14 Juli 2025

Mengapa Self-Love Penting Bagi Seorang Ibu?

mengapa self love penting bagi ibu



Di balik pintu-pintu rumah, ada jutaan cerita tentang pengorbanan tanpa henti. Di sana, seorang ibu rumah tangga bangun lebih pagi, memastikan sarapan siap, seragam anak-anak rapi, dan segala kebutuhan keluarga terpenuhi.

Hari-harinya adalah maraton panjang yang penuh dengan pekerjaan rumah, mengurus anak, dan memastikan semua orang di rumah merasa nyaman. Dalam rutinitas yang melelahkan ini, sering kali ada satu orang yang terlupakan: dirinya sendiri.

Kisah tentang self-love bagi seorang ibu sering kali disalahpahami. Ada stigma yang kuat bahwa merawat diri atau menomorsatukan kebutuhan pribadi adalah tindakan egois, apalagi bagi seorang ibu yang seolah-olah dituntut untuk selalu berkorban. Pandangan ini menempatkan ibu dalam kondisi berbahaya: kelelahan fisik dan mental yang kronis, yang dikenal sebagai burnout

Yuk kita luruskan pandangan tersebut dan menegaskan bahwa self-love bukan sekadar kemewahan, melainkan fondasi utama bagi kesehatan mental ibu dan kebahagiaan keluarga secara keseluruhan.



Memahami Perbedaan: Self-Love vs. Egois


Poin paling penting untuk dipahami adalah: self-love sangat berbeda dengan egois. Sifat egois adalah saat seseorang mengambil sesuatu dari orang lain demi keuntungan dirinya sendiri. Seorang yang egois akan menghiraukan kebutuhan orang lain dan hanya peduli pada dirinya sendiri.

Sebaliknya, self-love adalah tindakan untuk mengisi kembali cangkir diri sendiri. Bayangkan diri kita ini adalah sebuah wadah air yang terus-menerus memberikan air kepada orang lain. Suatu saat, wadah itu akan kosong. Jika kita tidak mengisinya kembali, kita tidak akan punya apa-apa lagi untuk diberikan.

Self-love adalah proses mengisi kembali wadah itu, memastikan kita memiliki energi, kesabaran, dan kasih sayang yang cukup untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain, termasuk keluarga, suami dan anak-anak. Apa yang kita lakukan ini adalah tindakan proaktif untuk mencegah kelelahan dan menjaga keseimbangan. 

Ketika seorang ibu bahagia dan sehat, ia dapat menularkan energi positif tersebut kepada seluruh anggota keluarga. Ia akan menjadi lebih sabar, lebih kreatif dalam menghadapi tantangan, dan lebih hadir secara emosional untuk anak-anaknya.



Pilar-Pilar Self-Love Bagi Ibu Rumah Tangga


Lalu, bagaimana bentuk nyata self-love seorang ibu yang sehari-harinya disibukkan dengan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya? Berikut adalah beberapa pilar utama yang bisa diterapkan:


wujud nyata self love



1. Meluangkan Waktu Khusus untuk Diri Sendiri/Me Time

Jika mau jujur, me time merupakan pilar yang paling krusial dan sering dianggap mustahil. Padahal, me time tidak harus liburan ke luar kota atau menghabiskan waktu seharian di spa. Cukup luangkan waktu 15-30 menit setiap hari.

Contoh nyata:

  • Bangun 30 menit lebih awal dari yang lain untuk menikmati secangkir teh atau kopi panas di teras yang tenang.
  • Saat anak tidur siang, alih-alih langsung membersihkan rumah, nikmati waktu 20 menit untuk membaca novel favorit, mendengarkan podcast, atau sekadar duduk diam sambil memejamkan mata.
  • Setelah anak-anak tidur di malam hari, alih-alih langsung menonton TV, lakukan perawatan diri sederhana seperti memakai masker wajah, merendam kaki, atau menulis jurnal tentang hal-hal yang kamu syukuri.


2. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental

Ibu adalah pilar keluarga, dan pilar ini harus kokoh. Merawat tubuh dan pikiran adalah bentuk kasih sayang tertinggi terhadap diri sendiri.

Hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental:

  • Prioritaskan tidur
    Sering kali ibu mengorbankan waktu tidur demi menyelesaikan pekerjaan. Ubah kebiasaan ini. Usahakan tidur minimal 7 jam per malam. Biarkan piring kotor di wastafel dan rapikan besok pagi.

