24 Januari 2016

A Perfect Stranger


Pernah nggak sih mengalami kejadian diperlakukan istimewa oleh orang yang hampir-hampir tidak kita kenal dengan benar-benar?

Mungkin kalau di dunia nyata sudah tidak lazim ya kejadian seperti ini. Nggak kenal kok bisa-bisanya memperlakukan kita dengan istimewa. Bahkan orang yang sudah kenal bertahun-tahun pun belum tentu bisa berlaku seperti itu. 

Namun aku yakin loh kalau masih ada orang-orang tipe seperti ini. Ada yang bahkan tanpa pamrih rela membagi apa yang mereka miliki dengan kita meskipun tidak ada jaminan kita bakalan membalas kebaikannya. 

Tak sengaja aku menemukan this kind of a perfect stranger saat menikmati hobi postcrossing-ku. Postcrossing merupakan aktivitas tukar-menukar kartu pos, bisa berlaku secara domestik maupun internasional. Selembar kertas bergambar yang bagi orang lain mungkin tak ada nilainya, namun bagi seorang postcrosser lembar bergambar yang biasanya diisi dengan tulisan sarat kehangatan plus aneka perangko istimewa itu merupakan harta karun tak terkira.

Di blog khusus kartu pos milikku aku pernah bercerita tentang seorang wanita Jerman bernama Birgit yang dengan begitu luar biasanya mencoba membuat teh susu jahe hanya gara-gara aku mengirimkan kartu pos resep itu kepadanya. Padahal untuk mencari serai yang ada di dalam resep itu dia harus pergi keluar kota karena di kota tempat tinggalnya tak ada.

Suatu hari dia mengirimkan sebungkus besar paket yang perangkonya saja sudah memenuhi permukaan amplop. Isinya ya selayaknya barang-barang yang biasa dipertukarkan antar postcard pals (sahabat tukar-menukar kartu pos secara kontinyu). Ada merchandise ala kota tempat tinggalnya, buku, perangko bekas, koin kuno, permen coklat, dan sebagainya.

perangko bekas untuk suamiku tercinta
Dalam beberapa kali tukar postcard, rupanya Birgit telah mematrikan memori bahwa suamiku suka mengumpulkan perangko bekas. Maka dikirimkanlah sejumlah perangko cantik untuk mas bojo. Kalau aku sendiri sih tidak mengkoleksi perangko. Aku lebih suka mengkoleksi kartu pos, khususnya yang ada tulisan si pengirim, bercerita tentang sesuatu yang ada di sekelilingnya. Aku kan orangnya kepoan ya, suka pengin tau segala sesuatu yang ada di tempat lain, di belahan bumi yang berbeda. Kegemaranku 'ngibril' memang cocok deh kayaknya tertuang melalui hobi yang satu ini.

Yang membuatku semakin terharu atas kebaikan hati si perfect stranger ini adalah effort yang dilakukannya saat menyertakan pula hadiah untuk anak-anakku.

gelang-gelang cantik untuk Vivi

Birgit membedakan masing-masing kiriman untuk orang-orang terkasihku ke dalam amplop kecil yang berlainan di dalam amplop besar pembungkusnya. Untuk Vivi (putri sulungku) dibungkus sendiri, sedangkan untuk si kecil Faris beda lagi bungkusnya.



Faris mendapat jatah kiriman buku cerita anak. Di Jerman sana sih katanya buku ini populer. Dan aku pun tadinya bingung bagaimana harus menceritakan isi buku ini ke anakku karena buku ini ditulis dalam Bahasa Jerman. Gimana mau paham yak aku kan bisanya bahasa daerah ;)


Tapi lihat dong bagaimana my perfect lady yang satu ini benar-benar telah mempersiapkan dengan benar-benar apa yang dikirimnya. Dia telah membuatkan versi terjemahan di kertas tersendiri. Hahahaayyy... Birgit ailopyuuuuuu.... Padahal kami baru beberapa kali saja loh bertukar kartu pos. Itu pun sepertinya dia yang lebih rajin ngirim dan sungguh-sungguh mencarikan kartu pos yang kuinginkan.

Semoga aku bisa membalas kebaikan hati Birgit di kemudian hari. Dia, seseorang yang masih asing bagiku, namun dengan tulus hati mengirimkan banyak kejutan padaku. Hadiahnya tak cuma yang kuunggah gambarnya di atas tadi. Masih ada beberapa lagi lainnya yang harganya tentunya lumayan. Ah, aku sungguh terharu bisa memiliki teman jauh yang super seperti ini.

15 komentar:

  1. wah...subhanalloh. rezeki pertemanan ya mbak. semoga langgeng dan bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba, rejeki yang luar biasa. Pengin banget suatu saat bisa bener2 ketemu dengan si perfect stranger satu ini.

      Hapus
  2. masih musim ya mbak tukeran kartu pos, bener2 langka dizaman sekarang masih ada tuker2an berang itu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihiii sebenarnya enggak langka lho Mba, ribuan bahkan jutaan orang menggeluti hobi ini. Hanya saja kan klo yang tidak memiliki minat pada hal tersebut ya enggak tau :)

      Hapus
  3. aku lam denger dari Yayan dan pengin ngelakuin juga tapi belum mulai-mulai, semoga setelah baca tulisan mbak hatiku tergerak he3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hobi ini ga bisa dipaksain Wan, klo mmg ga berminat, ga ada waktu ataupun ga ada alokasi dana khusus memang berat rasanya.

      Hapus
  4. Hobby yang langka ya mbak Unik. Biasanya yang suka hobby beginian tuh orangnya sabar dan telaten lho mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti aq sabar ya mba?hihiiii *yg laen ga boleh protes

      Hapus
  5. Beruntung bisa memiliki teman sebaik Birgit...

    BalasHapus
  6. Baik banget ya Birgit, padahal nggak pernah bertemu muka gitu

    BalasHapus
  7. wah keren ya, mbak, hobby postcrossing ini. Jadi, tertarik. Ternyata di jaman serba gadget seperti ini, berkirim kartu post masih ada ya? Kalo saya dulunya pengen punya namanya sahabat pena. Tapi, apa jaman sekarang masih ada ya karena sudah ada email?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih ada mba. Selain postcard pals aq jg punya penpals (sahabat pena). Nulisnya mpe berlembar2 surat, sepenuh hati kyk curcol gitu. Beda mba sensasinya dibandingin email2an.

      Hapus
  8. Banyak keajaiban di dunia ini, termasuk orang2 baik yg tak kita kenal.

    BalasHapus