27 April 2015

Kapan Ada Kelas Inspirasi Semarang Lagi?

Hutang terbesar itu adalah manakala punya janji mau lanjut posting tapi gak kelar-kelar bahkan setelah waktu berlalu begitu cepat. Ngapain aja sih selama ini sampai-sampai agenda mau bikin postingan ketiga (setelah yg pertama dan kedua ini) tak kunjung dilakukan. Di sinilah orang-orang yang ngutangin diriku merasa sedih :p

Jadi ingat kalau belum nyelesaiin cerita tentang Kelas Inspirasi gara-gara membaca sekelebat di salah satu grup whatsapp bahwa panitia untuk Kelas Inspirasi Semarang (KIS) 2 sudah terbentuk. Kira-kira kapan ada Kelas Inspirasi Semarang lagi?

Bagi yang sudah mengikuti dua tulisanku sebelumnya, pasti udah tau persiapan yang kulakukan untuk menghadapi momen istimewa ini. Lantas apakah kejadiannya di hari H seistimewa yang kubayangkan?

H-1 sudah mules saja rasanya meskipun persiapan kurasa sudah matang semua. Alat peraga beres, plot mengajar pun sudah kutulis detail-detailnya, nanti tinggal mengembangkan saat mengajar di depan kelas. Nah, tapi saat mengajar nanti mau pake baju apa ya? Sehari-hari di pabrik aku terbiasa menggunakan kaos dan celana jeans, namun bagi semua sukarelawan KIS diwanti-wanti untuk tidak mengenakan baju jenis ini. Biar menghargai pihak sekolah gitu maksudnya. Jadi....jadi apakah selama ini aku tidak menghargai pabrik tempatku bekerja??? *bertanya pada rumput yang bergoyang ngebor

Kalau udah urusan baju rapi memang paling pening deh, secara aku nggak punya baju-baju resmi. Palingan cuma punya beberapa baju dan bolero batik, baju putih, dan kemeja kotak-kotak. Perempuan macam mana ini ya bajunya enggak memenuhi standar putri Indonesia? ;)

belajar untuk menginspirasi dengan bantuan boneka Masha
Nggak mau mentok di urusan baju akhirnya kupakai saja salah satu baju batikku, yang mungkin ya tinggal satu-satunya yang muat heheheee...

Nah begini aja deh yaaa... pake batik, dipadu dengan pashmina bahan kaos yang lembut dan adem, pastinya nyaman untuk mengajar sampai siang. Tak lupa kubawa asisten cantik berbaju merah itu tuuuhh... Iya si Masha... Sengaja beli yang murah saja di penjual boneka pinggir jalan, biar nanti kalau dianiaya anak-anak penyesalanku tak menghantui seumur hidup *horeeee lebaaayyyy....

Etapi beneran loh Masha ini menyelamatkanku di jam pertama mengajar. Sebelumnya kita lihat dulu yuukk video buatan relawan videografer Kelompok 5 ya



Gimana, keren kan aku? *plaaaakkk

Jangan dikira apa yang kualami seindah yang ada di video itu loh. Beneran. Saat menghadapi anak-anak pintar yang duduk di Kelas 1, aku bersyukur tak terhingga bahwa sehari-hariku di pabrik cuma harus berhadapan dengan kuli angkut dan pekerja kasar yang bebas kuajak duel ;)  Menghadapi anak-anak kecil tumpuan harapan bangsa begini harus lebih banyak sabarnya dan pinter-pinter memutar akal agar mereka tetap konsentrasi.

Dan Kelas pun Dimulai


Sebelum mulai mengajar, semua relawan diperkenalkan di hadapan seluruh sekolah. Ada Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, guru-guru, semua murid dari kelas 1 hingga kelas 6. Masing-masing relawan diminta untuk memperkenalkan diri.

