31 Desember 2015

Miss Rendang yang Nendang



"Mau titip beli makan siang apa, Mba?"

Itu pertanyaan rutin yang diajukan oleh Office Girl (OG) di kantor tempat aku bekerja. Berhubung tidak ada jatah catering karyawan, para pemalas masak sepertiku ini mengandalkan jasa OG untuk membeli makan siang. Banyakkah pilihannya? Yaaaa... gitu deh, namanya juga ngantor di desa, pilihannya kalau enggak nasi pecel, nasi rames, bakso, mie ayam, tempe penyet, dan masakan RM Padang. Standar banget kan yak.

Harus bersyukur teteuuppp... masih mending ada OG yang mau direpotin untuk beli ini itu orang sekantor. Kerasaaaa banget susahnya beli makan siang kalau dia nggak masuk kerja. Udah deh bawaannya nyeduh mie instant :))

Boleh diinget loh tulisanku sebelumnya soal bersyukur terhadap nasi rames : Ada Syukur?

Pada tulisanku itu kubahas tentang betapa rindunya aku pada nasi rames saat sedang terserang flu dan batuk parah. Teringat kala sehat dengan begitu arogan aku bilang bahwa nasi rames itu sekedar menunaikan rutinitas penghilang lapar saja. Nah begitu sakit, ada lauk rendang yang rasanya nendang sekalipun ya ga bakalan terdeteksi, lha wong hidung dan lidah masih berkomplot untuk bilang ke otak kalau makanan itu pahit. Duuuhh....

Ngemeng-ngemeng soal rendang yang nendang, aku pernah loh dapet kiriman dari seorang sahabat blogger yang cantik, kalem dan suaranya merdu merayu. Sudah hampir dua tahun ini aku berada dalam satu grup obrolan yang asyik banget bersama emak-emak dan eneng-eneng blogger. Asyik ngapain tuuuhh... Ya asyik ngerumpi, asyik ngomongin orang, asyik ngayal, asyik asyiiiik lainnya yang jelas asyik banget laaaahh hihihii... Kadang ada obrolan yang mungkin bagi orang lain tak bermanfaat, tapi bagi grup yang kuikuti ini jadi seru untuk dibahas lebih lanjut.

Gimana nggak seru kalau ternyata lewat grup itu jadi tau kalau seorang Waya Komala bisa masak rendang yang lezatnya nabok-nabok lidah. Waktu itu aku beruntung sekali bisa mendapat kiriman dari Mba Waya.

Miss Rendang ala Waya Komala

Sependek pengetahuanku Mba Waya ini jago menjahit. Segala macam busana maupun pernak-pernik yang dibuat melalui aktivitas menjahitnya jempolan semua. Bahkan ada blogger yang kini bermukim di Amerika Serikat dan bertugas di markas PBB sana dengan sangat bangga mengenakan hasil jahitan Mba Waya yang memang super istimewa.

Duh Mbaaa... sempurna sekali sih kau, jago menjahit dan memasak pulak... apalah aku ini hiks.... *meratap sedih dan menatap Miss Rendang penuh napsu

Rendang ala Mba Waya Komala ini berlabel Miss Rendang. kemasannya lucu banget nih.


Bagi yang memiliki waktu terbatas untuk menghangatkan rendang ini sebelum dimakan, Miss Rendang dikemas dalam wadah yang bisa langsung masuk microwave.



Kalau aku sih nggak punya microwave, menghangatkan rendangnya ya pake cara tradisional sajalah, diangetin di kompor. Hmmm... waktu diangetin ya bau rendangnya bikin gak sabar banget untuk segera 'mengemploknya'. Mana daging rendangnya gede-gede kekgini :

Rendangnya enggak banget kan?? Enggak mungkin banget dilewatkan maksudnya ;)

Selama ini bila OG ku menawari makan siang dengan menu RM Padang, aku ya doyannya cuma rendang seperti ini. Segala ayam pop maupun olahan daging dan jerohan lainnya jarang menarik perhatianku. Taunya ya rendaaaang melulu kalau jatah makan siangnya dibeli di sana.

Tapi Miss Rendang ini rasanya jauh lebih istimewa. Spesyel banget getoh, dibikinnya pake cinta sih yaaaa eeeaaa... Bumbu dan rempah-rempah yang membalur daging nan empuk ini terasa nendang banget, sampe kejengkang-jengkang deh ini saking ga ada istilah yang pas untuk menggambarkan kelezatannya ;)  Ini bukan karena aku temenan baik sama Mba Waya loh, tapi aslik memang rendangnya gak kira-kira banget enaknya.


Bahkan sisa jelepretan bumbunya yang masih nangkring di plastik pembungkusnya pun berharga banget untuk dikorek-korek. Rugiiiii kalau langsung dibuang. Nasi hangat dimasukkan ke plastik pembungkus rendang ini, terus diremas-remas sampai semua bumbu nempel ke nasi, beuugghhh... makan itu saja udah lezaaaattttt....

Sudah beberapa saat nih Mba Waya nggak memproduksi Miss Rendang yang nendang karena sedang sibuk dengan aktivitas yang lain. Yuukk sobat-sobat blogger pada japri Mba Waya biar beliau tergerak hatinya dan sadar bahwa banyak orang yang galau ingiiiin sekali merasakan Miss Rendang. Kayak aku nih yang sekarang sedang merindu Miss Rendang, kepikiran banget kapaaaaan bisa disamperin lagi sama si rempah-rempah dalam rendang yang aduhai itu.

Mba Waya, I miss Miss Rendang... eh I miss you laaaahhh :*
Read More »

29 Desember 2015

Featured Post di Blogspot

 

Saat kalender lama sudah hendak berganti ke kalender 2016 beberapa waktu yang lalu aku baru tersadar, ada sesuatu yang berbeda... iyaaaa.. di sini nih yang berbeda... Kamu merasakannya juga nggak Beb?  *ayam nanyak sama bebek :)

Ini soal fitur blog yang sering kita temui. Untuk template bawaan di wordpress aku sering menemukan ada fasilitas featured post. Keren sekali keliatannya ya, kita bisa menampilkan artikel mana yang ingin kita blast di waktu tertentu. Lalu bagaimana dong untuk blog yang berplatform blogspot?

Nggak sengaja sih sebenarnya nemu fitur yang satu ini, gara-gara ngeh melihat tulisan yang kulingkari pada gambar di atas. Hah... sekarang blogspot ada featured postnya??? *dilebay-lebaykan

Dulu waktu masih suka iseng nyoba-nyoba template gratisan memang ada sih petunjuk untuk membuat featured post ini. Namun caranya cukup membuat uban makin bertambah banyak. Segala macam kode html bertebaran, misalnya per hurufnya bisa ditukarkan rupiah dengan kurs dollar 20 ribu gitu bakalan tiba-tiba mendadak jadi jutawan deh. Duh, nggak sanggup deh mainan kode html gitu. Aku lebih suka memainkan hatimu, Beb.

Ternyata ada cara yang mudah sekali membuat featured post ini tanpa harus pusing-pusing utak-atik kode html. Untuk orang awam sepertiku, fitur ini mudah sekali untuk diaplikasikan. Bila ada sobat blogger yang belum tau, monggo loh bisa melihat langkah-langkahnya berikut ini. Bagi yang sudah tau, eeehh kenapa sih nggak ngasih-ngasih tau sejak dulu hihihiii....

Membuat Featured Post di Blogspot

1. Buka akun blogger.com dan pilih menu layout atau tata letak. Tambahkan gadget ya...

2. Pada menu Add a Gadget, pilih yang Featured Post.


3. Maka akan keluar tampilan Configure Featured Post seperti ini. Untuk Gadget Title bisa diisi sesuai selera, misalnya "Baca ini dong Kaka...." atau "Yang Penting Mbingit Untuk Dibaca". Apa saja deh sesuai kesukaan. Intinya mengarahkan pembaca blog untuk memperhatikan artikel yang dimasukkan ke dalam Featured Post.

Setelah memberikan judul gadget, langkah berikutnya pilihlah artikel blog kita yang akan dijadikan Featured Post. Tak hanya yang artikel baru saja, artikel lama yang ingin dimunculkan kembali pun bisa dipasang. Saat kita mengklik salah satu judul artikel seperti terlihat di nomor 1 pada gambar di bawah ini, maka judul artikel tersebut akan masuk ke kolom yang kuberi angka 2. 



4. Tadaaaa... hasilnya jadi seperti ini.



Di situ terlihat kan tampilan postingan terbaru berbeda dengan artikel yang kita jadikan featured post. Postingan lama yang kebetulan sesuai dengan trending topic bisa banget loh diletakkan sebagai featured post agar bisa dinikmati kembali oleh pembaca blog kita yang dulu belum sempat membacanya. Praktis kan, tak perlu pyusing utak-atik kode html segala.

Mau nyobain juga Beb? Yuuuukkk....
Read More »

26 Desember 2015

NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan


Everything happened for a reason...

Itulah yang nyantol di kepalaku begitu selesai menyaksikan film berjudul Ngenest. Unik ya judul filmnya? Mau tau apa itu sebenarnya Ngenest?

Para penonton televisi Indonesia, khususnya penggemar berat Stand Up, tentunya tau banget dong Ernest Prakasa, komika yang lihai melontarkan banyolannya melalui berbagai kalimat yang ceplas ceplos plus cerdas. Jebolan Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 2011 ini telah menuliskan kisah kesehariannya berbalut humor ke dalam 3 buah buku berjudul Ngenest - Ngetawain Hidup Ala Ernest. Dan trilogi inilah yang kemudian diadaptasi menjadi film.

Beruntung sekali aku bisa mendapatkan kesempatan untuk nonton bareng film berjudul NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan bersama dengan sang bintang itu sendiri. Sik asyik kaaaannn.... Di linimasa akun @ernestprakasa trending topic-nya lagi  #NGENESTmovie30des loh kawans... apa artinya ini?

Iya betul sekali, film keren dengan balutan komedi yang sangat kental ini akan tayang serentak di tanah air pada tanggal 30 Desember 2015. Jadi bagi penggemar film Indonesia dan fans Ernest Prakasa, don't miss the show yaaa... save the date ;)

Menjadi kebanggaan tersendiri bagi Semarang saat pertama kali Ernest mengawali roadshow terkait dengan #NGENESTmovie30des di kota ini. Justru tidak mulai dari Jakarta loh, huhuuyyy.... kota kecil tercintaku ini lah yang beruntung terpilih. Belum lagi saat bisa menjadi salah satu orang yang menyaksikan film ini pertama kali di Indonesia, senang sekali dong rasanya.

Mau tau tentang apakah NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan?

salah satu adegan di film NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan

Ernest terlahir di sebuah keluarga Cina dan tumbuh besar dengan berbagai bullying yang terpaksa diterimanya. Saat itu diskriminasi terhadap etnis cina memang masih sangat kental. Ernest menghadapi masa kecil dan remaja di jaman Orde Baru yang cukup berat. Sekuat apapun usaha Ernest untuk berbaur dengan teman-teman pribuminya, tetap saja bullying menjadi makanan sehari-harinya dalam pergaulan.

Ernest memiliki sahabat karib bernama Patrick. Patrick ini lah yang setia menemani dan melindunginya dari gangguan. Hingga ke masa kuliah pun Patrick lah yang menjadi tempat curhat dan dewa penolong. Apalagi saat Ernest naksir seorang cewek pribumi yang ditaksirnya di tempat les Bahasa Mandarin. Berkat pertolongan Patrick akhirnya Ernest bisa berkenalan dengan cewek bernama Meira.

Perjalanan cinta Ernest dan Meira pun mengalir meski pada awalnya ditentang oleh papa Meira. Si Papa memiliki pengalaman buruk dirugikan oleh orang beretnis Cina. Namun Meira dapat meyakinkan papanya bahwa tidak semua orang Cina berlaku buruk seperti itu.

Setelah berpacaran selama 5 tahun Ernest dan Meira melangsungkan pernikahan. Dan dalam perjalanan pernikahan itu, Ernest tetap dihantui bayangan bullyingnya di masa lalu sehingga ia sangat takut bila nanti keturunannya akan mengalami hal serupa. Oleh karena itu ia merasa belum siap memiliki keturunan dan menunda untuk punya anak. Padahal di sisi lain Meira istrinya sudah sangat menginginkan memiliki keturunan.

Lalu bagaimanakah kisah yang kemudian menjadi complicated ini akan berakhir?


Apa sih yang menarik dari film NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan?


NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan disajikan secara ringan dan menghibur, sekaligus inspiratif karena mengangkat isu asimilasi dan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Seperti kita ketahui di masa Orde Baru, etnis Cina memang mengalami diskriminasi dalam pergaulan keseharian.

Pemikiran kritis Ernest yang sebelumnya telah tertuang dalam trilogi bukunya ini ditangkap oleh produser dari Starvision Chand Parwez Servia. Beliau tertarik dengan materi yang dibawakan Ernest saat menjadi komika Stand Up Comedy. Materinya termasuk berani, soal issue diskriminasi yang disampaikan secara terbuka.

Dan saat dituangkan dalam bentuk film, kisah yang diadaptasi dari perjalanan hidup Ernest pribadi ini sungguh menghibur. Unsur komedi yang tidak hanya sekedar tempelan saja membuat para peserta nonton bareng di ruang theatre 4 bioskop Citra ini tak henti tergelak. Berbagai kejadian lucu yang tersaji via proyektor bioskop tersebut menurutku sangat padu dan manis.

Terus terang bagiku pribadi yang jarang mengikuti SUCI, film yang skenario, sutradara dan pemainnya Ernest sendiri ini sangat menghibur. Indonesia memang butuh sajian kisah aktual yang sarat pesan namun tidak berkesan menggurui.

Ernest Prakasa menggelar sesi foto bersama para fans

Kehadiran Ernest di Bioskop Citra, Mall Ciputra Semarang, sontak membuat gedung bioskop ini sesak dan padat merayap. Para fans Ernest tentu saja tak mau melewatkan moment bertemu dengan idola mereka. Sesi foto bersama pun diadakan di depan pintu masuk area bioskop.


Selepas nonton bareng dan foto bersama itu, Ernest Prakasa dan 3 orang pemain lainnya di film NGENEST menggelar press conference. Beruntung sekali rasanya aku bisa bertatap muka langsung dengan Ernest tanpa harus berdesak-desakan :)  Pihak organizer acara ini telah mereservasi sebagian tempat di gerai KFC yang ada di mall. Para awak media cetak maupun online plus blogger diberi kesempatan untuk tanya jawab secara langsung dengan Ernest.

Pada sesi tanya jawab ini Ernest mengemukakan bahwa kendala paling besar yang dialaminya adalah saat menjalani 3 task utama di film, yaitu sebagai penulis skenario, sutradara, sekaligus pemain. Semula Ernest menolak untuk menjadi sutradara, dia ingin peran sutradara dipegang oleh orang yang benar-benar ahli di bidangnya. Namun sang produser meyakinkan bahwa Ernest sanggup mengatasinya. Sebagai pemeran utama film sekaligus pemilik kisah kehidupan yang diangkat di film ini, Chand Parwez Servia yakin Ernest adalah orang yang paling mengerti mau dibawa kemana cerita film tersebut dan seperti apa esensinya.

Nah, kawans tentu sudah banyak menyaksikan film Hollywood nan keren yang diperankan plus disutradarai sendiri oleh aktor utamanya. Bagaimana jadinya film yang dijendrali sendiri oleh seorang komika Indonesia? Nggak afdol dong tentunya bila tidak menyaksikan sendiri film tersebut.

Ingat tanggal pemutarannya ya... 30 Desember 2015 serentak di bioskop-bioskop kesayanganmu. Don't miss it :)

kapan lagi bisa satu frame dengan Ernest Prakasa :)
Read More »

24 Desember 2015

Menjadi Teman Curhat yang Menyenangkan



"Gue butuh curhat...."

"Kalau enggak kuomongin bisa jadi gila nih aku."

"Bisa dengerin saya sebentar nggak, atau mendingan saya bakar saja semua kenangan ini?"

Pernah nggak sih menemukan kalimat di atas dalam kehidupan kita sehari-hari? Ada orang yang sudah begitu penuh jiwanya sehingga membutuhkan tampungan untuk luapan keresahannya. Terdengar begitu berlebihan kah?

Semula aku menganggap ini terlalu berlebihan. Manusia kan punya Sang Maha Pencinta yang siap menampung segala pengaduan yang kita miliki. Kenapa juga harus pusing mencari teman untuk mengadukan permasalahan kita.

Rupanya pengetahuanku tentang psikologis manusia masih cetek banget. Perempuan nih ya pada umumnya, amat membutuhkan teman untuk berbagi. Di web womansnewlife.com yang pernah kubaca bahkan disebutkan seperti ini :

When you’re feeling despondent, your mind has a hard time being objective. Isolating yourself is not the answer. At this time, it is important to communicate with a trusted person, ideally, an objective and trained professional. 

Pada kenyataannya, tak semudah itu mencari orang yang terlatih secara profesional hanya untuk mendengarkan keluh kesah kita. Siapapun yang ada di dekat kita biasanya ya itulah yang menjadi tempat curhat. Tentu saja faktor 'trusted person' tadi menjadi pertimbangan utama, meskipun yaaaa... akhirnya kalau sudah tak kuat menahan beban siapa saja bisa jadi sasaran curhat. Eh bukan siapa saja, lebih tepatnya apa saja.

Tau kan kalau sekarang banyak sekali yang hobi curhat di media sosial. Padahal sejatinya bercurhat dengan metode ini sangat rawan. Mungkin saja ada yang benar-benar berniat membantu dengan memberikan saran, namun banyak juga kan yang justru menjadi kepo dan menelusuri sampai kemana-mana. Jadi akhirnya bukan solusi yang didapat, namun ketenaran dalam sisi 'yang lain'.

Lalu kenapa ya kok ada yang gemar bercurhat di sosial media? Tak adakah teman, sahabat atau keluarga yang mau mendengarkan?

Lebih enak bicara dibanding mendengarkan


Well... sudah pernah mencoba menjadi pendengar yang baik?

Aku pernah loh punya teman yang bicaranya bagaikan deritan roda kereta api yang tiada henti. Sambung menyambung dan tidak memberikan kesempatan kepada lawan bicaranya untuk ikutan berderit. Bahkan saat tercipta jeda dan lawan bicara ganti mengemukakan kata-kata, dia akan melanjutkan deritannya tadi yang terjeda tanpa sama sekali menghiraukan apa yang baru saja dikatakan lawan bicaranya.

Memang lebih enak bicara kan daripada mendengarkan?

Satu lagi sumber bacaan yang kudapat di  psychologytoday.com yang mendukung asumsiku ini. Di sana dibahas tentang bicara versus mendengarkan. Proses mendengarkan dianalogikan melalui gambaran bahwa pemikiran kita ibarat modem. Saat modem terisi penuh dan tidak bisa melakukan transmisi data keluar maupun ke dalam alias nge-hang, apa yang kita lakukan? Matikan, diskonek, tunggu beberapa saat, sambungkan lagi ke komputer dan koneksi internet, baru nyalakan kembali.

Salah satu alasan utama orang tidak bisa dan tidak ingin mendengarkan (dan lebih memilih bicara) ya karena adanya resiko nge-hang seperti modem itu tadi. Misalnya nih ya pikiran kita sudah sumpek dengan problem pribadi, eh masih ditambahi dengan masalah orang lain yang dicurcolkan ke kita, apa jadinya coba? Pada dasarnya mendengarkan termasuk fungsi sensorik. Ketika otak dan sirkuit kita kelebihan beban, maka tak ada ruang lagi bagi hal-hal lain yang bisa masuk ke pikiran kita. 

Berbeda dengan mendengarkan, berbicara termasuk fungsi motorik dimana setelah melewati 20 detik pertama, maka yang dihasilkan adalah lepasnya beban berat yang menindih. Legaaaa... Aktivitas ini membebaskan ruang di sirkuit otak kita. Gantian deh sirkuit si pihak pendengar yang ketambahan muatan ;)

Teman curhat yang menyenangkan


Kebetulan sekali aku termasuk tipe orang yang pelit sekali membagikan kelebihan sirkuit otakku ke orang lain. Kalau membagikan pose-pose narsis di sosmed sih memang udah bawaan sejak bayi ya hihihiii... Dalam keseharian aku justru cenderung berperilaku galak dan antagonis. Enggak di pergaulan, enggak di kantor, banyak orang yang takut dan jiper in the first sight. But guess what? Lebih dari separuh teman-teman di kantor rela membagi kelebihan beban sirkuit mereka itu kepadaku, bahkan yang paling privacy sekalipun.

Haduuuhh... entah kenapa semua ini terjadi :)  Mungkin sudah berkah dari Yang Maha Kuasa ya kalau hidupku lurus-lurus saja dan tak banyak beban, jadi yang lain dengan ikhlas menyumbangkan beban pikiran itu kepadaku. Love you, my friends ;)

Sebenarnya bukan soal diriku yang jadi tempat buang sampah alias curcolan nih yang mau kubahas. Hanya saja berdasarkan pengalaman mendengarkan dan menjadi pendengar yang baik, akhirnya kutemukan bahwa untuk menjadi teman curhat yang menyenangkan, perlu hal-hal sebagai berikut :
  • Dengarkan saja dulu curhatan teman, komentar belakangan saja, karena orang curhat itu yang dibutuhkan adalah untuk didengar, bukan untuk mendengar balik cerita kita.
  • Empty your space first, please... Saat kita memiliki ruang kosong di sirkuit otak kita, maka kita akan lebih mampu mendengarkan orang lain berbicara.
  • Dukunglah teman dengan kata-kata yang positif, bangkitkan kembali semangatnya, hindari memarahinya karena hal tersebut bisa melukai hatinya. Kan lagi sensitif tuh butuh curhat, masak malah diomeli ;)
  • Simpan rahasia pribadi yang terkandung dalam curhatan tersebut, tak perlu menjadikan diri kita yang terhebat dengan menjadi stasiun radio terpopuler di kalangan teman-teman, if you know what I mean :)
  • Berikan alternatif solusi bila si pelaku curhat memang membutuhkannya. Kalau sekedar ingin menangis untuk melepaskan beban ya temani saja dulu, pegangan tangan yang menguatkan dan elusan lembut di bahunya sudah cukup menenangkan. Ingat, jangan lakukan hal ini kalau teman curhatmu itu lawan jenis ya, bahaya loh kata nenek. 

Menjadi pendengar dan mendengarkan dengan seksama itu ternyata melatih kepekaan hati. Kita tak hanya melulu memikirkan masalah kita sendiri. Memang ada resiko sirkuit kita jadi overload gara-gara ketambahan beban milik orang lain. Tapi yakin deh, seiring dengan seringnya kita melatih kelenturan sirkuit otak, mendengarkan menjadi hal yang amat menyenangkan. Paling tidak kamus problematika kehidupan kita makin bertambah dan jadi makin bersyukur karena kita masih berada dalam level kesulitan yang jauh lebih ringan dibandingkan orang lain.
Read More »

16 Desember 2015

Ingin Staycation di Holiday Inn di Tengah Kota Bandung


Jelang akhir tahun seperti ini rasanya kadar stress di kantor mulai memuncak. Persiapan akhir tahun dan tutup buku tentunya mewarnai berbagai sudut kantor mana pun. Sama juga nih denganku. Meskipun bukan jatahku untuk menutup buku, berbagai laporan pendukung ini itu harus cepat-cepat diselesaikan. Beuuugghh... sampai nggak berasa deh masuk kerja pukul delapan pagi, tiba-tiba sudah pukul empat sore, waktunya pulang :)  Riweuh sekali soal input data sana-sini.

Help...help... aku butuh liburaaaann... Kemana ya enaknya? Pengin liburan ke tempat yang hawanya sejuk lah. Semarang sungguh hot hot pop, aku butuh kedinginan... *karena butuh kehangatan itu sudah mainstream

Gimana kalau liburan ke Bandung aja yak.... sejuk nih tentunya di sana. Berbicara tentang liburan ke Bandung memang tidak pernah membosankan. Kota yang populer dengan sebutan kota Kembang ini memiliki beragam pesona yang sangat eksotis. Kita bisa menikmati beragam tempat wisata dengan pemandangan top, hiburan yang dijamin akan membuat kita rileks. Selain itu, kota ini juga sangat populer dengan kawasan perbelanjaannya seperti Cihampelas Walk. 

Tidak kalah dari tempat wisata, wisata kuliner di Bandung juga sangat populer bagi para wisatawan misalnya saja Mie Kocok Bandung, surabi, gepuk, bandrek, hingga jajanan seperti cilok, cimol, dan cireng yang sangat memanjakan lidah. Tidak heran memang jika kota ini selalu menjadi destinasi utama warga dari Jakarta maupun luar kota untuk melepas kepenatan mereka. Warga Bandung yang terkenal ramah-ramah semakin melengkapi betahnya berlibur ke Bandung. 

Nah jika ingin liburan ke Bandung, salah satu hal yang pastinya menjadi perhatian adalah masalah penginapan. Di mana sih kira-kira hotel yang modern, ramai dikunjungi, memiliki letak strategis, fasilitas berlimpah, namun masih cukup terjangkau untuk masyarakat menengah? 


Eheumm... Kenapa enggak mencoba staycation di Holiday Inn Bandung. Hotel ini selalu diburu para wisatawan. Hotel ini terletak di kawasan Dago yaitu di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda. Siapa sih yang tidak kenal dengan kawasan Dago. Di sini semuanya ada, mulai dari tempat wisata, hotel, perguruan tinggi, tempat kuliner, tempat perbelanjaan terutama Factory Outlets, hingga kebun binatang bisa kita temui di sini. Tidak heran memang jika Dago disebut sebagai pusat wisata di Bandung. 

Selain itu, letak hotel ini hanya berjarak 20 menit berkendara dari Bandara Husein Sastranegara. Sangat strategis bukan? Selain letak strategis, pesona dari Holiday Inn berada di arsitektur bangunannya yang sangat unik. Dari kejauhan saja, kita sudah dapat melihat keunikan dan cita rasa bangunan yang berkelas. Sebagai hotel yang berada di bawah naungan Intercontinental Hotel Group asal Inggris, kita bisa melihat perpaduan dari cita rasa Eropa dan Indonesia disini. 

Untuk memuaskan lebih banyak pelanggan, hotel ini menghadirkan 186 kamar dengan pelayanan prima. Kamar-kamar ini dibagi menjadi 3 tipe yakni kamar tamu, executive club, dan suites. Masing-masing kamar dilengkapi dengan beragam fasilitas pelayanan premium seperti layanan merapikan kamar tidur dan layanan valet. Selain itu, kita juga bisa menemukan TV dengan saluran premium, meja kerja lengkap dengan lampu, fasilitas di kamar mandi seperti handuk, mantel mandi, hairdryer. Lalu masih ada alat pembuat kopi dan teh, mini bar, kulkas mini, piring, gelas, ac, meja setrika. 

Jika berkeliling di hotel ini, maka kita juga menemukan berbagai fasilitas penunjang seperti layanan bisnis, fitness center, spa, akses internet di berbagai tempat di dalam hotel, kolam berenang, hingga laundry. Untuk menambah kenangan indah saat staycation di Bandung, wajib looohh hukumnya mencoba makanan yang ada di hotel ini. Holiday Inn Bandung sangat populer dengan masakan sunda seperti ayam yang dimasak dengan santan, menjadikan masakan ini begitu harum dan menggugah lidah. Masakan endeuzzz ini bisa kita cicipi di Kebun Bambu. 

Selain itu terdapat juga Bar & Lounge yang dinamakan Braga Bar & Lounge dengan konsep modern yang dibuat untuk menemani waktu bersantai. Sebelum check-out meninggalkan Bandung, kita juga bisa membeli berbagai kue kering, cake, roti, maupun minuman di Plum Lounge sebagai bekal ataupun untuk dihadiahkan ke orang terdekat. 

Nah, sudah siap staycation di Holiday Inn Bandung? Cuuuuzzzzz.....
Read More »

11 Desember 2015

Manajemen Odol

Halah...apa pula itu manajemen odol? Kayak perusahaan atau organisasi saja ya perlu di-manage :)

Pernah mengalami masalah odol yang suka kepencet dari arah yang tak beraturan seperti ini?



Emak-emak riweuh macam aku ini suka sebel kalau odolnya berlarian kemana-mana model begini. Setiap kali mau gosok gigi harus mencetin odol yang ada di ujung tube agar mendekat ke mulut tube. Tapi ntar setelah digunakan suami bentuknya pasti deh kembali berantakan seperti itu.

Ribet banget yak soal odol doank?

Iya, laki-laki dan perempuan memang seringnya berbeda soal hal-hal kecil semacam ini. Pernah dengar kan wacana tentang men are from mars and women are from venus? John Grey, seorang konselor asal Amerika menulis buku dengan judul tersebut dan membahas berbagai perbedaan perspektif berpikir antara lelaki dan perempuan.

Dan menurutku, soal odol ini memang ada kaitannya dengan perbedaan pola berpikir tadi. Kalau menurutku sih ya apa susahnya sih menekan tube odol agar odolnya siap digunakan siapapun yang akan gosok gigi berikutnya. Kenapa sih suka mencet ga beraturan seperti itu? KZL....Lain halnya ya mungkin dalam pemikiran suamiku, repot banget sekedar mencet odol doank :)) Nggak ngabisin kalori sebakul nasi aja kan aktivitas seperti itu. Tambah KZL kan jadinya kalau mikirin hal-hal seperti ini.

Sebenarnya soal sepele seperti ini kalau dicarikan solusinya pun bisa. Ada yang pernah dengar soal dispenser odol? Iya, salah satu peralatan toiletris yang bisa dipasang di dinding kamar mandi dan berfungsi sebagai tempat keluar masuknya odol agar terlihat lebih rapi.

Sayangnya kamar mandi di rumahku terbilang kecil dan bakalan terlihat sumpek bila dipasangi dispenser odol. Untungnya di salah satu e-commerce aku melihat penjepit odol seperti ini :


Laaah... kok malah seperti daun ya bentuknya ;)

Sebenarnya penjepit odol ini macam-macam bentuknya, namun aku lebih tertarik untuk membeli yang berbentuk daun. Kalem gitu loh keliatannya, persis kayak aku kaaaann... *pasti pada pengin leletin odol ke aku kaaaannn ;)


Bagaimana cara menggunakan penjepit odol tersebut?

Mudah sekali kok, coba perhatikan gambar di atas itu. Kita tinggal memasukkan bagian ekor tube odol ke dalam celah yang ada di penjepit odol. Bila odol telah berkurang cukup banyak, kita bisa memasukkan sedikit demi sedikit lapisan tube odol sembari menekan-nekannya agar odol terkumpul di bagian depan. Penjepit ini akan mengunci posisi odol untuk tidak kembali berlarian ke arah ekor tube.

odol tampak rapi kaaannn...

Nah, tampak rapi kan pasta gigi milik kita bila ditata sedemikan rupa dengan penjepit odol ini. Penting nggak penting sih soal beginian. Sepele namun juga melegakan saat odol yang terletak di rak kamar mandi tidak peyok ke berbagai sisi.

Rempong amat sih si ibu satu ini :)  Iyalaaahh, kalau bisa dibikin rempong kenapa enggak :)) Makhluk dari Venus kaaaannn....
Read More »

08 Desember 2015

Spaghetti Rasa Mie Ongklok

Hal apa yang paling horor dalam hidupmu? Jalan-jalan di malam hari, berkunjung ke tempat yang terkenal angker, koneksi internet mati, atau apa?

Mau tau hal paling horor dalam hidupku? <<IYAIN AJA BIAR CEPET>>

Memasak. Iya bener... memasak. Apalagi musim liburan sekolah seperti ini ya, saat anak-anak bergentayangan di dalam rumah 24 jam, saban berapa jam sekali teriak-teriak kelaparan. Sampai habis ide deh seringnya mau dikasih makanan apa lagi. Makan nasi, sayur plus lauknya udah, kurang apa lagi coba? 

Laper buuuu...

Hedeeehh... iya Nak, iyaaa... Tapi makan apa lagi nih. Bikin cemilan kan faktor kesulitannya tinggi banget dalam jagad masak-memasak ;)  Anak-anak padahal suka banget ngemil yang kayak kue-kue kering gitu, padahal ibunya gak bisa bikin, trus gimana doooonkkk... *butuh relaksasi bareng Matt Damon

The show must go on kan, anak-anak yang kelaparan tak bisa didiamkan saja dan ditinggal ngelamunin Matt Damon. Kebutuhan mereka tak bisa ditunda-tunda lagi bila tak ingin dinding dan kaca-kaca jendela retak gara-gara teriakan lapar.

Lalu, jadi mules sendiri deh harus bikin apa untuk mereka. Kalau harus bikin kue-kue kering asli nyerah beneran deh. Bikin yang gampang saja deh ya. Sekali dua pernah kucoba membuat donat menggunakan tepung premix, jadi tak perlu repot-repot mencampur ini dan itu kan. Tinggal tambahkan kuning telur dan air untuk mencampur ragi instan, jadi deeehh... Anak-anak dengan suka rela membantu pembuatan donat ini, jadi ya lumayan laaahh...emaknya bisa tetep ongkang-ongkang sebentar sambil ngelamunin ayang Matt *ehm..ehmm... deheman mas bojo langsung membuyarkan lamunan

Si sulung yang kebagian jatah menguleni adonan. Adiknya sih maunya juga ikutan, tapi daripada ntar adonan gak kalis-kalis, akhirnya pembuatan donat ini dibagi 2 shift : menguleni adonan dan membentuk bulatan. Adik diberi jatah membuat bola-bola donat, meskipun ya pada akhirnya yang menyempurnakan bentuk donatnya tetap si ibu sih. Yang penting dia senang deh :)  Apalagi saat melihat adonan donatnya mengembang sempurna seperti terlihat di atas, wuiiihhh...udah buru-buru aja deh minta digorengin.

Selain donat, ada satu lagi makanan selingan yang disukai anak-anak : Spaghetti. Bahan pangan sejenis mie dan pasta ini termasuk salah satu yang harus ada di lemari persediaan. Semula anak-anak suka spaghetti yang diberi saus bolognese, namun akhir-akhir ini selera mereka berubah. Mereka suka saus spaghetti yang jenis lain, yang menurut mereka rasanya seperti mie ongklok.

Ada yang belum tau apa itu mie ongklok?


Mie khas Wonosobo ini diolah dengan cara direbus menggunakan ongklok, sejenis keranjang kecil dari anyaman bambu. Oleh karena itu mie tersebut dinamakan mie ongklok. Entah apa jadinya ya nama mie ini bila dulu alat bantu rebusnya menggunakan gayung :)

ongklok Wonosobo

Aku sendiri sih kurang begitu suka dengan kuah kental berkanji yang menjadi topping mie ongklok ini. Dan jadi hal yang membahagiakan kala ada saus spaghetti yang rasanya mirip-mirip dengan mie ongklok ini. Jadi kan aku bisa menikmatinya dengan bergembira ria.

Mau tau aja atau mau tau banget nih saus spaghetti rasa mie ongklok ini?

Tadaaaaa.... ini diaaaaa 




Kedua anakku yang pernah mencicipi mie ongklok langsung di Wonosobo sana sepakat banget kalau saus rasa barbeque ini mirip banget dengan kuah mie ongklok. Nggak tau deh yang aneh siapa dalam hal ini hahahaa... yang penting embat ajah spaghettinya. Nggak pake lama sebungkus spaghetti yang sudah diseduh itu pun langsung berpindah ke perut-perut kelaparan. 

Tak bersisa. Tiada sisa selain kepedihan hati emaknya yang harus cuci bekas celepretan saus ala ala mie ongklok tadi :(




* Foto mie ongklok dan anyaman ongklok diambil dari id.wikipedia.org
Read More »

05 Desember 2015

Berkunjung ke Penerbit Buku : Makin Cinta Baca dan Semangat Menulis


Ngobrolin tentang semangat membaca memang tak ada habisnya. Apalagi bila di sekeliling kita banyak orang yang sama gemar membacanya dengan kita. Serasa never ending love story kaaaaannn....

Pada postinganku sebelumnya telah kutulis tentang usaha untuk menaikkan semangat membaca dan menulis dengan menghadiri book launching. Kebetulan di Semarang ada beberapa teman penulis yang memang produktif menghasilkan karya berupa buku. Jenis bukunya bermacam-macam, ada novel, buku traveling, buku agama hingga ke pictorial book. Seneeengg sekali saat mendapatkan sharing behind the scene terwujudnya buku itu sendiri.

Asyiknya lagi nih, di Semarang sini aku bisa berkumpul dengan banyak perempuan yang memiliki minat yang sama. Dulu banget nggak ngeh apa itu Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN). Masuk ke komunitas itu juga nggak sengaja. Eeehhh...begitu ketemuan dan sering ikutan acara-acara yang diadakan oleh IIDN lama-lama merasa jadi anggota keluarga deh.

