24 November 2018

Personal Branding di Media Sosial

menciptakan personal branding melalui media sosial


Seperti apa sih citra diri yang ingin kita sajikan di media sosial?

Sudah bukan rahasia lagi ya jika kita bicara tentang media sosial, kita bakalan berpikir postingan seperti apa yang ingin kita tampilkan di sana. Berbagai akun media sosial kita miliki dan bisa menjadi perantara diri kita dengan orang lain yang membaca dan mengikuti akun tersebut.

Banyaknya follower atau friend, atau bahkan seberapa banyak postinganmu mendapatkan Like atau Comment, kerap kali kita jadikan tolak ukur keberhasilan kita bermedia sosial. Benarkah jika kita berpikir seperti itu?

Seperti layaknya perusahaan yang ingin memposisikan produk barang atau jasanya di media sosial, diri kita pribadi pun tak luput dari apa yang dinamakan sebagai personal branding. Jika kita pernah menyadari ada salah satu produk dengan tagline "Apapun makanannya, minumnya XxxXxxxxXxxxx", lalu kemudian kita secara tidak sadar memosisikan produk tersebut sebagai minuman yang menyegarkan di segala suasana, maka branding dari produk tersebut telah kuat menancap di benak kita.

Pernahkah kita mencoba menggali lebih jauh, seberapa kuat personal branding yang ada pada diri kita di media sosial?

Saat seseorang memiliki preferensi tertentu terhadap suatu produk, rata-rata 90% dari mereka memilih untuk mencoba produk tersebut berdasarkan informasi dari orang-orang yang mereka kenal dan percayai. Hal yang sama juga berlaku untuk membangun personal branding. 

Membangun keterkaitan diri kita dengan teman ataupun follower merupakan satu hal yang pantas mendapatkan perhatian khusus. Meskipun kita bebas posting apa saja di media sosial, kita tak bisa melupakan bahwa kepercayaan seseorang terhadap diri kita pun bukan hal yang serta merta bisa didapatkan dalam sekejap.

Selama ini teman-teman telah merasa dikenal sebagai seseorang yang bagaimana sih? Lucu, geek, perfeksionis, nyinyir, modis, atau apa?

Banyak yang mengatakan bahwa apa yang tampil di media sosial belum tentu benar. Seseorang bisa menjadi se-fake yang dia inginkan, dengan cara apapun.

Nah, sebagai blogger, tentu saja secara pribadi aku tidak ingin menjadi sosok fake yang tampil serba sempurna dan ingin dikagumi. Justru dengan keunikan ataupun ciri khas tertentu, kita bisa diingat oleh orang lain. Blogger antagonis misalnya. *duuuuhh.... πŸ˜‚πŸ˜


personal branding melalui media sosial
personal branding, pic source : digitalmarketinginstitute.com

Yuk kita perhatikan, sudahkah kita melakukan hal-hal di bawah ini untuk memastikan personal branding kita sudah tercipta di dunia online :


Tunjukkan Kelebihanmu


Seseorang tentunya memiliki kelebihan di hal-hal tertentu, sekecil apapun itu. Kepercayaan diri harus dibentuk terkait dengan hal tersebut. Seorang blogger bisa jadi dikenal dengan ciri khas tulisannya. Atau bisa jadi dia telah mengusung tagline tertentu pada blognya, yang kemudian membuat orang lain teringat selalu padanya.

Semakin unik dan menarik postingan yang kita unggah di sosial media, maka teman ataupun follower kita akan berpikir jika kita lah leader di hal-hal tersebut. Misalnya ketika teringat pada seorang blogger, maka yang terlintas di benak kita dia itu adalah pakarnya review film Korea, atau bisa jadi dia seorang blogger yang gemar menulis resep makanan rumahan yang simpel dan kekinian. Atau bahkan kita teringat sekali tentang aneka permainan anak jika terkait dengan diri seseorang.



