa dan mengenyam pendidikan tak jauh dari diri kita, bisa saja coba berinvestasi dengan mencari rumah idaman yang dekat dengan tempat kuliah favorit. Misalnya nih aku, pengin ntar anak-anak kuliah di Semarang saja, searching deh dan klik nama Universitas Diponegoro (misalnya), trus ada piliha Sewa atau Jual. Bakalan ada beragam penawaran yang telah disusun oleh Lifull.id untuk mempermudah pencarian kita.

Kuliah dekat rumah kan enak yaaaa... capek mikirin dosen bisa langsung pulang. Dulu sih aku gitu, kuliah berasa berat banget sehingga bawaannya pengin pulang melulu ;)  Kali aja ntar anak-anakku juga begitu ya. Capek sama dosen ya mendingan pulang dan ngeliatin ibunya yang manis anggun menawan baik hati ini, ya kan ya kaaaann.....

Kalau sobat blogger punya tipe rumah idaman yang bagaimana nih. Yuuk yuukk share...

16 Januari 2016

Ter-Italian Job



Meski film berjudul The Italian Job sudah lama sekali tayang perdana di tahun 2003, masih sukaaaa aja nih nonton terus menerus. Aksi keren Mark Wahlberg (yang sepintas lalu mirip banget sama Matt Damon) barengan dengan si ganteng Jason Statham di film ini membuatku tak habis-habisnya mantengin ceritanya saat diputar berulang kali di televisi :))

Pertama kali The Italian Job diputar tahun 1969 dengan nama tokoh yang sama, Charlie Croker dan John Bridger. Bila di tahun 1969 si Charlie diperankan oleh aktor gaek Michael Caine, di film versi 2003 Charlie Croker diperankan oleh Mark Wahlberg. Adapun John Bridger si pencuri ulung diperankan oleh Donald Shutterland. Meski kemunculan John Bridger hanya sesaat, namun keberadaan dirinya lah yang menjadi sumbu utama dimulainya kisah.

Bagi yang sama sekali belum pernah menyaksikan The Italian Job bisa lihat trailernya di bawah ini ya :




Postingan ini bukan review film loh ya tapinya :)  Teman-teman pernah nggak sih gara-gara nonton film terus jadi ingin memiliki sesuatu yang ada di film tersebut?

Di film The Italian Job, para pemerannya mengangkut emas batangan di dalam mobil Mini Cooper. 4 buah mobil keren warna-warni berseliweran pada pertengahan hingga akhir film. Di Indonesia sendiri mobil ini termasuk jenis mobil mahal kan. Yaaa... aku cuma bisa memiliki versi die cast sajalah hihiii... kalau yang beneran ya doain aja ya teman, kalau memang rejeki dan itu barokah semoga dimudahkan untuk memilikinya. Nggak ngoyo koq, serius.... #paansih

Baca juga ya artikel ini : Die Cast Asyik

Cerita di film ini berkutat seputar usaha untuk merebut kembali emas batangan yang pernah dicuri oleh gerombolan John Bridger. Pak Tua yang merencanakan pencurian emas ini dibantu oleh anak muda berotak brilian Charlie Croker. Semua berjalan sesuai rencana, kecuali satu hal. PENGKHIANATAN.

Iyes, salah seorang crew pencurian yang bernama Steve rupa-rupanya terserang virus 'greedy' alias serakah, dia ingin sekali menguasai emas itu sendirian. Dengan akal bulusnya emas tersebut dapat dikuasainya. Bridger terbunuh saat usaha pengkhianatan itu dilakukan. Oleh karena itu Charlie beserta sisa crew yang lain pun bertekad untuk merebut kembali emas jatah mereka masing-masing, sekaligus membalaskan kematian Bridger.

Ide ceritanya sih biasa aja kan ya, yang keren itu ya saat akal-akalan untuk mendapatkan kembali emas-emas batangan tadi. Udah kayak The A Team saja lah kadar kesempurnaan strateginya. Salah satu teknis operasional di dalam strategi mereka itu digunakanlah 4 buah mobil Mini Cooper yang telah dimodifikasi agar dapat memuat sejumlah emas batangan dengan berat tertentu agar tetap lancar melaju.

Dan akhirnya akupun ter-Italian Job dengan punya die cast ini : 


Yang beli die cast sih memang suami tercinta, tapi boleh dong bininya ikut menikmati kerennya Mini Cooper ini. Corak di roofnya memang beda dengan yang ada di film, tapi detail mobilnya persis dan detail banget loh. Maklum saja die cast ini yang skala 1/28 jadi ukurannya agak lebih besar dan pernak-perniknya jelas sekali terlihat. Lain lagi kalau yang skala 1/36, 1/42 dan skala-skala berikutnya dengan angka di belakang "/" lebih besar lagi. Semakin  besar angkanya maka akan semakin kecil ukuran die castnya.



Tuh, detail kemudinya saja keliatan persis sekali kan dengan aslinya. Untuk die cast ukuran 1/28 biasanya pintunya bisa dibuka seperti ini. Jadi kita bisa meneliti detail design di dalam mobil dengan lebih seksama. Untuk die cast dengan ukuran di bawah skala ini kebanyakan statis pintunya.

Gimana, apakah teman-teman blogger pernah gitu pengin punya koleksi apalah yang berkaitan dengan tontonan kesukaan? :)

14 Januari 2016

Gerilya ala Lidya



Hindari posting selagi emosi, jauhi gadget selagi panas
~ @ainunchomsun

Quote yang super logis tadi kutemukan di salah satu lembaran kalender meja cantik karya KEB (Kumpulan Emak Blogger). Tak jarang aku menemukan postingan membabi buta di akun jejaring sosial maupun blog. Entah itu memang orangnya gaya menulisnya seperti itu atau memang emosian kadang sudah tak bisa membedakan lagi.

Blog maupun akun sosial media itu memang hak kita sepenuhnya. Mau kita isi apa saja ya bebas. Namun bila bisa mengangkat hal-hal positif kenapa tidak sih.

Sebagai moody blogger aku biasanya baru bisa bikin postingan kalau sudah terpacu oleh artikel yang dihasilkan oleh teman-teman blogger lainnya. Hahahaa... bukan nyontek loh, bukaaann... Suka takjub saja dengan yang memiliki spirit menulis tinggi. Angkat topi beneran nih. Ingin belajar biar konsisten seperti itu sih, tapi kok ya alesannya banyak sekali nih, mulai dari jari-jari sakit, kepala nyut-nyutan, bibir merekah *eh apasih :)) 

Saat kondisi memungkinkan aku suka berkeliling ke rumah maya teman-teman blogger. Membaca postingan-postingan yang ada di rumah maya sahabat-sahabatku itu signifikan menaikkan semangat ngeblog. Ada kalanya kan seseorang menulis tentang ketrampilan, kesehatan, parenting, lalu tiba-tiba saja ada ide yang sekelebat lewat gitu. Oooo... aku juga punya nih yang bisa ditulis berkaitan dengan tema tersebut.

Yes, that's the beauty of blogwalking. Blogwalking memang membutuhkan waktu khusus. Mampir satu-satu ke rumah maya sahabat blogger, menikmati sajian hangat di sana, duuuhh indahnya :) Semangat blogwalking ini tak lain dan tak bukan karena terpicu oleh salah seorang sahabat mayaku. Kebetulan nih kami berada di dalam satu grup whatsapp yang sebentar lagi akan berusia 2 tahun. Grup tersebut berisi emak-emak dan embak-embak blogger, yang so far masih bertahan karena banyaknya persamaan. Sama-sama bawel, sama-sama nyinyir, tapi sama-sama berhati bidadari bhahahaaa.... *mual yak? ;)

Adalah dia Lidya Fitrian, ibu beranak dua yang pada awal perkenalan dulu kupikir dia orangnya kalem. Adakah juga yang merasakan begitu? Hahahaaa.... iya sih kalem, tapiiii.... Ah sudahlah, hanya bagian tertentu saja yang hanya boleh kami anggota grup yang tau ;)  Intinya dia tuh orangnya memang cool banget, jarang banget, atau malah tak pernah sekalipun menemui Lia (panggilan akrab anggota grup kepadanya) marah-marah gitu. Enggak di obrolan whatsapp ataupun status medsosnya. Boleh dikata nih orang flat banget emosinya. Kadang-kadang suka GMZZZZZ.... pengin banget bikin dia marah, tapi ga pernah berhasil :)

Kembali ke urusan blogwalking ya. Sudah ada beberapa teman blogger yang mengakui kepiawaian Lia sebagai ratu blogwalking (bewe). Sekali bewe gitu bisa marathon dia, byuh byuuhh... coba kalau itu marathon beneran yak, udah segede apa itu betisnya. Nah, semangat bewe yang dia tularkan itu layak lah ditiru, meskipun kembali lagi ya, bewe itu juga sesuai dengan kapasitas seseorang. Bila sedang tak ada waktu senggang memang susah sekali melakukan bewe ini.

Satu hal yang istimewa dari Lia selain bewe adalah gaya gerilya dia saat posting sesuatu. Coba, sobat blogger yang kumpul dengan yang bersangkutan di suatu komunitas blogger, pernah nggak menemukan sharing artikelnya di grup-grup sosmed? Entah ya kalau opiniku ini salah karena aku sudah agak lama menjauh dari salah satu medsos. Tapi setauku setiap kali posting artikel baru Lia ini hanya mengandalkan 'ajimat sakti' deh :)) Gimana enggak heran, nggak share nggak apa tau-tau yang komen udah bejibun. Nih orang udah nggak bener nih hahahaaa.... tiyom Lia :*

Kok bisa gitu sih? Iya, aku pun sampai sekarang tak tau gerilya ala Lidya ini dimana letak kesaktiannya ya. Mungkin karena keramahannya baik secara online maupun offline yang membuatnya populer di kalangan blogger meskipun dia sendiri tak pernah memamerkan diri. Posting ya diem, menang lomba blog ya diem, kadang-kadang jadi ikutan gemes pengin pamerin dia ke orang lain gitu loh.

Bertemu dengan Lidya Fitrian dan Pevita Wannabe di acara Asus Gathering, November 2015

Manisnya persahabatanku dengan Lia dan beberapa orang lainnya dalam grup whatsapp itu tak hanya sebatas online lewat henpon loh. Saat ketemu pun rasanya tak keruan bahagia. Sudah 2 kali sih aku jumpa dengan Lia di Semarang saat dia berkunjung ke kota kelahiran dan tempat tinggalku sekarang. Namun bisa menjumpainya saat aku berada di Jakarta merupakan kebahagiaan yang tak terkira.

Jauh hari sebelum ketemuan itu kami sudah merancang aneka skenario cantik ntar saat ketemuan. Mau begini begitu ini ituuu...halaaahh... zonk. Pas ketemuan ya adanya cuma bahagia bahagia dan bahagia deh. Begini ini ya rasanya beauty of blogging seperti kata senior blogger Om NH.

Lia memang pendiam... mulanya ;)  Perlahan namun pasti dia telah melakukan gerilya yang ampuh sekali. Iya, Lia telah menggerilya hatiku, hati sahabat-sahabat satu grup, teman-teman blogger lainnya di seluruh Nusantara bahkan luar negeri. Hati kami tergerilya oleh hangatnya persahabatan yang ia tawarkan selalu.

Terima kasih untuk persahabatan kita yang manis ya Lia, semoga tak lekang diguyur bara angkara yang kadang-kadang mewarnai jalinan pertemanan. Semoga selalu akan ada permakluman tak berbatas kita satu sama lain agar kekal persaudaraan kita ini. Semoga ada rejeki dan waktu lagi bagi kita untuk bersua tak hanya via dunia maya.

12 Januari 2016

Sandaran Handphone Lucu



Jikalau letih menerpa, sandarkanlah lelahmu padaku....

Uhuks... romantis banget kan ya kalau ada yang menyatakan seperti itu pada kita. Sekuat apapun kita selalu berusaha tegar, kadang sandaran yang menenangkan amat dibutuhkan. Apalagi saat kondisi lelah luar biasa.

Tapi kali ini aku tidak sedang membahas kelelahan jiwa sehingga membutuhkan sandaran hidup. Ada hal lain yang meskipun sepele jika dibandingkan dengan beban hidup, namun jika terus menerus terjadi bukannya tak mungkin aku bakalan butuh bahu Matt Damon untuk bersandar :)

Kelelahan luar biasa sering kurasakan saat harus mencari dimana handphone kuletakkan. Tak sengaja mungkin kuletakkan di antara selipan buku agenda, atau di dalam salah satu kantung tas bagian dalam, atau malah di laci meja. Suka nggak jelas gitu naruhnya dimana. Asal saja meletakkan, baru deh saat butuh kelabakan banget mencarinya. Ujung-ujungnya palingan juga miskol biar ketemu. Yang jadi problem kan bila sedang sendirian dan tidak ada pesawat telepon lain di tangan, mau miskol pake talenan?