Gimana enggak merasa dianggap keluarga kalau di grup tersebut berbagai ilmu menulis dibagikan. Belum lagi uji nyali berupa event-event menulis pun silih berganti diinformasikan. Jadi ya, diriku yang tadinya hanya sekedar gemar membaca kini sudah mulai berani untuk menulis sesuatu. Menulis yang didasari oleh kecintaan terhadap aneka  bacaan.

Yuk baca juga tulisan lama namun berseri-seri ini :  IIDN??? enggak nyangka bangeeeddzzz...


ngubek ruang redaksi Penerbit Tiga Serangkai, Solo

Belum lagi saat komunitas ini mengajak para membernya untuk jalan-jalan bersama. Bukan sekedar jalan-jalan bersuka ria saja loh ini. Ibu-ibu dengan gembolan bayi ini tak putus semangat untuk menimba ilmu langsung dari penerbit.

Loh, suka membaca dan ingin jadi penulis kok malah ke penerbit? Kenapa enggak 'meguru' ke penulis senior saja?

Di IIDN Semarang sendiri sebenarnya sudah banyak penulis yang telah mondar-mandir di jagad persilatan buku. Namun yang bikin salut dari mereka itu ya, meskipun sudah menjadi penulis produktif, tetap saja andhap asor alias rendah hati, tetap menganggap ilmu menulis itu harus terus digali dari berbagai sisi. Bahkan tak jarang ada penulis tenar di antara mereka yang masih ikut workshop menulis. Malah diriku ini yang bukan siapa-siapa suka malas ikutan hihihiiii....

display aneka buku menarik di Tiga Serangkai

Menjalin silaturahim dengan penerbit penting juga bagi mereka yang ingin menjadi penulis. Pada saat kunjungan ke Penerbit Tiga Serangkai ini jadi tau deh segmentasi pembaca dari penerbit tersebut. Selain itu bisa mendapatkan informasi naskah-naskah seperti apakah yang masih dibutuhkan oleh penerbit.

Writer wannabe mana sanggup yak nulis buku?

Nah, pesimistis model begini ini yang sedapat mungkin kita dobrak. Sampai sekarang loh aku masih heran, dengan segala kemampuanku yang terbatas, Alhamdulillah bisa menyelesaikan naskah buku parenting Islami bersama kedua penulis keren lainnya.

melihat calon cover buku sendiri itu rasanya gimanaaaaa gitu loh

Anakku Tiket Surgaku yang telah beredar di tobuk
Ya, tawaran untuk mengerjakan buku parenting Islami ini kuambil dengan sedikit kenekatan. Gimana nggak nekat coba, aku kan belum terlalu sering menulis artikel parenting. Mengirimkan artikel parenting ke media massa juga tak pernah. Paling-paling sekedar menulis curcolan ala ibu-ibu saja di blog. Sanggup apa enggak ya ikutan project ini?

Namun setelah kupikir berulang-ulang, kapan lagi dong aku memaksa diri untuk menaikkan kemampuan kalau tidak ikutan project menulis seperti ini. Alhamdulillah, dengan tenggat waktu yang hanya sekitar 2 bulan, aku dan kedua penulis lainnya (Aan Wulandari dan Wuri Nugraeni) berhasil menyelesaikan buku berjudul Anakku Tiket Surgaku .

Luar biasa deh rasanyaaaa... khususnya untukku yang kebiasaan menulis asal-asalan saja. Saat berkunjung ke Penerbit Tiga Serangkai dan ditunjukkan calon cover buku, rasanya sudah melambung tinggi ke angkasa. Terima kasih banyak lhoooo para editor di Tiga Serangkai, sudah sabar sekali mengarahkan tulisanku yang 'berlarian' kesana kemari :)  Untungnya ya, buku parenting ini memang menggunakan gaya bahasa yang santai dan mudah dicerna. Berisi tentang berbagai pengalaman dan tips para ibu dalam mengarahkan putra-putrinya beribadah sejak kecil. Bagi pembaca yang masih memiliki anak kecil, bakalan berasa 'gue banget' deh saat membuka lembar demi lembarnya.

Bertemu langsung dengan orang-orang di balik layar yang ada di penerbit itu membuat kita jadi ngeh akan banyak hal. Bagaimana mereka harus memilah tulisan dari sekian banyak yang masuk, mengeditnya, menentukan tata layarnya, mencetak hingga ke proses distribusinya. Jalan panjang yang harus dilalui oleh buku tak lepas dari tangan-tangan dingin mereka. Penulis pun diharapkan tak hanya selesai menuliskannya, namun juga ikut memasarkan melalui teman-teman maupun sosial media.

Duh, mana bisa ya kemampuan menulisku meningkat bila tidak bergabung dengan IIDN ini. Untuk teman-teman di kota lain, ada juga kah komunitas menulis seperti ini? Yuuukk berkomunitas dan sharing berbagai hal yang bermanfaat.

Keluarga besar IIDN Semarang jalan-jalan ke Penerbit Tiga Serangkai

Read More »

02 Desember 2015

Book Launching : Memupuk Semangat Membaca dan Menulis


Siapa di antara teman-teman yang suka menghadiri book launching? Nggak ada?? hiiihhh... sendirian dong eike... nebeng siapa niiiyyy *bersandar ke abang ojek

Awal dulu aku gemar mengkhayal dan berani menuliskannya ke larik-larik kalimat dan kemudian mengirimkannya ke media tertentu ya gegara bergabung dengan komunitas menulis. Aslinya memang diriku hobi membaca sejak kecil. Mulai dari Bobo, aneka karya Enid Blyton, dan novel-novel petualangan anak-anak dari Alfred Hitchcock. Serasa tenggelam ke lautan tak bertepi deh kalau sudah pegang bacaan tuh.

Jaman dulu belum terlalu marak tayangan televisi yang penuh dengan tokoh-tokoh heroik idola anak-anak seperti sekarang ini. Jadi pilihannya kalau enggak baca buku ya gaul dengan teman-teman. Gaulnya tentu saja tidak melalui sosmed donk yaaaa (sembunyiin uban). Dahulu para anak harapan bangsa bergaulnya lewat berbagai permainan daerah sesuai asal masing-masing.

Di kampung halamanku yang paling ngetop waktu itu benthik, umbul, engklek dan thung pet. Hahahaa.. nggak tau deh itu harus ku-translate macam mana, lebih asyik menyebut nama permainan secara asli saja. Nah kalau sudah lelah bermain dengan teman-teman, baru deh aku kembali lagi mencumbui koleksi buku-bukuku. Sepaket book worm yang gahol di jamannya kaaannnn... ;)

Membaca ya sekedar membaca saja sih waktu itu. Terbawa suka mengkhayal juga sebenarnya, namun tak pernah berusaha menuangkan khayalan itu ke dalam bentuk tulisan. Baru-baru ini saja sih berani menuangkan tulisan dan dikirim ke media.

Begitu saja munculnya keberanian menulis?

Tentu saja tidak. Khusus untukku pribadi, it took sooooo long sebelum akhirnya berani merealisasikan khayalan menjadi tulisan. Jujur saja itu tak akan terjadi tanpa dorongan semangat dari sahabat-sahabat di komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis Semarang. Dari mereka lah tersulut panasnya hatiku, gelinya kupingku, dan gatalnya jemariku untuk mewujudkan rangkaian kalimat yang ingin kutulis. Setiap kali ada karya anggota komunitas yang terbit, rasanya gimanaaa gitu. Ya ikut bangga, ikut bahagia, tapi ikut mangkel karena aku kok tak kunjung bisa seperti si penulis itu.

Saat menghadiri book launching karya Aan Diha, penulis dan editor handal dari Semarang

Pengin nulis tuh sebenarnya nulis apa siiiyy... Asal tulis saja kah?

Semakin banyak membaca karya-karya yang ditulis oleh para sahabat, maka sedikit demi sedikit jadi paham tentang alur cerita dari sebuah buku. Apalagi bila buku tersebut dalam bentuk novel ya. Ada grafik konflik yang harus dikelola di dalam cerita agar tetap mematri perhatian dari pembacanya. Iyuuuhhh... ini dia yang sulit banget. 

Tak sekedar menulis fiksi saja yang kuperhatikan. Berbagai buku non-fiksi juga kubaca agar belajar juga mensarikan wacana yang digelar di masing-masing buku. Berawal dari hobi mengikuti book launching dan kopdaran dengan para penulis, Alhamdulillah sudah ada beberapa buku antologi dimana ada karyaku di sana. Yah, baru sebatas antologi nih, doain dong teman biar bisa punya buku solo :) Pengin keren juga donk kayak neng cantik Dewi Rieka yang kondang kaunang sejagad kos dodol itu :)

foto sama penulis keren dulu laahh... Mba Aan, semoga aku bisa produktif kayak dirimu


Read More »

01 Desember 2015

Mengatur Pola Makan



4 sehat 5 sempurna? Masih ingatkah pelajaran jaman kita kecil dulu?

<<<KITA??? LOE AJA KELEUUUSSS>>>

Iya sih, jaman daku kecil dulu di Sekolah Dasar diajarkan tentang makanan bergizi yang bermanfaat bagi tubuh dengan jargon terkenal 4 sehat 5 sempurna. Namun ke sini-sininya rupanya banyak sekali referensi menu diet sehat dan berbagai masukan yang berkaitan dengan asupan makanan yang sebenarnya  diperlukan oleh tubuh.

Pernah nih aku membaca tentang metode mengatur pola makan yang berupa food combining (FC). Pola makan jenis ini tidak menentukan pantangan terhadap makanan tertentu, hanya saja untuk karbohidrat tidak dikonsumsi bersamaan dengan protein  *lalu ngebayangin makan rendang di nasi padang tanpa nasinya *lalu dihajar para FC-ers

Inti dari pola makan FC yang kubaca dari beberapa sumber :
  • Makanan tinggi protein dikonsumsi tidak bersamaan dengan makanan tinggi karbohidrat. Jadi bila makan daging, kombinasikan dengan sayuran, bukan dengan nasi *kebayang kan yang nasi padang tadi :)
  • Jika di salah satu waktu makan sudah mengkonsumsi kombinasi protein-karbohidrat, maka di jam makan yang lain sebaiknya memilih kombinasi sayuran-karbohidrat.
  • Gantilah cemilan karbohidrat yang biasa ada di dekat kita dengan buah-buahan. Ngemil buah sepanjang hari tak mengapa, asalkan setengah jam sebelum makan aktivitas ngemil ini ditunda dulu
  • Konsumsi buah maupun jus buah sedikit-sedikit agar kadar gula darah tidak langsung melonjak. Di beberapa buah kan ada yang kandungan gulanya tinggi.
  • Dalam mengkonsumsi protein hewani, sebaiknya tidak lebih dari satu jenis protein dalam waktu yang bersamaan. Satu jenis protein hewani sudah mencukupi kebutuhan asam amino kita.
  • Mengolah makanan secukupnya saja dari bahan-bahan sealami mungkin. Memanaskan masakan berulang-ulang dapat menghilangkan gizi dari makanan tersebut.
  • Mari mengkonsumi makanan yang beragam agar tubuh tidak kelebihan dosis gizi dari salah satu jenis makanan saja.

Beberapa poin di atas belum semua sih, hanya kuambil inti-intinya saja yang menjadi dasar untuk diterapkannya pola makan teratur. Banyak teman yang berusaha keras menyusun menu diet sehat namun di sisi lain referensi kombinasi makanannya belum benar.

Bahkan kebanyakan orang masih lebih memilih makanan enak dibandingkan makanan sehat. Ya, aku sendiri juga masih begitu siiiihh.... Makanya jleb banget saat melihat video berikut ini :




Rupanya untuk menjaga keteraturan pola makan itu yang perlu kita perhatikan adalah : 
  1. Jangan asal kenyang. Iya sih, selama ini dalam bekerja memang aku masih harus sering 'berloncatan' kesana kemari, tidak duduk anteng saja di satu tempat, jadi masih sering mengajukan excuse ke diri sendiri bahwa aku butuh karbohidrat yang banyak .Walhasil nih pada nimbun kemana-mana :( Takutnya kan malah justru timbunan gulanya jadi berlebih.
  2. Membatasi waktu makan malam. Saat me time, ngeblog, dimana anak-anak sudah tidur dan lagi sendirian mantengin laptop, susah memang ya kalau mulut enggak ngunyah hehehee... Cobaan... cobaan....
  3. Perbanyak asupan sayuran dan buah untuk menjaga kadar serat dalam tubuh. Hal ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan. 

You can't help it
but your body can
Read More »