Pilih Media Sosial yang Tepat


Saat ini kita tinggal pilih mana saja media sosial yang ingin kita gunakan untuk posting berbagai konten yang telah kita buat. Kita bisa memilih beberapa yang memang tepat sasaran.


personal branding di media sosial


Jujur saja ya, mainan media sosial yang hanya facebook, twitter dan instagram saja sudah ngos-ngosan rasanya. Menjaga sinergi ketiga sosial media itu rasanya tak ada habisnya.

Menciptakan personal branding di media sosial tak sekedar diukur dari pencapaian like maupun engagement. Justru paling utama faktor dari dalam diri kita sendiri. Ingin seperti apa sih image diri kita pribadi dipahami oleh orang lain.


Konsisten Posting di Media Sosial


Pernahkah mengalami kondisi yang mengharuskan kita dalam sehari posting sampai berkali-kali? Atau malah sebaliknya, dalam beberapa hari tidak ada ide sama sekali untuk update media sosial.

Yeah, itu gue banget. 😁

Saking penginnya feed instagram yang rapi, kadang-kadang bingung sendiri mau unggah foto yang mana. Maunya sih dalam sebaris unggahan, ada 3 foto yang senada agar feed tampak kece. Apa daya ya, kadang kemampuan mentok, berbanding terbalik dengan kemauan.

Konsistensi dalam mengunggah sesuatu ke media sosial akan berpengaruh terhadap engagement kita. Namun perlu diingat, posting berlebihan pun juga bisa mengganggu. Idealnya sih dalam seminggu posting 3 hingga 4 kali. (sumber : digitalmarketinginstitute.com).


Mengunggah Konten yang Bervariasi


Ada kalanya mengunggah konten yang setema dalam kurun waktu tertentu membuat kita suka 'kepleset' memaparkan hal-hal yang terlalu personal dalam diri kita. Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak usah sungkan membuat konten yang bersumber dari orang lain.

Ide bisa datang dari mana pun, termasuk dari postingan orang lain. Selama kita bisa mengolah ide tersebut dan menjadikan postingan yang berbeda, rasanya tak ada larangan untuk kita melakukannya. Memperkaya wacana bisa dilakukan dengan sumber apapun. Justru dengan membuat konten yang berbeda dari yang biasa kita unggah tersebut akan membangkitkan keingintauan orang lain.



Menciptakan Image Positif


Disadari ataupun tidak, ketika apa yang kita unggah nyerempet ke permasalahan rasial, agama, etnis maupun politik, berbagai efek yang tidak diinginkan bisa saja muncul. Padahal kita bermedia sosial itu kan inginnya sharing sesuatu yang menyenangkan untuk diri sendiri, atau kalau bisa sih sekaligus bermanfaat untuk orang lain.

Postingan nyinyir terhadap golongan tertentu akan membuat teman dan follower kita jengah. Pernahkah teman-teman merasakan hal tersebut?

Aku jadi teringat pada fenomena unfriend dan unfollow yang pernah terjadi di kurun waktu tertentu. Terutama saat kondisi politik memanas. Duuuhh.. yang tadinya teman baik bisa jadi menjauh.

Ah, yang penting hubungan pertemanan di dunia nyata tidak sepanas di media sosial. Begitu yang pernah terucap dan menjadi pembenaran dari kondisi di atas. Namun menurutku, kini batas pemahaman karakter seseorang antara di dunia maya dan nyata sudah makin menipis. Orang makin bias ketika menafsirkan sesuatu yang kita unggah di media sosial.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu ingat, ketika mengunggah sesuatu di media sosial, sampaikan hal-hal yang positif. Sudah terlalu banyak hoax dan ujaran kebencian yang muncul setiap harinya di dunia maya. Salah satu kontribusi kita ya melalui postingan di media sosial yang positif.





Berinteraksi di Media Sosial


Salah satu yang dapat membantu terciptanya personal branding kita di media sosial adalah kecenderungan untuk berperilaku yang baik. Tak hanya di dunia nyata saja, di dunia maya pun tipe interaksi kita dengan teman dan follower akan menentukan personal branding kita.