Dalam salah satu artikel berbahasa Jawa yang pernah kuposting di blog ini, aku pernah membincangkan aksesoris handphone berupa lazy pod. Artikelnya bisa dibaca di postingan berjudul Tilpun Keset. Sepertinya sih cocok banget kalau lazy pod ini menjadi pelengkap aktivitas yang melibatkan handphone di dalamnya.



Sayangnya meja kerjaku tidak memiliki pinggiran yang pas untuk memasang penjepit lazy pod tadi. Jadi kan harus mencari cara lain untuk menyiapkan 'singgasana' bagi handphoneku. Akhirnya nemu deh di salah satu e-commerce yang cukup besar di Indonesia. Ada sandaran hp yang struktur rangkanya sangat sederhana saja. Hanya terdiri dari 1 lembar papan tipis dengan bentuk body kelinci sebagai sandaran utamanya, plus 2 lembar potongan kecil lembaran papan yang berfungsi sebagai kaki-kaki penyangga.



Kekuatan sandaran handphone ini ya hanya terletak pada posisi kuncian kedua bilah kaki penyangganya saja yang masuk ke kedua lubang yang ada di body sandarannya. Jadi bila tidak sedang digunakan, atau mau dibawa pindah-pindah gitu, tinggal lepas saja kaki penyangganya. Ringkas banget untuk dibongkar pasang. 

Meskipun sederhana dan nampaknya tipis begitu, sandaran handphone ini juga bisa digunakan untuk meletakkan tablet / pad, jadi kita tak perlu memegang gadget itu terus menerus. Tinggal scroll sana sini saja saat membutuhkan informasi yang mengharuskan kita menggunakan gadget tersebut.

Simple kan sandaran handphone lucu seperti milikku tadi. Murah meriah namun berfungsi maksimal. Lumayan terbantu deh sekarang sejak ada sandaran tersebut, satu beban berat hidupku untuk mengingat-ingat letak handphone sudah terangkat. Handphoneku telah menemukan sandaran ragawinya. Siapa bilang hanya manusia yang butuh sandaran hidup? :)

10 Januari 2016

Sharing Ilmu Blogging secara Offline


Pada postingan sebelumnya aku sudah menulis tentang mengapa ngeblog menjadi aktivitas yang populer. Makin banyak orang yang bikin blog dan menggunakannya sebagai media informasi interaktif bagi dirinya. Pemilik blog sharing sesuatu, pembaca blognya mengomentari, dan bakalan jadi silaturahim yang hangat manakala kedua belah pihak itu update kolom komentar sehingga terjadi diskusi interaktif seakan-akan sedang berhadapan muka saja. 

Meski blogging terjadi melalui koneksi internet tanpa perlu harus instal software yang ribet, pun tidak mengharuskan pihak-pihak yang terkait saling bertatap muka, tetap saja loh saat berjumpa secara langsung dengan blogger-blogger lainnya tuh rasanya istimewaaaaahhh....

Ingatanku melayang pada kejadian hampir setahun yang lalu saat Semarang akhirnya kebagian juga sharing ilmu blogging melalui Arisan Ilmu yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB). Beneran loh, tinggal di kota kecil itu suka berasa nyungsep manakala blogger-blogger ibukota ramai dengan aktivitas ketemuan offline di event tertentu. Berasa hati ini ketarik-tarik gitu ingin ikutan berada di sana dan asyik seseruan bertemu dengan teman-teman blogger yang selama ini hanya bisa kita jumpai di dunia maya.


Kalau nggak salah inget sih ya Arisan Ilmu KEB diadakan di Semarang pada bulan Februari 2015. Semangat banget loh emak-emak blogger Semarang datang ke acara ini. Bahkan ada yang dari luar kota juga. Pendamping khas ala emak-emak pun ikut menghangatkan suasana. Bocah-bocah kecil hingga bayi pada ikutan menuntut ilmu :)

Asyik deh pokoknya waktu itu. Apalagi nih ya pematerinya adalah blogger kondang yang sudah malang melintang di dunia blogging.

Iyak betuuuull.... Indah Julianti Sibarani atau biasa dipanggil Mak Indjul datang ke Kota Lunpia untuk membagikan ilmu blogging yang dimilikinya dengan cuma-cuma. Iya loh, kami waktu itu hanya menyiapkan diri, bawa potluck dan datang ke lokasi yang telah disepakati bersama.

Mak Indjul sharing seputar blogging yang kian populer sebagai media sharing. Mulai ngeblog sebagai sarana curcol hingga ngeblog yang dimaksimalkan sebagai sarana aktualisasi diri secara komersial.

Komersial? Maksudnya?

Tentu sudah banyak yang mengetahui bahwa blogger pun bisa mendapatkan tambahan benefit melalui postingan-postingannya selain kepuasan hati semata. Kemudahan orang mengakses blog dan lingkaran pertemanan blogger dengan teman-teman mayanya, membuat postingan seorang blogger bisa menyebar dengan cepat ke banyak orang. Makin banyak brand yang mempercayakan review-review produknya kepada blogger.

Apa beda promosi di media lain dan di blog?

Blogger memberikan review di blognya berdasarkan pengalaman pribadi selain juga mengedepankan opini. Gaya bertutur di blog personal tentunya akan berbeda dengan media yang dikelola oleh pihak tertentu. Makin banyak orang yang 'dolan-dolan' ke blog membuat blog itu sendiri potensial untuk dikembangkan oleh pemiliknya.

Paparan di atas hanya sebagian kecil saja dari materi blogging yang disampaikan oleh Mak Indjul. Kebetulan memang waktu itu tema yang diminta oleh emak-emak blogger Semarang adalah seputar blog monetizing. Jadi rindu nih dengan sharing ilmu blogging lainnya. Tentunya masih banyak tema berharga seputar dunia blogging yang bisa terus dibahas.

Kapan lagi ya ada Arisan Ilmu KEB di Semarang? :)

Arisan Ilmu KEB di Semarang, Februari 2015

09 Januari 2016

Santai Sejenak Bersama Keluarga

Kadang-kadang suka ngiri nih dengan teman-teman yang tinggal di Jakarta. Kenapa eh kenapa sih kok ngiri? 

Iya dong, di sana kan ada aneka tempat menarik yang kalau dikunjungi dalam sehari juga nggak bakalan habis-habis. Bahkan sampai kaki gempor pun kalau mau terus keliling kota tak akan ada habisnya. Kalau ditulis ke dalam catatan perjalanan yang kemudian dibukukan, bakalan nggak selesai-selesai serinya ;)

Tapi kan ya ga boleh jeles gitu dong... meskipun tinggal di kota kecil, santai sejenak bersama keluarga bisa dilakukan di manapun. Masih ada kok tempat-tempat yang menarik di Semarang yang bisa dikunjungi saat ingin melepas suntuk. Bagi orang-orang di kota besar seperti Jakarta, termasuk yang sewa apartemen di Jakarta, saat suntuk bisa langsung meluncur ke tempat-tempat terdekat. Di Jakarta kan mau cari tempat bersantai model gimana aja udah gampang banget.

Di rumah sih bisa saja istirahat dan berkumpul dengan keluarga. Tapi pas kondisi rumah porak poranda dan si ibu sedang lelah luar biasa, mendingan pergi jalan-jalan dan menyambangi tempat-tempat menarik di luar rumah deh. Percaya deh apa yang dikatakan Uniek Hadisoewarno :))

Pilihannya apa dong kalau ingin santai sejenak gitu?

Sekedar memberikan rekomendasi saja nih, ada salah satu tempat favorit yang biasa kukunjungi bersama keluarga saat ingin menemui suasana yang berbeda. Berbeda dari rumah yang porak poranda tadi maksudnya hihihiii....

IKAN BAKAR CIANJUR

keren banget kan tata ruang dan perabotannya

Tempat yang satu ini sebenarnya bukan khas Semarang. Perasaan ada di mana-mana deh :) Olahan ikan dengan style Sunda ini salah satu yang digemari oleh anak-anakku.Tempat makan dengan nuansa 'tempo doeloe' ini dulunya bekas gedung pengadilan di jaman kolonial Belanda. Pantes ya desainnya khas seperti itu. Mulai dari bentuk pintu, frame jendela, sekat-sekat antar ruang, hingga furniture-furniture yang digunakannya.

"Gurami gorengnya enak dan kriyuuuukkk...."


Hahahaaa... versi anak-anak banget nih. Ikan Bakar Cianjur (IBC) menjadi favorit mereka gara-gara gurami gorengnya bisa renyah sekali saat dimakan. Daging ikannya sih lembut, namun bagian-bagian luarnya terutama sirip dan ekornya itu loh, bisa kemremes banget saat disantap. Untukku pribadi yang hampir tidak doyan semua jenis ikan, gurami ini sangat menolong kebutuhan  nutrisiku :) Iya, karena tidak amis aku sih oke-oke saja makan yang satu ini. Sampai keekor-ekornya loh aku suka, kriyuuuk kriyuuuk...



Tumis pucuk daun labu yang legendaris

Banyak sekali sebenarnya menu yang ditawarkan oleh IBC ini. Tak sekedar ikan goreng saja, yang dibakar hingga saus asam manis pun ada. Hidangan lain yang ada di sana antara lain nasi liwet, ayam goreng, aneka tumis dan berbagai minuman segar. Salah satu tumis yang paling kuingat di IBC adalah tumis pucuk daun labu. Belum pernah menjumpainya di resto yang lain sih. Rasanya khas sekali. Hmmm... jadi laper berat nih kalau mengingat-ingat masakan yang satu ini.

Berbagai suguhan minuman juga tersedia di sana, mulai dari wedang hingga minuman dingin. Kalau disebutin semua bisa jadi pajangan menu nanti di sini ;)  Satu yang kurekomendasikan nih : Es Alpukat. Bukan jus alpukat loh ya, yang satu ini alpukatnya hanya dikerok menggunakan sendok, dibubuhi serutan es dan susu kental manis plus essence kopi. Berhubung aku tidak begitu suka susu putih, waktu itu aku request yang rasa coklat. Nikmat sekali loh rasanya, pas sekali diminum saat cuaca sedang panas. Seperti yang teman-teman ketahui bahwa Semarang merupakan kota yang panasnya awet sepanjang masa. Jadi kalau mau minum es alpukat ini oke oke saja di setiap suasana ;)


Pengin rasanya merekomendasikan tempat-tempat yang lain di Semarang nih. Masih banyak tempat yang bisa digunakan untuk santai sejenak bersama keluarga. Mungkin di postingan-postingan berikutnya saja ya. See you soon, my dear friends.

08 Januari 2016

Terapi Berkebun untuk Kesehatan Jiwa


Di dalam tubuh yang sehat akan terdapat jiwa yang sehat pula. Setujukah dengan pendapat tersebut?

Aku pun sepakat dengan hal tersebut. Dimana-mana banyak kan digaungkan pola hidup sehat melalui berbagai macam aktivitas, mulai dari olah raga hingga pengaturan pola makan. 

Namun pernah kah terpikir oleh teman semua akan suatu kondisi dimana tubuh kita sehat namun jiwa kita kering kerontang? Lalu kenapa jiwa bisa kering dan kosong? 

Kekosongan jiwa bisa terjadi pada banyak orang dalam babak tertentu kehidupannya. Bisa saja seseorang tersebut telah mengalami hal-hal berat seperti kehilangan seseorang yang dicintai. Bukan hanya pasangan hidup atau orang tua saja, kehilangan teman dan sahabat pun akan membekas luar biasa. Kehilangan ini bisa dikarenakan orang tersebut meninggal, atau berpisah secara jarak maupun akibat perselisihan yang luar biasa.

Dianjurkan orang yang mengalami problematika di atas segera berkonsultasi ke ahlinya agar menemukan jalan keluarnya. Namun seringkali orang yang bersangkutan tidak merasa kalau dia sedang mengalami problem kesehatan jiwa. Nah, di sini lah perlunya campur tangan orang lain.

Aku pernah baca di telegraph.co.uk ada terapi untuk kesehatan jiwa berupa horticultural and gardening therapy. Penasaran banget loh aku masak iya sih berkebun bisa jadi solusinya. Di web tersebut Sue Stuart-Smith yang sebentar lagi akan mempublikasikan buku berjudul The Well Gardened Mind mengatakan : In the plant world, regeneration is a matter of course, but psychological repair does not come so naturally to us. While we have an innate capacity to form strong attachments, we are less well equipped to deal with trauma and loss.