Gugup?? enggak dooongg.... Mba Cassandra iniiihhh... Enggak gugup tapi nervous maksudnya :) Meskipun tahun 2001 pernah jadi guru SD selama setahun, tapi belum pernah narsis di hadapan seluruh sekolah macam begini. Ngeri-ngeri sedap deh saat gaya banget memperenalkan diri tanpa bantuan mic. Eee bener loh, suaraku cukup lantang dan bisa didengar seluruh penjuru sekolah. Mandor pabreeeeekkkkk.... ;)

 jam pertama langsung mengajar di Kelas 1

Sesi mengajar pertama aku masuk di Kelas I. Phewww.... Dari awal sudah keder sebenarnya saat ditawarin mau nggak ngajar kelas I. Berhubung yang lain jauh lebih keder, akhirnya aku lah yang sok-sokan banget menawarkan diri untuk handle mereka. Sukseskah?

Di menit-menit awal suasana masih asyik dan penuh suka cita saat mengajak mereka bernyanyi dan main tebak-tebakan. 'Tokoh populer' di kelas juga sudah kelihatan, seorang anak laki-laki yang maunya jadi pusat perhatian dan mengganggu teman-temannya terus. Sesuai dengan petunjuk Pengajar Muda di postinganku sebelumnya, anak model begini lebih baik diajak ke depan agar dia juga belajar menjadi terarah dalam menyalurkan energinya.

mulai berebut alat peraga
Namun rupanya tidak hanya bocah ganteng tadi saja yang harus kukendalikan. Begitu alat peragaku yang sudah kubangga-banggakan itu kukeluarkan, wuiiiihhh.... suasana seketika hingar bingar. Semua anak maju ke depan untuk mendapatkan gambar lucu-lucu yang kujadikan peraga itu. Tak hanya ingin memegang satu, mereka saling berebut kala gambar yang diincarnya tak didapatkan. Tiba-tiba jadi ingin bersandar di bahu Draco Malfoy dan minta diajarin mantra dahsyat untuk menaklukkan anak-anak ini :D

Mana  habis itu boneka Masha-ku dilempar-lempar pulak :(  Aku jadi mengerti kenapa teman-temanku satu kelompok pada menghindar dari anak-anak Kelas I. Begini to rupanya yang mereka khawatirkan. Ya yaaa... tak mengapa lah, the show must go on. Namun saat 'tokoh populer' tadi sudah mulai anarkis dan mengambil pensilnya untuk ditancapkan ke tangan temannya, hati ini merinding juga. Terpaksa bocah tersebut kuserahkan kepada wali kelasnya untuk ditenangkan. Tak bisa dipungkiri lagi, sekolah dasar yang berada di kawasan pinggiran ini memang murid-muridnya berasal dari keluarga-keluarga yang mengalami tempaan hidup cukup berat. Perilaku bocah tersebut mungkin saja merupakan dampak dari lingkungan kesehariannya. Peristiwa ini tentu saja cukup berat bagi  relawan sepertiku yang belum memiliki pengetahuan memadai tentang karakter masing-masing murid di kelas.

Ketika akhirnya aku bisa menyelesaikan 40 menit sesi mengajar secara SOLO dan masih utuh jiwa ragaku, aku bisa menghirup kelegaan luar biasa. Duduk di kantor guru barang beberapa menit nikmat sekali rasanya, meneguk minuman untuk membasahi tenggorokan yang sudah kering kerontang dan sepertinya ada beberapa urat leher yang mulai varises *lebay seri lanjutan :D  Nggak mbayangin deh guru Kelas I itu yang tidak bisa melegakan diri sepertiku karena dari pagi hingga siang harus menghadapi 'tokoh populer' plus teman-temannya yang 'ganas' itu. Ahahahaa.... Ini dia preman pabrik yang takluk pada bocah Kelas I  :D

Sesi Mengajar Berikutnya dan Mimpi Indahku

ekspresi relawan Kelas Inspirasi Semarang yang hits ituh ;)

Sesi berikutnya adalah mengajar Kelas V dan Kelas VI yang digabung menjadi satu karena murid kelas VInya hanya 5 orang. Pasca pengalaman di kelas sebelumnya, mengajar di kelas ini terasa seperti liburan di pantai deh. Damai dan santai ;)

Tentu saja ini bisa terjadi karena pada usia anak di level tersebut sudah berbeda perilakunya. Saat diajak bicara sudah lebih konsentrasi. Saat ditunjukkan alat peraga sudah bisa menunjukkan ketertarikan terhadap informasi tentang negara-negara lain yang ada di belahan bumi. Saat diajak bermain tebak-tebakan tentang alat transportasi mana yang paling pas untuk membawa barang, mereka pun sudah bisa memberikan feedback yang tepat.Tak ada kesulitan yang berarti bagiku saat menjelaskan kepada mereka tentang prosedur export standar. Well done.