Saat mengunggah sesuatu di akun media sosial yang kita miliki, sesekali ajukan pertanyaan juga kepada follower. Biarkan mereka menyampaikan pendapat tentang sesuatu yang kita jadikan pemantik komunikasi dua arah.

Alangkah nikmatnya jika kita tak hanya bisa berteman secara nyata saja. Berteman di dunia maya pun juga penting. Dengan berkomunikasi dua arah ini maka engagement dan personal branding kita akan perlahan-lahan terpatri di benak orang lain.

Begitu pun ketika ada teman kita yang sharing sesuatu hal dan dia butuh pendapat dari orang lain. Komen dan sampaikan pendapat kita. Kalau hanya dibatin saja kan teman kita itu tidak mendapat masukan yang positif dari orang-orang yang ada di dalam jejaring pertemanan media sosial.



Kira-kira adakah yang bisa ditambahkan lagi selain poin-poin di atas tadi terkait dengan personal branding di media sosial? Silakan sharing pendapatmu di kolom komentar, Kawan. Terima kasih.



Sumber bacaan : 

  • https://digitalmarketinginstitute.com/blog/2017-11-09-10-steps-to-building-your-personal-brand-on-social-media
  • https://www.forbes.com/sites/sujanpatel/2016/11/12/9-ways-to-use-social-media-to-build-your-personal-brand/
  • https://medium.com/swlh/personal-branding-101-on-social-media-3bccab81dc83

27 komentar:

  1. Aku pengen orang liat rawrku deh, Mbak, hahaha. Tapi ternyata aku tipe anak baik, jadi ngasih liat positif2 aja di medsosnya

    BalasHapus
  2. Baru tahu kalau idelanya posting 3-4 kali seminggu... hmm.

    BalasHapus
  3. Personal branding ini memang sangat penting ya Mbak. Tapi saya belum ada kemampuan. Postingan masih acak asut dan semau dewek. Makasih tipsnya Mbak. Sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  4. Tambahan tentang sesuatu yang diminati, keahlian atau passion. Carilah personal brandingmu di irisan ketiganya. Jadi enggak fake

    BalasHapus
  5. Aku juga kalo ga punya ide ngepost, yawes nyawang banget medsosnya mba Uniek. Hehhehe ... Aku soalnya bukan tipe yang bisa update banget setiap saat. Biasanya paling banyak interaksi pas akunya ngejob. Padahal ya bagusna bisa interaksi setiap saat ya mba. Biar personal brandingnya makin kuat.

    BalasHapus
  6. konsisten nih yg masih jadi PR, udah berhari2 ga posting foto IG karena gabisa buat foto bagus

    BalasHapus
  7. Bener banget mba. Menjaga konsistensi 3 medsos aja capek rasanya. Hihihi.. Ngos-ngosan. Boro-boro menjaga feed tetap rapi, posting aja jarang

    BalasHapus
  8. iyaa personal branding makin penting di media sosial. Maunya buat konten positif sharing tentang parenting gitu di FB dan IG tapi belum konsisten.

    BalasHapus
  9. lagi belajar merapihkan feed karena 3 adikku feed-nya rapih semua sesuai minat (ada yg isinya tentang desain dan mode, ada yg isinya tentang dunia sastra dan ada juga yg isinya soal dunia pergawulan di kantor) dan engagementnya tinggi

    melihat feed rapih itu menyenangkan apalagi klo topiknya selaras

    BalasHapus
  10. Dunia nyata dan dunia maya perbedaanya udah setipis ATM, mbak. jadi ya sama sih, harus jaga image, jangan nyinyir

    BalasHapus
  11. Aku mood'n mba posting tuh, kadang sehari 2. Kadang seminggu libur dulu. Ternyata bagusnya 3 kali seminggu ya, mba. Dicatet deh.