Jelas kan dari kutipan Sue tadi bahwa mekanisme psikis kita kurang terkondisi untuk menghadapi trauma dan kehilangan. Untuk itulah kita harus menyadari kondisi tersebut dan berusaha untuk meningkatkan kemampuan bertahan dari trauma dan kehilangan tadi dengan berbagai cara.

Salah satunya ya dengan berkebun tadi. Merawat tanaman semenjak dari bibit bunga hingga mekar berkembang berarti menjauhkan diri kita dari hingar bingar dunia dan sejenak menyibukkan diri dengan tanaman. Berbeda dengan manusia yang punya potensi untuk membebani diri kita dengan berbagai persoalan, tanaman memberikan perasaan tenang karena dia 'diam' dan rela kita apakan saja.

Tak harus berkebun sendiri sih di sini sebenarnya. Menikmati keindahan bunga-bunga yang mekar hasil kerja tangan orang lain pun tak kalah menenangkannya. Itu yang kualami sendiri di rumah. Kebunku dirawat sepenuh hati oleh ibuku. Beliau sukses mengembangbiakkan aneka tanaman. Beli bibit tanamannya sih bisa dari mana saja. Dari penjual tanaman keliling, bisa dari toko tanaman hias, dikirimi oleh teman sesama pencinta tanaman, adaaaa saja pokoknya jenis tanaman yang dirawat oleh beliau.


Salah satu tanaman di kebun yang lumayan langka adalah kecombrang. Tuh di foto atas terlihat saat kecombrang sedang berbunga dengan hebatnya ;)  Bunga kecombrang ini enak sekali loh untuk disantap saat dimasak sebagai urap. Kalau di daerah tertentu menyebutnya Megono. Megono yang menggunakan kecombrang biasanya khas Pekalongan. Rasanya memang wangi dan sengir gitu, tapi enak kok. Bunga kecombrang ini bisa juga dicampurkan ke dalam masakan tom yum, melengkapi wanginya daun jeruk dan serai yang biasanya ada di masakan tersebut.

Saat banyak kerjaan di kantor dan pulang ke rumah dengan banyak beban, memandangi kebun dengan segala tanaman tadi sangat membantu untuk self healing ku. Makanya aku ceria terus kaaaann... *digampar se Indonesia Raya. Coba deh teman-teman meluangkan waktu sejenak untuk berkebun ataupun menikmati keindahan bebungaan. Bila memang tidak memiliki lahan untuk berkebun, ya bisa saja bertanam di pot-pot kecil. Atau kalau tidak mau repot ya memandang tanaman tetangga atau pergi sejenak ke taman kota gitu. Biarkan rasa jiwa kita yang 'berbicara' pada tanaman tersebut.... enjoy it... be relax.... 

07 Januari 2016

5 Tips Menciptakan Home Sweet Home


Home sweet home... sering dengar dan baca tentang ini kan, teman?

Aku inget banget kata-kata yang pernah kubaca di berbagai artikel maupun buku tentang : a house is maybe not a home. Pertama kali membacanya jelas aku bingung sekali, gimana sih, house dan home itu kan sama saja. Macem-macem aja nih permainan kata :)

Lalu tak sedikit pula kudengar banyak orang yang tidak bahagia tinggal di rumahnya. Suasana rumah yang penuh amarah, penuh ketidakpercayaan, kurang kasih sayang, dan banyak masalah intern seperti itu rupa-rupanya menjadikan rumah tak lagi homey alias nyaman untuk ditinggali. 

Berdasarkan gambaran di atas tadi, kira-kira sudah mengertikah perbedaan tentang house dan home?

Ini kukutipkan sedikit ucapan Jane Mairs dari English Language Learning Publishing tentang perbedaan keduanya : 

House refers to a building in which someone lives. In contrast, a home can refer either to a building or to any location that a person thinks of as the place where she lives and that belongs to her. A home can be a house or an apartment, but it could also be a tent, a boat, or an underground cave. A home can even be something abstract, a place in your mind. When you say, “Let’s go home,” you are probably not talking simply about going to the physical structure where you live. You are talking about being in the special place where you feel most comfortable and that belongs to you 
 (sumber : learnersdictionary.com)

Jadi, house itu lebih ke bentuk fisiknya, bangunan tertentu tempat kita tinggal. Sedangkan home lebih mengarah pada nyamannya diri kita dan merasa menjadi bagian dari sesuatu. Piye Nda, understand po ora, Nda? ;) 

Ngomong-ngomong soal rumah ya, rasanya kalau memiliki rumah sendiri sekarang kudu banting tulang sampai berserak-serak deh buat yang ekonominya pas-pasan. Uhuks... aku sendiri nih maksudnya :) Belum lagi setelah memiliki rumah harus mendekor rumahnya sedemikan rupa agar nyaman untuk ditinggali. Biar homey gitu seperti kata Mbakyu Jane Mairs di atas. 

Untukku yang kebetulan tinggal di pedesaan, rumah seadanya aja sudah menyenangkan karena bisa segera kucapai hanya dalam hitungan belasan menit sepulang bekerja. Jadi mbayangin deh rasanya bila tinggal di ibu kota yang harus selalu berjuang di perjalanan sebelum sampai ke rumah setelah lelah bekerja seharian penuh. Bahkan tak jarang ada yang memilih untuk tinggal di apartemen yang dekat dengan tempat bekerja demi efisiensi waktu. Bener-bener butuh perjuangan ya. 

Lalu gimana dong agar rumah kita benar-benar menjadi home untuk kita?

Sayangnya nih ya, aku bukan ahli desain interior, arsitek ataupun pakar tentang konsep rumah ideal ;) Menata rumah sendiri saja aku tak sanggup ;) Aku lebih tertarik pada how to make your house a home secara psikologis. Pada tau kaaaan kalau aku ini pakar psikologi... psikologi menghantui pikiran orang lain dengan keantagonisanku ;) 

Ada 5 tips menciptakan home sweet home ala kita sendiri. Semoga mudah untuk diterapkan ya....
  1. Nikmati waktumu di rumah. Ada banyak orang yang memang terpaksa lebih sering berada di luar rumah dibandingkan di rumah. Rumah hanya bagaikan tempat tidur saja. Tentu saja ini bukannya menyindir para pekerja dan pemikir keras yang harus mencari nafkah di luar rumah ya. Namun perasaan 'been home' akan selalu ada di diri kita, tergantung bagaimana kita menciptakannya. Bagaimana kita mau menciptakan rasa di jiwa bahwa kita ini milik rumah kita masing-masing jika tak pernah menghabiskan waktu di dalamnya. 
  2. Lakukan banyak hal di rumah. Hal-hal yang sepele bisa dilakukan macem nonton tipi, memandang ke luar jendela untuk cari wangsit, menggoreng telur, maupun duduk-duduk di sofa kesayangan. Feels like home kaaaan.... Kerjakan sesuatu yang memaksa kita untuk berinteraksi dengan berbagai barang dan sudut rumah kita sendiri. 
  3. Berbicara ramah di dalam rumah. Meskipun ada saat-saat tertentu orang tua marah ataupun menegur anak-anaknya, tetap saja ada lebih banyak moment di luar itu yang kita lalui dengan manis. Berbicara dengan baik ke semua anggota keluarga sangat ampuh digunakan dalam menciptakan kehangatan. Betapa berartinya masing-masing anggota keluarga saat saling bercurhat maupun bergembira bersama. Mari jadikan rumah sebagai tempat pelarian terbaik bagi jiwa-jiwa dahaga tak tentu rimba *apaansih
  4. Menikmati musik. Banyak memori berharga di dalam rumah yang bisa kenang saat bersantai ria sembari mendengarkan musik. Rileks dan nggak perlu mikir kan saat menikmati musik kesukaan kita. Bisa sambil duduk-duduk saja, sambil membaca, ataupun berbincang dengan anggota keluarga yang lain.
  5. Jadi diri sendiri di rumah kita sendiri. Pernah nggak mengucapkan "maaf ya rumahku berantakan" saat ada teman atau saudara kita main ke rumah? Itulah yang sering membuat kita sendiri tak nyaman. Seperti yang diungkapkan di apartmenttherapy.com : it's easy to spend our time apologizing or talking about the things that aren't quite right that we still plan to fix in our house. Jadi kita malah sibuk merasa tidak enak atas ketidaknyamanan yang menurut kita ada di dalam rumah. Padahal mungkin saja teman atau saudara kita itu nggak kenapa-kenapa. Udah biarin aja lah, memang begitu adanya rumah kita kan. Mau jelek, berantakan, butut, di situlah kita merasa homey. Let go and enjoy being us, wherever we are, without worry or concern.

Gimana, enggak susah kan menciptakan home sweet home versi kita sendiri. Semuanya bermuara dari diri kita sendiri. Kita bisa enjoy dengan rumah kita sendiri lengkap dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Kalau masalah bentuk, luas maupun dekor rumah kan tergantung selera dan kemampuan finansial kita masing-masing. Be happy aja dulu ;)

06 Januari 2016

Mengapa Ngeblog Menjadi Aktivitas yang Populer?


Udah baca blog Mba A belum? Di sana ada info bagus seputar kesehatan loh?

Eh eeehh... pernah mampir ke blog Neng X, gilak desainnya gahol bingiiittt...
Enak nih kalau lagi stress, buka aja blog milik Mba Uniek, dijamin tambah stress... *yang ini iklan berbayar pada diri sendiri yak, mohon maklum ;)

Pernah nggak sih dalam pergaulan kekinian yang dimana-mana sudah seperti wajib 'melek gadget', teman-teman blogger mengalami bincang-bincang antar sesama seputar dunia blogging seperti contoh di atas? Pastinya pernah dong yaaaa... sesama blogger kan hobi bertandang ke rumah maya satu sama lain. Wacana soal blog si A, B, C dan lain-lain tentunya tak mudah lekang dari ingatan begitu saja. 

Apa saja sih sebenarnya yang perlu ditulis dalam blog?

Sebelum membahas soal content (yang sepertinya berat banget untuk dibahas oleh seorang blogger tleser macam pemilik blog ini), tau nggak sih teman apa itu ngeblog? Jangan-jangan udah ngalor ngidul bahasannya eeehhh ternyata ada yang belum familiar nih dengan blog.

Dari situs homebusiness.about.com nemu ini nih :

Blogging is the act of posting content on a blog (a web log or online journal) or posting comments on someone else's blog

Dunia blogging memang tidak bisa lepas dari penerbitan artikel di weblog milik kita sendiri maupun aktivitas kita bertandang ke weblog milik orang lain. Weblog -lebih populer disebut dengan BLOG- merupakan bentuk aplikasi web yang berisi tulisan-tulisan yang biasanya dimuat dengan urutan terbalik, postingan yang terbaru berada di awal halaman.

Blogging atau ngeblog kian lama kian populer karena menyajikan tulisan yang dilengkapi dengan fasilitas interaktif di kolom komen. Selain itu, artikel yang terkandung di dalamnya bisa mendukung pencarian terhadap objek atau subjek tertentu di search engine. Apa saja yang ingin kita tulis bisa saja nangkring di halaman pencariannya bila kata kuncinya tepat. Kalau soal 'nangkring' ini lebih baik berkonsultasi dengan pakar SEO (Search Engine Optimation) saja ya, soalnya penulis artikel ini lebih hobi nangkring di dipan :)

Kemudahan piranti online pun kian mendukung kepopuleran blog. Aneka ragam gadget terkini bisa dengan mudah mengakses blog. Untuk mencari topik tertentu tinggal ketikkan saja kata kuncinya di search engine, maka berbagai artikel yang terunggah di dunia maya bakalan bisa kita temukan. Aktivitas bergelut dengan informasi di dunia maya ini memang semakin mudah. Tanpa perlu beranjak, asalkan kuota internet masih cukup, maka kita bisa asyik berseluncur menemukan aneka informasi menarik sesuai minat.

Di situlah akhirnya ngeblog pun makin menjadi aktivitas yang populer. Para blogger (orang yang melakukan aktivitas ngeblog) yang rajin meng-update postingannya memiliki kesempatan besar untuk dikunjungi orang bila menyajikan informasi menarik di blognya. Tak hanya berita terkini, trend fashion terbaru, pernak-pernik crafting maupun sekedar curcolan berbau politik pun bisa menarik perhatian pembaca loh.

Apa saja sih yang bisa ditulis dalam blog? Banyaaaakkk.... Blog merupakan media untuk menulis, menampilkan gambar, maupun menyajikan karya audio visual yang editornya adalah pemilik blog itu sendiri. Apapun yang terlintas di pikiran dan ingin dibagikan, ya tinggal unggah saja di blog. Bahkan pada tataran tertentu, blog seseorang sudah berada di daftar kunjung blogger lain. Jadi setiap kali ada postingan terbaru, blogger tersebut bisa langsung capcus membacanya dan berkomen ria dalam situasi diskusi yang hangat. Kehangatan diskusi interaktif yang hampir tidak dimiliki oleh media satu arah lainnya.

Teman-teman tertarik untuk sharing informasi melalui blog? Ngeblog sekarang kian populer loh, semua orang bisa melakukannya. Tak harus memiliki komputer ataupun laptop, via smartphone saja sudah bisa.

Tulis, tulis, dan terus tulis yuuukk... sedikit informasi yang kita sampaikan melalui blog siapa tau bermanfaat bagi orang lain.


05 Januari 2016

Tak Kenal Bukan Berarti Tak Sayang


Wishing to be friends is quick work, but friendship is a slow ripening fruit ~ Aristotle 

Saat merenungkan arti seorang teman, aku teringat pada proverb dari Aristotle di atas tadi. Bahwasanya berharap menjadi teman dari seseorang adalah pekerjaan yang mudah. Namun sesungguhnya pertemanan jauh lebih dalam makna dan prosesnya. Ada yang bilang berteman itu tak selalu harus di sisi, tetapi selalu di hati. Ada juga yang menyatakan bahwa teman itu akan muncul tak hanya saat bahagia saja, saat duka pun dia akan ada sekedar menyodorkan bahunya untuk kita sandari.

Namun benarkah hanya kepada orang yang kita kenal saja kita bisa berlaku tulus ikhlas?

Jadi inget salah satu buku pengantar di jaman kuliah dulu yang berjudul Psikologi Komunikasi. Wuiiihh... udah buku besarnya anak Komunikasi jaman dulu nih. Berbagai jenis pola komunikasi dibahas di sana, mulai dari yang komunikasi organisasi, komunikasi massa, komunikasi kelompok, komunikasi antar pribadi, bahkan yang intrapersonal (komunikasi dengan diri sendiri) pun juga dibahas. Lho tapi sekarang ya sudah lupa semua nih hihihii... Bahkan sekadar Johari Windows yang dulu paten banget di ingatan sekarang sudah melayang entah kemana :)

Apa kaitannya coba teori komunikasi dengan pertemanan tadi?

Secara teoritis sepertinya aku tak sanggup membahasnya. Cuma heran aja ya saat mengalami kondisi dimana belum kenal sama sekali dengan seseorang, tetapi begitu ketemu udah kayak teman lama saja.

courtesy : travelerien.com

Contohnya seperti foto tersebut di atas. Bener-bener loh semula aku nggak kenal sama sekali dengan siapa itu Katerina, Primastuti, dan Dee An. Ketiga nama yang kusebut di atas adalah blogger dari kota lain, bahkan ada yang berdomisili di luar Pulau Jawa. Tau namanya ya karena seliweran saja di timeline sosial media.

Ada beberapa orang seperti Ivonie, Ihwan Hariyanto dan Diah Indrie yang kukenal jaman masih ikutan proyek menulis di Mozaik Indie Publishing milih Ihwan. Aku pernah menjadi salah satu kontributor di buku My Wedding Story bersama dengan Mba Diah Indrie dan beberapa penulis lainnya. Ya kenal hanya sebatas komunikasi di grup terbatas saja.

Nah, saat ada kesempatan para blogger tersebut hendak berkunjung ke Semarang, diikutkan deh aku di dalam grup percakapan tertutup. Ya iya iya ajalah diriku menyambut mereka. Kebetulan datangnya pas jam kerja pula, jadi ya kudu sedikit tricky soal ini hehehee...

Entah mengapa ya, baru kenal saja tapi kok ya pada sok kenal sok dekat gitu sih. Hahahihi bersama-sama melalui topik maupun gaya berfoto apapun. Udah kayak kenalan lama aja ya. Inilah tadi yang kumaksudkan dengan pertanyaan apakah hanya akan berlaku ikhlas kepada orang yang sudah dikenal saja? Dalam kasus ini padahal aku tak begitu mengenal mereka kan.

foto ini milik Taro atau Manda ya? hahahaa pokoknya pinjaaaammmm.... :)

Sense of friendship memang bisa ditumbuhkan sepanjang itu terjadi pada kedua belah pihak. Bila kita terbuka kepada orang lain yang belum kita kenal, namun orang tersebut 'membentengi diri', tentunya proses pertemanan tidak akan mudah terjalin. Bener kan?

Dari pertemuan pertama dengan blogger-blogger di atas tadi entah kenapa kami sudah menjadi semacam gerombolan huru-hara yang hebohnya luar biasa. Di mana saja dan pose apa saja selalu narsis tanpa pandang bulu. Mau diliat orang atau enggak kayaknya nggak perduli. Coba aja kalau punya drone, pasti udah ambil foto dengan posisi berbaring berkeliling muterin Sam Po Kong :))

Dan setiap kali aku membahas pertemuan tak disangka-sangka dengan sahabat baru yang tadinya tak kenal ini entah kenapa selalu ada rasa rindu yang menyeruak ya. Kapaaaaannn aku bisa diajak kopdar lagi, tapi yang nggak usah jauh-jauh. Hahahhaaa... balada buruh teladan nih, nggak bisa sering-sering bolos dari rutinitas ngamplas yang tak berujung :)

03 Januari 2016

Gambar Vektor

Terhitung belum lama-lama amat nih jadi pengguna Instagram (IG). Diiihh....kesian banget yak, enggak kekinian binggo :) Lha gimana lagi dong Nda, baru punya smartphone belum lama ini. Itupun device pertama yang kugunakan tidak compatible untuk menjalankan sosmed yang satu itu. Duh, hancuuurr sudah harapanku untuk menjadi emak gahol yang kekinian. Udah device gratisan, gak compatible pulak, gimana siiiiyy.... *udah gratis gak bersyukur ih

Itu tadi sekelumit sejarah tentang perinstagramanku yak. Euhmm...tiba-tiba inget Melly Feyaddin ;)

Apa pasal tiba-tiba ngebahas soal IG? Ya itu gara-gara kelamaan mantengin sosmed lainnya yang hebohnya gak ketulungan, aneka war maupun postingan tendensius sliwar-sliwer saja. Pengin dicuekin tapi kok ya tetap kelihatan. Jadi ya gitu deh, berasa adem ayem saja dengan melihat timeline IG yang isinya foto keren kereeeenn....