  • Bergerak
    Tidak perlu pergi ke gym. Lakukan peregangan sederhana di pagi hari, menari bersama anak-anak diiringi musik favorit, atau berjalan kaki santai di sekitar komplek. Gerak tubuh melepaskan endorfin yang meningkatkan mood dan energi.

menggerakkan tubuh sebagai bentuk self love

  • Makan dengan sadar
    Jangan hanya makan sisa makanan anak atau makan terburu-buru. Luangkan waktu untuk menyiapkan dan menikmati makanan yang bergizi.


3. Menetapkan Batasan yang Sehat

Menetapkan batasan ini menjadi salah satu tantangan terbesar, terutama bagi ibu yang merasa harus selalu siap sedia untuk semua orang. Belajar mengatakan "tidak" dengan sopan adalah bentuk perlindungan diri.

Bagaimana contoh nyatanya?

  • Mendelegasikan tugas
    Jangan merasa harus melakukan semuanya sendirian. Minta bantuan suami untuk menjaga anak saat ketika butuh waktu istirahat. Libatkan anak-anak yang lebih besar untuk merapikan mainan atau menaruh piring kotor ke wastafel.  Tidak hanya meringankan beban ibu loh, tapi juga mengajari anggota keluarga yang lain untuk bertanggung jawab.

  • Menolak permintaan yang menguras energi
    Jika ada ajakan yang dirasa akan sangat melelahkan atau membuat kita terbebani, tidak ada salahnya menolak dengan alasan yang jujur bahwa kita butuh waktu untuk beristirahat.


4. Berhenti Membandingkan Diri

Dunia media sosial penuh dengan gambaran ibu-ibu sempurna dengan rumah yang selalu rapi, anak-anak yang patuh, dan penampilan yang selalu memesona. Gambaran yang too good to be true itu ilusi yang bisa menggerogoti mental.

Lebih baik lakukan hal nyata seperti ini:

  • Rayakan keberhasilan kecil
    Akui dan hargai setiap hal kecil yang sudah kita lakukan. Katakan, "Aku hebat hari ini karena berhasil membuat tiga menu makanan yang berbeda," atau "Aku sudah melakukan yang terbaik dalam menenangkan anakku yang rewel."

  • Fokus pada proses diri sendiri
    Pahami bahwa setiap ibu memiliki tantangannya masing-masing. Jangan bandingkan perjuangan di balik layar dengan foto-foto indah yang terpampang di berbagai lini media sosial.


5. Menerima Ketidaksempurnaan Diri dan Situasi

Sering kali ibu menuntut diri untuk menjadi sempurna. Ketika mengalami kegagalan, perasaan bersalah (yang dikenal sebagai mom guilt) akan muncul. Padahal, menjadi ibu yang baik tidak sama dengan menjadi ibu yang sempurna.

Hal-hal sepele yang bisa membantu penerimaan diri ini, misalnya:

  • Biarkan rumah berantakan
    Ketika seorang ibu berada di titik lelah yang sangat hebat, tak ada salahnya membiarkan saja tumpukan pakaian kotor atau mainan yang bertebaran di lantai. Prioritaskan waktu untuk istirahat . Rumah yang rapi itu penting, tapi kesehatan mental ibu jauh lebih penting.

  • Memaafkan diri sendiri
    Apabila terlanjur marah-marah pada anak karena lelah, setelahnya berikan pelukan dan minta maaf. Akui bahwa seorang ibu juga manusia yang tidak sempurna dan belajar dari kesalahan itu.



Fondasi Mental yang Kuat, Keluarga yang Bahagia


Pada akhirnya, self-love bagi seorang ibu bukanlah tentang menjadi egois, melainkan tentang bertanggung jawab atas diri sendiri. Sadar untuk melakukan self-love adalah tindakan proaktif untuk menjaga kesehatan mental, emosional, dan fisik agar kaum ibu dapat menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

Please note, Bu. Kita tidak akan bisa menuang dari cangkir yang kosong. Dengan memprioritaskan diri sendiri, kita tidak hanya menolong diri sendiri, tapi juga memberikan hadiah terbesar bagi keluarga: seorang ibu yang bahagia, damai, dan penuh energi

Jadi, mulai sekarang, sisihkan waktu untuk diri kita ya, Bu. Cintai diri kita sendiri. Kita pantas mendapatkannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar