Tampilkan postingan dengan label Ernest. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ernest. Tampilkan semua postingan

26 Desember 2015

NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan


Everything happened for a reason...

Itulah yang nyantol di kepalaku begitu selesai menyaksikan film berjudul Ngenest. Unik ya judul filmnya? Mau tau apa itu sebenarnya Ngenest?

Para penonton televisi Indonesia, khususnya penggemar berat Stand Up, tentunya tau banget dong Ernest Prakasa, komika yang lihai melontarkan banyolannya melalui berbagai kalimat yang ceplas ceplos plus cerdas. Jebolan Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 2011 ini telah menuliskan kisah kesehariannya berbalut humor ke dalam 3 buah buku berjudul Ngenest - Ngetawain Hidup Ala Ernest. Dan trilogi inilah yang kemudian diadaptasi menjadi film.

Beruntung sekali aku bisa mendapatkan kesempatan untuk nonton bareng film berjudul NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan bersama dengan sang bintang itu sendiri. Sik asyik kaaaannn.... Di linimasa akun @ernestprakasa trending topic-nya lagi  #NGENESTmovie30des loh kawans... apa artinya ini?

Iya betul sekali, film keren dengan balutan komedi yang sangat kental ini akan tayang serentak di tanah air pada tanggal 30 Desember 2015. Jadi bagi penggemar film Indonesia dan fans Ernest Prakasa, don't miss the show yaaa... save the date ;)

Menjadi kebanggaan tersendiri bagi Semarang saat pertama kali Ernest mengawali roadshow terkait dengan #NGENESTmovie30des di kota ini. Justru tidak mulai dari Jakarta loh, huhuuyyy.... kota kecil tercintaku ini lah yang beruntung terpilih. Belum lagi saat bisa menjadi salah satu orang yang menyaksikan film ini pertama kali di Indonesia, senang sekali dong rasanya.

Mau tau tentang apakah NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan?

salah satu adegan di film NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan

Ernest terlahir di sebuah keluarga Cina dan tumbuh besar dengan berbagai bullying yang terpaksa diterimanya. Saat itu diskriminasi terhadap etnis cina memang masih sangat kental. Ernest menghadapi masa kecil dan remaja di jaman Orde Baru yang cukup berat. Sekuat apapun usaha Ernest untuk berbaur dengan teman-teman pribuminya, tetap saja bullying menjadi makanan sehari-harinya dalam pergaulan.

Ernest memiliki sahabat karib bernama Patrick. Patrick ini lah yang setia menemani dan melindunginya dari gangguan. Hingga ke masa kuliah pun Patrick lah yang menjadi tempat curhat dan dewa penolong. Apalagi saat Ernest naksir seorang cewek pribumi yang ditaksirnya di tempat les Bahasa Mandarin. Berkat pertolongan Patrick akhirnya Ernest bisa berkenalan dengan cewek bernama Meira.

Perjalanan cinta Ernest dan Meira pun mengalir meski pada awalnya ditentang oleh papa Meira. Si Papa memiliki pengalaman buruk dirugikan oleh orang beretnis Cina. Namun Meira dapat meyakinkan papanya bahwa tidak semua orang Cina berlaku buruk seperti itu.

Setelah berpacaran selama 5 tahun Ernest dan Meira melangsungkan pernikahan. Dan dalam perjalanan pernikahan itu, Ernest tetap dihantui bayangan bullyingnya di masa lalu sehingga ia sangat takut bila nanti keturunannya akan mengalami hal serupa. Oleh karena itu ia merasa belum siap memiliki keturunan dan menunda untuk punya anak. Padahal di sisi lain Meira istrinya sudah sangat menginginkan memiliki keturunan.

Lalu bagaimanakah kisah yang kemudian menjadi complicated ini akan berakhir?


Apa sih yang menarik dari film NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan?


NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan disajikan secara ringan dan menghibur, sekaligus inspiratif karena mengangkat isu asimilasi dan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Seperti kita ketahui di masa Orde Baru, etnis Cina memang mengalami diskriminasi dalam pergaulan keseharian.

Pemikiran kritis Ernest yang sebelumnya telah tertuang dalam trilogi bukunya ini ditangkap oleh produser dari Starvision Chand Parwez Servia. Beliau tertarik dengan materi yang dibawakan Ernest saat menjadi komika Stand Up Comedy. Materinya termasuk berani, soal issue diskriminasi yang disampaikan secara terbuka.

Dan saat dituangkan dalam bentuk film, kisah yang diadaptasi dari perjalanan hidup Ernest pribadi ini sungguh menghibur. Unsur komedi yang tidak hanya sekedar tempelan saja membuat para peserta nonton bareng di ruang theatre 4 bioskop Citra ini tak henti tergelak. Berbagai kejadian lucu yang tersaji via proyektor bioskop tersebut menurutku sangat padu dan manis.

Terus terang bagiku pribadi yang jarang mengikuti SUCI, film yang skenario, sutradara dan pemainnya Ernest sendiri ini sangat menghibur. Indonesia memang butuh sajian kisah aktual yang sarat pesan namun tidak berkesan menggurui.

Ernest Prakasa menggelar sesi foto bersama para fans

Kehadiran Ernest di Bioskop Citra, Mall Ciputra Semarang, sontak membuat gedung bioskop ini sesak dan padat merayap. Para fans Ernest tentu saja tak mau melewatkan moment bertemu dengan idola mereka. Sesi foto bersama pun diadakan di depan pintu masuk area bioskop.


Selepas nonton bareng dan foto bersama itu, Ernest Prakasa dan 3 orang pemain lainnya di film NGENEST menggelar press conference. Beruntung sekali rasanya aku bisa bertatap muka langsung dengan Ernest tanpa harus berdesak-desakan :)  Pihak organizer acara ini telah mereservasi sebagian tempat di gerai KFC yang ada di mall. Para awak media cetak maupun online plus blogger diberi kesempatan untuk tanya jawab secara langsung dengan Ernest.

Pada sesi tanya jawab ini Ernest mengemukakan bahwa kendala paling besar yang dialaminya adalah saat menjalani 3 task utama di film, yaitu sebagai penulis skenario, sutradara, sekaligus pemain. Semula Ernest menolak untuk menjadi sutradara, dia ingin peran sutradara dipegang oleh orang yang benar-benar ahli di bidangnya. Namun sang produser meyakinkan bahwa Ernest sanggup mengatasinya. Sebagai pemeran utama film sekaligus pemilik kisah kehidupan yang diangkat di film ini, Chand Parwez Servia yakin Ernest adalah orang yang paling mengerti mau dibawa kemana cerita film tersebut dan seperti apa esensinya.

Nah, kawans tentu sudah banyak menyaksikan film Hollywood nan keren yang diperankan plus disutradarai sendiri oleh aktor utamanya. Bagaimana jadinya film yang dijendrali sendiri oleh seorang komika Indonesia? Nggak afdol dong tentunya bila tidak menyaksikan sendiri film tersebut.

Ingat tanggal pemutarannya ya... 30 Desember 2015 serentak di bioskop-bioskop kesayanganmu. Don't miss it :)

kapan lagi bisa satu frame dengan Ernest Prakasa :)
Read More »