Pada salah satu akun IG aku pernah melihat deretan gambar vektor yang keren. Bukan foto ya ini, gambar tadi dibuat secara digital berdasarkan foto aslinya. Kalau menurut wikipedia sih gambar vektor merupakan gambar digital yang berbasiskan persamaan matematis, terdiri dari penggabungan koordinat-koordinat titik menjadi garis atau kurva yang akhirnya tersusun menjadi suatu objek gambar yang utuh.

Wuih keren banget ya, penggabungan garis dan kurva saja bisa membentuk gambar-gambar yang indah dan artistik. Gak kebayang deh njelimetnya saat membuat gambar vektor tersebut.

Aku punya nih satu gambar vektor yang merupakan hadiah dari salah seorang teman bloggerku. Tak ada hujan tak ada angin dia menawarkan untuk membuatkan gambar vektor seperti ini


Wuiiihh cantik banget kan yaaaa gambar vektornya :)  Ya meskipun tetap lebih cantik aslinya siy *dilempar dollar :))  Bisa banget gitu ya garis dan kurva bisa jadi menyerupai aslinya.

Gambar vektor ini hadiah tak terduga dari blogger Jawa Timur yang juga seorang fotografer. Foto-foto kerennya banyak bertaburan di akun facebooknya. Belum lagi yang dipajang di IGnya yang ini : @misbach138  Canggih-canggih hasil capture mas blogger ini :)

Pertemananku dengan blogger membumi yang satu lagi sudah lupa darimana asalnya. Apa mungkin dari lingkaran pertemanan dengan Mas Bro RZ Hakim, Priit, Uncle Lozz atau dari mana ya sudah lupa. Yang jelas tiba-tiba saja blogger satu ini ikut-ikutan manggil aku Bulik. Huuuuhh... ikut-ikutan dengan para blogger ponakan asal Jember ituh :)

Nah, kalau teman-teman ada yang punya gambar vektor diri seperti ini kah? Kayaknya sekarang bisa dijadikan sarana untuk memberi kado seseorang deh. Aku saja seneng loh dihadiahi gambar vektor seperti ini. Mungkin ada juga orang lain yang bahagia saat dikado gambar vektor. Kenapa nggak dicoba? ;)

02 Januari 2016

Yang Terbaik Untuk Anak



"Anakmu sudah pinter apa saja, Mom?"

"Putrimu di kelas ranking  berapa?"

"Adi kok belum bisa naik sepeda, teman sebayanya sudah bisa semua loh..."


Hello moms & dads, seringkah mendapatkan pertanyaan seperti ini dari teman-teman kita? Ada kalanya kan kita berbincang dengan teman yang memiliki anak sepantaran dengan anak kita. Inginnya sih sharing tentang tumbuh kembang anak. Namun tak jarang kemudian kejadiannya malah saling mengunggulkan kemampuan anak masing-masing. Bukannya mendapat pencerahan malah akhirnya merasa minder deh bagi mereka yang kebetulan putra-putrinya 'tak sehebat' buah hati orang lain.

Siapa sih yang tidak menginginkan hal yang terbaik untuk anak-anaknya? Tentu semua kepingin dong. Mulai dari makanan terbaik, baju terbaik, sekolah terbaik, asuransi jiwa terbaik, asuransi pendidikan, dan masih banyak hal-hal terbaik lainnya. Semaksimal mungkin kita akan mengusahakan apapun yang terbaik untuk anak-anak kita.

Namun pernahkah ayah dan ibu ingat bahwa anak-anak kita memiliki hak untuk memilih kesukaan masing-masing meskipun kita memiliki kecenderungan mengarahkannya ke hal tertentu?

Misalnya nih ya, orang tua ingin sekali anaknya menjadi jago matematika, padahal sang anak lebih menguasai kemampuan berbahasa dibandingkan kemampuan numerik. Atau juga saat ayah dan ibu getol sekali mengirim putra-putrinya untuk les menggambar agar bisa menjadi pelukis handal, padahal sang buah hati lebih suka bermain musik. Hal-hal yang sebenarnya bisa kita pahami akhirnya kurang tergali hanya karena obsesi.



Sedari kecil putriku kubebaskan untuk memilih apa-apa yang dia sukai. Kebetulan dia mengamati kebiasaan orang tuanya yang gemar membaca dan menulis. Jadilah dia mengimitasi aktivitas tersebut, untungnya dia melakukan dengan senang hati. Buah ketekunannya menulis sudah membuatnya 3 kali menghadiri acara barengan penulis-penulis cilik se-Indonesia secara berturut-turut sejak 2013 hingga 2015 kemarin. Aku sih tidak mengharapkan dia menang atau meraih prestasi apa gitu di ajang kepenulisan tersebut. Asalkan dia bahagia bisa menyalurkan ide-idenya, bertemu dengan penulis-penulis cilik idolanya dan mendapatkan banyak teman serta pengalaman baru, hati ini ikut bahagia :)

Di sekolah prestasinya biasa-biasa saja sih, bahkan di mata pelajaran tertentu lemah sekali. Sudah diikutkan tambahan pelajaran juga tetap kurang signifikan peningkatan daya pahamnya. Ya sudahlah Nak, kau seperti ibu di masa lalu, ya seperti itu lah kurang lebihnya ;) Putri sulungku memang lebih hebat dalam mengkhayal dibandingkan berjibaku dengan angka dan logika. Justru karena itulah dia cocok sekali dengan aku. Kami bisa asyik mengobrol dari  A sampai Z kalau pas sama-sama kumatnya :))

Aku dan suami memang memberi kebebasan kepada anak-anak, terutama si sulung yang sudah bisa diajak bicara serius. Namun itu bukan berarti kami tidak merencanakan apapun untuk dia dan adiknya. Memilihkan sekolah, menawarkan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, mencarikan asuransi terbaik, dan berkomunikasi dengan banyak pihak yang terkait dengan pergaulannya sehari-hari. Meskipun kedua orang tuanya harus bekerja di luar rumah, putra-putriku tetap harus under control

Tak ada yang bisa menghalangi kita sebagai orang tua dalam memberikan yang terbaik untuk anak kan? Terbaik tak hanya melulu soal materi namun juga terpenuhinya hak mereka sebagai anak. Salah satu dari 10 hak anak yang ditetapkan dalam Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989 adalah hak untuk bermain. Let 'em play...