    BalasHapus
  12. Aku posting ngga tentu tergantung bahan dan malas instastory padahal katanya bagus buat engagement..huhu

    BalasHapus
  13. Konsisten itu yang aku belum bisa mbak uniek. Sok sibuk banget. Dan bp challenge ini aku ketinggalan banyak udah :(

    BalasHapus
  14. Konsisten itu sampai saat ini masih sulit bagiku, hehe. Makasih sharing dan tipsnya, Mbak. Mantul banget ��

    BalasHapus
  15. Bener banget mba, menjaga sinergi ketiga medsos nih bikin ngos ngosan,. Hahah. Tapi kalau terbiasa ya jadi mudah tapi untuk konsisten ini yang tak mudah.

    BalasHapus
  16. nah iya aku pun mba ngatur feed IG duh mentok pengen gitu rapi tapi apa daya kemampuan fotografi juga berantakan dan bingung juga iya mau yang mana yang diposting :D

    BalasHapus
  17. Saya sebetulnya lebih cerewet di social media. Makanya saya selalu berhati-hati di socmed. Jangan sampai berperilaku negatif cerewetnya. Khawatir nanti malah jadi boomerang

    Suasana memanas di socmed juga ngeselin. Tetapi, kadang-kadang hanya di dumay aja. Setidaknya di kalangan teman-teman saya sendiri. Ada beberapa yang memperlihatkan pro dengan kubu-kubu tertentu dna menjelekkan kubu lainnya. Tetapi, teman saya lainnya yang berlawanan, gak pernah saling berdebat socmed. Malahan di WAG pada akur aja gitu.

    BalasHapus
  18. Sama Mba Uniek, aku juga hanya fokus ke 3 sosmed, IG, twitter & FB, tapi duuuhh usahanya harus jor joran ya. Kalo nobody gini emang harus membangun personal branding sedari 0 banget. Pelan-pelaaan..... ga tau nih kapan sampai ke pucuk pucuk pucuk? *eh iklan yg pucuk itu bagus ya, nancep terus di kepala xD

    BalasHapus
  19. Bikin feed IG jejer 3 senada biar keliatan keren itu aku bangeet.. trus bingung cari stok foto, karena gak nemu akhirnya mentok pasang quote, hahaha

    BalasHapus
  20. Wah wah, ini sih ilmu yang sangat berfaedah nih. Banyak yang belom aku tahu. Tipsnya izin aku adopsiiii. 😍

    BalasHapus
  21. Ngomongin konsisten, aku tak merapat ke Bunda Uniek dan Bunda Lia dulu. Konsisten dalam segala hal sepertinya.

    BalasHapus
  22. Terakhir tuuuhh harus, menciptakan image positif, klau ngeluh ma bestpren ajaaa atau suami hahaha.
    Sering liat bbrp influencer makai medsosnya ngeluh, mau kasitau ntr dikira keminter, hmmm piye yaaa... #malahtakon

    BalasHapus
  23. dulu sempet aku tata feed IG dengan tampilan photo dg background warna putih setiap satu postingan bebas, dna memang jadi rapih sih. trus anakku bilang,kita lihat aja smp berapa lama ibu bisa bertahan, daan bener banget gak sampai 5 bulan kayaknya lalu aku mulai capek sendiri hiks....

    BalasHapus
  24. Nah kalo aku kekurangannya dalam berinteraksi nih hihi gimana nih personal branding ku yak :D

    BalasHapus
  25. Betul banget mbak, personal branding di media social ini penting banget. Kalau aku lagi menguatkan personal branding di instagram. Karena punya hobi motret juga sih.

    BalasHapus
  26. Kadang ada juga loh yang pengen dikenal personal Brandingnya dari kejelekannya. Haha.eh siapa itu? Beberapa oknum artis sih menurutku.

    BalasHapus
  27. Personal branding saya di media sosial biasa saja, �� masih bingung pengin dikenang sebagai apa. ����

    BalasHapus