Tampilkan postingan dengan label berdamai dengan diri sendiri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berdamai dengan diri sendiri. Tampilkan semua postingan

06 Februari 2015

Berdamai dengan Diri Sendiri

Pergi terus.... nyari duit teruuuuss...

Kapan di rumahnya? Kerja melulu, anak-anak nggak keurus.

credit
Hedewww... Nggak dulu enggak sekarang, komen-komen di atas masih sering kudengar. Bahkan tetangga ada yang terang-terang suka berbasa-basi dengan kalimat di atas. Penginnya sih marah ya. Sudah capek seharian di kantor, ketemu tetangga sekelebat saja doremifasolasi-nya fals banget gitu.

Tetapi kayaknya malah menghabiskan energi dan merusak mood deh kalau diladeni. Soal ngurus keluarga kan gak perlu laporan kemana-mana ya. Kuanggap saja memang hanya itu kosa kata yang dimiliki tetanggaku untuk mencoba mengakrabkan diri denganku.

Perdebatan panjang SAHM dan ibu bekerja bukan topik yang akan kubahas kali ini. Aku sudah pernah menjadi SAHM dalam salah satu kurun perjalanan hidupku. Karena satu dan lain hal, sampai sekarang aku masih bekerja di luar rumah, plus melakukan aktivitas lainnya selain urusan pekerjaan formal. Meskipun skala prioritas sering tumpang tindih, aku bahagia sekali karena berhasil berdamai dengan diri sendiri

Selama ini kebanyakan teman sekolah, kuliah, bekerja dan sahabat dunia mayaku taunya aku ini orangnya 'koplak', antagonis dan tak pernah bersedih. Namun pernah dalam suatu masa aku mengalami fase hidup terberat. Ya walaupun sekarang juga masih banyak masalah, tetapi bisa terasa ringan karena aku sudah sanggup berdamai dengan diri sendiri. Tidak seperti yang tergambar di tulisan ini, masa-masa di mana ekspektasiku terlalu besar pada sesuatu dan seseorang. Tahap dimana aku men-Tuhan-kan yang tidak sepatutnya kuagung-agungkan :(

Namun aku kian bersyukur pernah menghadapi masalah berat itu. Aku jadi paham betapa tak ada artinya uang dan pekerjaan bila kita tak mampu menikmati hidup dan bermanfaat untuk orang lain. Dulu dari jam 7 pagi hingga hampir jam 9 malam semestaku hanya berada di lokasi pekerjaan. Tak ada waktu untuk teman, tak ada kesempatan untuk bercengkerama dengan keluarga. 

Aku bersyukur tiada henti. Bahkan sampai saat ini aku terus berterima kasih pada rencana indah yang Allah berikan padaku. Seperti halnya rencanaNya untuk setiap makhlukNya. Melalui perjalanan panjang meniti hidup, pindah pekerjaan kesana kemari, hingga kini aku sudah menemukan yang sepertinya pas banget dengan segalanya.

Pas duit habis, pas transferan masuk.
Pas lagi hectic urusan sosmed, pas kerjaan low season *plaaakk...

Di tempat kerja yang sekarang, yang penting pekerjaan beres. Meskipun masih terpaku pada jam kerja, aku tidak lagi harus seperti pekerja romusha yang ibarat hape kehabisan baterai sebelum di-charge dan power banknya belum sempat di-charge juga ;) Hiruk pikuk manusia dan tekanan kerja yang tinggi sudah tak terasa lagi karena aku sudah mampu berdamai dengan diri sendiri. Walhasil hati senang walaupun tak punya utaaangg :p

Jam kerja yang tak sesadis dulu membuatku bisa menambah quality time dengan keluarga tercinta dan teman-teman. Bahkan ada hari tertentu dimana booking jatah cuti kupersiapkan untuk satu event bersama teman-teman.


 bisa jalan-jalan sembari ngajak Vivi ke penerbit Tiga Serangkai di hari kerja ;)
bisa punya waktu berfoto narsis bareng Faris ;)


me time bersama teman2


Bahkan di antara padatnya pekerjaan kantor dan hobi ngalor ngidul itu, aku masih bisa jualan online yang memang sudah kutekuni sejak tahun 2009 dulu. Kecil-kecilan sih, tapi hanya di situlah aku bisa merasakan jadi bos untuk diri sendiri hihihiii.... Jualan bros, bandana, taplak meja, sarung henpon, ikat pinggang dan aneka aksesoris lainnya berbahan dasar benang rajut. Hasil karya kakakku ini alhamdulillah sudah berhasil kujualkan kemana-mana bahkan hingga ke luar Jawa. Ada yang mau pesan kah? Hawa ngelapak sudah mendarah daging nih. Bukankah ada kata-kata bijak : gelar sarjana itu perlu, tapi gelar dagangan jauh lebih penting ;) Sempat kubuatkan blog juga nih jualanku, menggunakan brand BC Collection. Namun pesanan offline dan via Facebook sepertinya membuat pemilik blog hobi banget pelihara laba-laba di sana ;)

Jadi kira-kira masih pantaskah saat ini aku bertarung dengan segala perasaan negatif yang muncul seperti contoh di awal postingan tadi? Enggak kaaannn... Selalu akan ada perasaan tersinggung, marah, didzolimi dan sebagainya manakala kita tak bisa menciptakan kedamaian di hati kita sendiri. Masih banyak pilihan dan hal positif untuk dilakukan selain mengasihani diri sendiri yang bikin nyesek hati. Setuju?



love you all....


Read More »