Dan sesi terakhir mengajar adalah masuk ke Kelas III. Berhubung hari sudah mulai siang, konsentrasi anak-anak sudah mulai buyar. Mereka sudah ingin sekali jajan dan makan. Relawannya juga sudah mulai lapar ini :)

relawan Kelas Inspirasi Semarang bersama balon impian

Para relawan dari Kelompok 5 yang berlokasi di SD Islam Syahidin ini mengakhiri rangkaian Kelas Inspirasi dengan pembacaan puisi yang dengan lantang dilakukan oleh 3 orang murid putri Kelas V dan VI. Sebagai penghujung acara, tiap-tiap anak menuliskan cita-citanya dan ditempelkan ke balon warna warni dan kemudian menerbangkannya beramai-ramai. Meriaaaahhh sekali suasananya.

Kelompok 5 KIS bersama para guru SD Islam Syahidin Semarang

Kapan-kapan ada Kelas Inspirasi Semarang lagi ya mbak-mbak dan mas-mas... begitulah pesan dari Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah. Diharapkan makin banyak pihak yang bersedia meluangkan satu hari dalam rutinitas kerjanya untuk memberikan sedikit inspirasi kepada anak-anak harapan bangsa. Kalau bukan kita yang membantu mereka mulai bermimpi tentang apa yang bisa mereka lakukan di masa depan nanti, siapa lagi coba yang bisa?

Aku jadi bermimpi suatu hari nanti ada salah satu dari anak-anak yang kuajar tadi menghampiri, menunjukkan sesuatu kepadaku, lantas kami bisa bergembira bersama. Bukaaann... bukan bukti kesuksesan mereka yang kumimpikan, namun impian sederhana yang mendasari langkah-langkah lebar mereka lah yang tentunya akan membuatku bahagia.

Kelas Inspirasi.... bangun mimpi anak Indonesia.....

Biarpun badan adem panas dan tenggorokan kering kerontang setelah mengajar, gaya tetap juara lah yaaa....

Bagi teman-teman yang belum bergabung di kelas inspirasi sebelumnya, silakan merapat ke page Kelas Inspirasi Semarang maupun kelas-kelas inspirasi di kota yang lain. Bukan Kelas Inspirasi yang harus menghampirimu, tapi niatan baikmu lah yang seyogyanya menuntunmu ke sana. Rite?  Hare gene semua kan bisa digugling ;)

Daaaannn.... I miss my team : Mas Rudi, Mas Nafir, Eka, Ika, Gilang (dan Petra Monica), Taufik, Nunung, Fani dan brondong imut Roby. Kapan kita kumpul-kumpul heboh lagi nih, KI berikutnya? ;)  Juga pada fasilitatorku Gayuh dan Indriy. Spesial untuk Indriy, selamat ya sudah kepilih menjadi 'sumbu kompor' alias koordinator untuk Kelas Inspirasi Semarang 2. Selamat mengabdi dan menginspirasiiiiii :*


-- Photo courtesy : tim fotografer & videografer KIS Kelompok 5 

32 komentar:

  1. Jadi ingettt punyaku juga msh di draft semuaaa hahahaha

    Uniek emang kerennn 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo ndang diposting Nung....dirimu jauh lebih keren.

      Hapus
  2. Mbak waktu mengajar di kelas itu ada tim foto juga ya? kok bisa ada foto candid mbak uniek :) Mengajar kelas 1 itu tantangan banget ya mbak. Ini komenku udah panjang belum ? :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang klo komennya belum panjang mau ditambahin mba? :p
      Di tiap lokasi Kelas Inspirasi, selain ada relawan pengajar, ada juga relawan fotografer dan videografernya mba. Klo nggak gitu kan ntar sia2 dong daku sudah narsis abis gitu kagak ada yg ngerekam ahahahaaaaaa *glek...kemasukan lalat

