I am Indonesian and speak English a little.
Tsaaahh...udah begaya banget nih aku nulis begini hihihii... Padahal kalau tau ya tadi bolak-balik ngegugel biar tau sudah bener apa belum itu susunan kalimatnya. Iya, sekedar satu kalimat begitu rasanya keringetan banget saat ingin memastikan sudah benar apa belum.
Sejak kelas berapa sih kita mendapatkan pelajaran Bahasa Inggris? Kalau aku sih baru di bangku SMP mendapatkan pelajaran tersebut. Beda sekali ya dengan anak jaman sekarang yang bahkan sejak di playgroup sudah dilatih untuk menguasai bahasa internasional yang satu ini. Nah, makanya ketauan toh kualitas berbahasa Inggrisku yang levelnya medok banget ini :)
Beneran loh, bagi yang sudah pernah ketemu langsung dengan diriku pasti bakalan ngikik mendengarkan logat bicaraku. Jangankan logat saat berbahasa asing, saat berbahasa Indonesia pun bakalan ketauan deh aku ini berasal dari mana. Ho oh, medok Jawa banget ndaaa... Jawa Semarangan to be precise ;)
Malu ketauan medok?
Enggak lah, setaraf bapak presiden tercinta pun beliau tetap melaju dengan kekhasan logat bahasanya. Ya kan memang orang Jawa, mau gimana lagi. Begitu pun diriku, sejak lahir ceprot sudah diayun-ayun dan dijaga dengan penuh kasih dalam nuansa Jawa. Berasa alien nggak sih kalau tiba-tiba enggak nJawani lagi? :)
Sebenarnya bukan mau ngebahas logat bicara nih. Kali ini aku ingin sedikit mengajak sobat blogger menengok sedikit ke asal muasal diri kita masing-masing. Setinggi apa pun kita terbang dan menguasai berbagai ketrampilan level internasional, masih teringatkah kita pada budaya dan bahasa daerah kita masing-masing.
Saat ini anak-anakku sudah tidak begitu fasih lagi berbahasa daerah. Salah siapa ini? Ihiks... ya salah siapa lagi kalau bukan salah orang tuanya *melipir.... Teringat di masa kecilku dulu betapa kuat usaha alm. bapakku untuk membuatku paham sepaham-pahamnya atas bahasa ibuku sendiri. Sampai-sampai beliau berlangganan majalah Panjebar Semangat untuk mematenkan bahasa tersebut di memoriku. Meskipun tampilan majalah ini so yesterday tapi aku suka banget loohh... terutama dengan rubrik membaca tulisan Jawa dan cerita misteri. Huhuuyy... cerita yang beraroma horor gitu kan bila disampaikan dalam bahasa daerah sensasi merinding diskonya kerasa bangeeettt.... Ada istilah 'makdlewer' dan 'makjegagik' yang susah mencari padanan secara tepat dan singkat dalam Bahasa Indonesia.
Bagi yang berasal dari Jawa dan semasa kecil pernah mendapatkan pelajaran menulis aksara Jawa, coba sini mamak tjantik mau tanya, masih pada bisa apa enggak nulis Jawa? Oke...kalau menulisnya sudah tidak fasih, apakah membaca tulisan Jawa masih bisa?
Sumangga.... yuk melancarkan peredaran darah dikit yuuukkk :)
Itu huruf-huruf Jawa paling basic lho sodara-sodara.... nggak tau? Iiihh....alien darimana kah dirimu? :p
Bagi yang bisa membaca tulisan di atas tadi, yuuukk sedikit naik tingkat ke tulisan-tulisan berikutnya. Ini kubuat dengan font Jawa yang kuinstal di komputerku. Masih level elementary banget loh ini tulisannya, mestinya bisa loh bacanya ;)
Yuukk seseruan dikit ya, boleh loh sobat blogger yang mau mencoba menulis dalam huruf latin bagi masing-masing nomer di atas di kolom komentar postingan ini. Hihihii... sedikit latihan sekaligus memanggil memori masa lalu. Bagi sobat blogger yang bukan berasal dari Jawa nggak pa-pa ya sesekali roaming nih. Boleh loh kalau mau sharing pendapat tentang fenomena 'alien' di diri kita masing-masing.
Ini bukan berarti aku berpendapat bahwa menguasai bahasa asing itu enggak penting loh. Frame of thinking-nya bukan ke arah itu lho ya, semoga tidak ada yang salah paham. Postingan ini murni tercetus dari rasa kecewa penulis terhadap dirinya sendiri yang belum sukses mengajarkan bahasa dan aksara Jawa secara holistik kepada anak-anaknya.