      Hapus
  3. Menarik sekali ya mb Uniek. Jadi pengen ikutan, ih. Etapi emang boleh ibu RT ikutan? hehe...inspirasinya apa dong?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya di kelas inspirasi itu memberi gambaran akan mimpi tentang masa depan mba. Apa yang nantinya bisa mereka lakukan untuk mendukung kemandirian dan pencapaian mereka sendiri.
      Ada juga yang ibu RT dengan memiliki usaha sendiri, seperti memasak maupun crafting ikutan di kelas inspirasi ini. Kalau untuk lebih jelasnya sih lebih baik Mba Ika browsing tentang kelas inspirasi ya, takutnya aku salah nih komennya :)

      Hapus
  4. Ngakak kenceng baca dan lihat foto mbak Uniek yang rebutan 'Masha' sama anak terpopuler *eh, salah ya

    Aku kok jiper sik yo setelah baca tulisan ini. Energiku sedang piknik nih mbak :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa di-manage koq mba energinya, ntar minta yg kelas 5 dan 6 saja :)

      Hapus
  5. Aku bari tahu bbahwa ddirimu pernah jadi guru SD selama 1 tahun loh. Pantas di group nbakcer dirimu sellau tampil sebagai penetral dan penengah... jiwa keguruannya kayaknya masih ada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mb Ade terlalu menyanjungku nih hehehe... jiwa guruku tipis sekali kok mba, wong dulu pas ngajar malah lebih asyik hepi2 dg murid2ku :)

      Hapus
  6. pasti jadi pengalaman seru yang tak terlupakan ya mak...

    BalasHapus
  7. Ternyata dibalik peran antagonis terselip aura keibu guruan... :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamyu kan tau sejatinya diriku mba ;) *sibak poni *ponine jarang :D

      Hapus
  8. Duh, kacian Marsha dilempar-lempar. Pusing nanti kepalanya hihihi Ternyata emak antagonis bisa kalah juga sama anak kelas 1 SD, ya? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaa... Mak Chi udah pernah nyoba ikutan Kelas Inspirasi? Hayoookk rasakan juga apa yg kurasakan ini hihihiii

      Hapus
  9. sangat recomended utk berguru cara bercerita yg menarik dan membuat audience terpana neh. Serius banget, saya msh gagap total kalau bercerita durasi panjang di depan anak-anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama mba...unpredictable tuh anak2 responnya. Beda banget dengan audience orang dewasa yg responnya biasanya sesuai harapan kita :)

      Hapus
  10. aiiih...jadi inget masa-masa jadi guru duluuu...seruuu dan menyenangkan..bikin kangeeen mak :)...Kelas Inspirasi memang oke bangeeet yaaa

    BalasHapus
  11. Sudah dibuka ya KI Semarang 2. Pengen ikut tapi di bulan yg sama sudah ada jadwal lain hiks. KI itu memang bikin nagih. Seru ya seperti.pengalamanmu, mak....

    BalasHapus
  12. Sudah dibuka ya KI Semarang 2. Pengen ikut tapi di bulan yg sama sudah ada jadwal lain hiks. KI itu memang bikin nagih. Seru ya seperti.pengalamanmu, mak....

    BalasHapus
  13. Hwaa serunyaaa :) suka foto terakhir, kocak dan kesannya, "yeaay selesaaai, alhamdulillah" hahaha.

    Haha, anak kelas 1 bikin momok, tapi kadang kalo nemu yang semuanya pasif bikin pusing juga ya mbak Uniek. Suka banget deh bacanya, terkenang kegiatan KI tahun lalu. Kangeeen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaa Mas Yayan tau banget yah itu wajah2 frustrasi sekaligus bahagia :D

      Iya jadi kangen KI lagi. Mau siap2 asupan vitamin penguat mental dan daya tahan leher aaah hahahaa...

      Hapus
  14. Ferdias Bookelmann

    Memang mbak, anak-anak SD sekarang aktif banget, pede abiz ga kayak jaman kita dulu. Ngoceh mejanya langsung dipukul penggaris kayu ......hihihi ..... Top banget mbak.

    BalasHapus
  15. Ketagihan yaaaa ^^ aku pengen jugaaaa

    BalasHapus